KUR Mengoptimalkan Usaha UMKM di Cianjur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 Desember 2013
Kategori: Pro Rakyat
Dibaca: 359.866 Kali

foto_hlupaya dilakukan Pemerintah dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan  salah satunya memberikan pinjaman modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh perbankan. KUR yang dilaksanakan sejak tahun 2007 tersebut mendapat sambutan positif dari para pelaku UMKM di seluruh pelosok Tanah Air, karena terbukti membantu usaha mereka lancar dan berkembang.

KUR terdiri dari KUR mikro Rp 5 juta hingga Rp 20 juta, dan KUR ritel di atas Rp 20 juta hingga Rp 500 juta.  KUR diberikan kepada pelaku UMKM yang mempunyai usaha minimal berjalan enam bulan. Layak atau tidaknya pelaku UMKM memperoleh KUR adalah wewenang pihak perbankan setelah dilakukan survei ke lokasi usaha. Jika dari hasil survei dan analisa usaha tersebut memiliki prospek yang bagus, maka pihak perbankan memberikan KUR. Selain kelayakan usaha, persyaratan memperoleh KUR adalah melampirkan KTP, KK, foto, dan surat keterangan usaha.

Salah satu daerah yang melaksanakan KUR adalah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pelaksanaan  KUR mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Cianjur yang  aktif  turut menyosialisasikan KUR. Di Cianjur, realisasi KUR hingga triwulan kedua 2013 mencapai Rp94 miliar dengan jumlah nasabah mencapai 15.803 orang.

Dari total KUR Rp 94 miliar, sektor  usaha  yang  terbanyak  mendapat KUR adalah sektor perdagangan (restoran,  toko sarana produksi tanaman (saprotan), warung sembako, toko spare part, toko pakaian,  jual  beli ikan,  dan toko kue). Adapun tenaga kerja yang terserap dalam usaha-usaha yang dibiayai KUR sekitar 50.000 orang.  Hal ini berdampak kepada pengurangan pengangguran di Cianjur. Sebab, tujuan utama program KUR adalah meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha dan membuka lapangan kerja.

Suryadi (42), warga Desa Sindanglaya, merupakan salah satu nasabah KUR mikro yang memanfaatkan pinjaman modal tanpa agunan tersebut untuk menambah modal usaha batiknya. Usaha yang telah dirintisnya bersama istri sejak 2003 lalu mengalami perkembangan seiring dengan meningkatnya omset mereka setiap tahun. Hingga 2013, ia sudah 4 kali meminjam KUR untuk terus meningkatkan usahanya. Pertama ia meminjam sebesar Rp5 juta pada tahun 2010 dengan cicilan selama setahun. Dana tersebut ia pakai untuk menyewa kios di kawasan padat di Kecamatan Cipanas.

Setelah lunas, ia kembali meminjam sebesar Rp7 juta di tahun 2011, dan di tahun 2012 ia meminjam 10 juta. Dana KUR tersebut dipakai untuk menambah barang dagangannya yakni batik lawean yang langsung didatangkan dari Solo. Tahun 2013, ia kembali meningkatkan kuantitas dagangannya dengan pinjaman Rp15 juta dari KUR. “Saya bersyukur dengan  adanya KUR dari BRI, kami bisa mengembangkan usaha kami seperti sekarang,” ujar bapak tiga orang anak ini dengan senang. Dengan memiliki usaha sendiri, ia dan keluarga bisa lebih sejahtera. Penghasilannya kini juga jauh lebih besar dari pada awal membuka usaha. Jika di tahun 2003 per bulan sebesar Rp3 juta, tahun 2013 penghasilan mereka bisa mencapai Rp9 juta per bulan, terutama menjelang hari raya besar agama.

Manfaat KUR juga dirasakan peternak kelinci Yadi Mulyadi (31 tahun), warga Dusun Pasir Kampung Desa Cipanas Kecamatan Cipanas. Ia bersama istrinya Erni Mulyani (27 tahun) meminjam KUR senilai Rp1,5 juta dari bank penyalur pada pertengahan 2013 lalu. Dana tersebut ia pakai untuk menambah modal pengembangan ternak kelinci yang sudah mereka geluti sejak setahun terakhir. Awalnya Yadi memiliki 25 ekor kelinci, sekarang ia sudah memiliki 40-an ekor kelinci dan 3 ekor kambing. Penghasilannya pun bertambah. Awalnya hanya Rp250 ribu per bulan, kini sudah Rp400-an ribu per bulan. Penghasilan keluarga juga ditambah dari warung kelontong yang dikelola istrinya. “

sebelumnya hanya dibantu saudara saya karena saya bekerja di pabrik farmasi. Syukurlah, dengan modal pesangon dan KUR saya bisa mengembangkan ternak kelinci saya,” ujarnya.

KUR merupakan Program Pro Rakyat Klaster 3 dan diluncurkan Presiden SBY di Gedung BRI, Jakarta, tanggal 5 November 2007. Pemerintah memberikan jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Rp 2 triliun/tahun. Semula KUR  dilaksanakan   oleh 6 bank, lalu tahun 2010 diperluas menjadi 33 bank yang meliputi 7 bank nasional dan 26 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Pada periode  2007 – Juni 2013 realisasi KUR sebesar Rp 119,22  triliun  dengan jumlah nasabah 8,9 juta orang. Berbagai usaha yang mendapat manfaat KUR cukup beragam meliputi perdagangan, perikanan, pertanian, pertenakan, perkebunan, jasa dan lain sebagainya.

(Diana dan S.K.)

Pro Rakyat Terbaru