Lantik Tiga Deputi UKP PIP, Yudi Latief: Mengembangkan Pancasila Harus Libatkan Semua Komunitas

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Juli 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 21.736 Kali
Kepala UKP PIP Yudi Latief melantik tiga deputinya, di di aula Serba Guna, Gedung III Lantai 1 Kemensetneg, Jakarta. Rabu (5/7) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Kepala UKP PIP Yudi Latief melantik tiga deputinya, di di aula Serba Guna, Gedung III Lantai 1 Kemensetneg, Jakarta. Rabu (5/7) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief melantik 3 (tiga) orang Deputi yang akan membantu  struktur organisasi UKP-PIP, di aula Serba Guna, Gedung III Lantai 1 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta. Rabu (5/7) pagi.

Ketiga deputi yang dilantik berdasarkan salinan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor: 74/TPA Tahun 2017 tentang Pengangkatan Deputi di Lingkungan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) tertanggal 16 Juni 2017 itu adalah: 1.  Dr. Anas Saidi sebagai Deputi Bidang Pengkajian dan Materi; 2. Prof. Dr. Hariyono, M. Pd sebagai Deputi Bidang Advokasi; dan 3. Dr. Silverius Yoseph Soeharso, Spsi., S.E., M.M sebagai Deputi Pengendalian dan Evaluasi.(UKP-PIP).

Libatkan Semua

Dalam acara yang dihadiri oleh Dewan Pengarah UKP PIP: Try Sutrisno, Sudhamek, dan Wisnu B. Tenaya itu, Kepala UKP PIP  Yudi Latief mengatakan, bahwa Pancasila itu tentang kita, dari kita, dan untuk kita.  Oleh karena itu, cara mengembangkannya sebenarnya tidak bisa hanya mengandalkan unit ini.

“Indonesia terlalu besar hanya untuk diurus oleh UKP-PIP tapi harus melibatkan peran serta, gotong royong semua komunitas,” terang Yudi.

Menurut Yudi, bahwa Pancasila itu adalah titik temu kita di mana semua warna bisa bersatu. Mengutip Bung Karno, ia menyebutkan, Pancasila itu seperti meja statis,  unsur-unsur yang menyatukan kita, yang memungkinkan segala keragaman itu bisa menyatu.

Pancasila, lanjut Kepala UKP PIP itu, juga merupakan titik pijak kita yang disebut sebagai dasar filsafat atau dasar negara di mana rumah Indonesia ini didirikan. Tapi sekaligus Pancasila ini titik tuju atau yang disebut dengan next star, bintang penuntun kemana bangsa ini harus diarahkan.

Oleh karena itu, tegas Yudi, tanpa penguatan Pancasila, kita kehilangan simbol persatuan, kita juga kehilangan dasar kita berpijak, kita enggak tahu bangsa ini diarahkan kemana kalau ada masalah dalam kebangsaan kita.

“Sebenarnya merupakan kritik juga, Pancasila selama ini barangkali belum kita pahami, kita hayati, dan kita amalkan secara sungguh-sungguh,” ujar Yudi.

Kepala UKP-PIP itu juga mengingatkan beberapa ungkapan dari para pendiri bangsa, di satu sisi Pancasila itu menjadi pedoman perilaku para penyelenggara negara, sementara di dalam pokok pikiran keempat pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, menghendaki adanya undang-undang yang mewajibkan para penyelenggara negara untuk menjunjung cita-cita kemanusiaan dan cita-cita moral rakyat yang luhur.

“Jadi Pancasila jadi kode perilaku para penyelenggara negara. Tetapi di saat yang sama, Pancasila juga sebagai pandangan hidup, laku hidup, pendirian hidup di tengah-tengah masyarakat,” tegas Yudi.

Maka Seperti Profesor Soepomo jauh sebelum John F. Kennedy, Kepala UKP PIP Yudi Latief mengatakan, di dalam alam Pancasila warga negara jangan selalu nanya apa yang dapat diberikan negara pada rakyatnya, tetapi tanyakan apa yang dapat dilakukan warga negara terhadap bangsa ini.

Yudi berharap pelantikan ketiga deputi Kepala UKP PIP itu merupakan starting point yang baik. Ia mengemukakan, sudah secara bersungguh-sungguh memilih scholar-scholar terbaik di bidangnya masing-masing untuk melengkapi unit ini supaya bisa bekerja secara lebih komplementer, saling mendukung.

Yudi menegaskan, UKP-PIP tidak ingin mengambil kewenangan dari kementerian dan lembaga (K/L) yang ada. Namun, hanya untuk merekatkan, mensinkronisasikan, mengkoordinasikan supaya program-program Pancasila yang akan ada di berbagai K/L itu bisa lebih sistematik, terstruktur, sehingga bisa bekerja sama untuk mengarusutamakan kembali Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa ini.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Sekretaris Kabinet Ratih Nurdiati, Utusan Khusus Presiden yaitu: Alwi Shihab, Rahmat Witoelar dan Eddy Pratomo, Staf Khusus Presiden Lenis Kagoya, Deputi Administrasi Seskab Farid Utomo, Deputi bidang Polhukam Seskab Fadlansyah Lubis, Deputi bidang Perekonomian Seskab Agustina Murbaningsih, Deputi Dukungan Kerja Kabinet Seskab Yuli Harsono, Staf Ahli Seskab M. Amperaw. M.Y. Raso, dan Thanon Aria Dewangga, serta para pejabat terkait. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru