Layanan Tur bagi Pengunjung Pameran Koleksi Lukisan Istana Kepresidenan
Guna memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap setiap koleksi lukisan Istana Kepresidenan Republik Indonesia, panitia pameran seni koleksi Istana Kepresidenan menggelar layanan tur pameran kepada para pengunjung. Layanan tur yang digelar di Galeri Nasional Indonesia tersebut akan diberikan di setiap Hari Minggu selama pameran berlangsung dan terbuka bagi masyarakat umum tanpa dikenakan pungutan biaya.
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden (Setpres) Bey Machmudin dalam siaran persnya Kamis (9/8) siang mengemukakan, layanan tur tersebut akan menyajikan materi yang berbeda-beda tiap minggunya.
Dalam tur tersebut, nantinya pengunjung akan dibimbing oleh para kurator dengan didampingi oleh satu narasumber ahli seperti sejarawan Peter Carey, jurnalis Aryo Wisanggeni, Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre, staf pengajar Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta Citra Smara Dewi, serta kritikus Agus Dermawan T, jelas Bey seraya menambahkan, tur yang berdurasi sekitar 1,5 jam di setiap sesinya ini akan digelar dalam 2 sesi di tiap pelaksanaannya, yakni pada pukul 10.00-11.30 WIB dan 13.30-15.00 WIB.
Untuk menjaga ketertiban dan ketenangan pelaksanaan tur, panitia mengimbau bagi para peminat layanan tersebut untuk datang tepat waktu dan menaati aturan-aturan yang berlaku.
Adapun sejumlah materi yang akan disajikan di tiap minggunya ialah sebagai berikut:
1. Minggu Pertama (7 Agustus 2016): Apa dan mengapa Sukarno mengoleksi karya seni?
2. Minggu Kedua (14 Agustus 2016): Kebijakan Istana mengenai koleksi dan pameran karya seni dari waktu ke waktu
3. Minggu Ketiga (21 Agustus 2016): Tema, gaya, dan jenis karya seni yang menjadi koleksi Istana Kepresidenan
4. Minggu Keempat (28 Agustus 2016): Inventarisasi, katalogisasi, konservasi, sosialisasi pameran dan penerbitan buku, dan formalisasi legalitas berupa Undang-Undang.
Dalam setiap pelaksanaan tur tersebut, lanjut Bey, pengunjung juga akan dibimbing mengenai buku-buku langka koleksi Presiden Sukarno yang ada di dalam lemari kaca di ruang pameran. (ES)