Lepas Ekspor Mobil, Presiden: Kunci Kemajuan Ekonomi Indonesia, Investasi dan Ekspor

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 April 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 17.840 Kali
Presiden Jokowi dalam acara pada acara Pelepasan Ekspor Perdana Mobil Mitsubishi Xpander Tahun 2018, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/4). (foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi dalam acara Pelepasan Ekspor Perdana Mobil Mitsubishi Xpander Tahun 2018, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/4). (Foto: Humas/Jay)

Ekspor dan investasi, sekali lagi ekspor dan investasi, ekspor dan investasi. Dua kata itu yang diulang kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara Pelepasan Ekspor Perdana Mobil Mitsubishi Xpander Tahun 2018, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara,  Rabu (25/4).

“Dua hal yang akan terus saya ulang-ulang, saya sampaikan di berbagai acara karena dua hal ini adalah kunci penting untuk kemajuan ekonomi Indonesia, investasi dan ekspor,” ujar Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden berharap bahwa dengan ekonomi yang tumbuh maka dapat menekan ketimpangan, kesenjangan, dan kemiskinan. Kalau mau tumbuh, lanjut Presiden, investasi harus banyak yang dibangun di Indonesia dan ekspor juga harus lebih banyak dilakukan.”Terutama investasi dan ekspor untuk yang non sumber daya alam. Sekali lagi terutama untuk investasi dan ekspor non sumber daya alam. Di sektor-sektor yang bisa memberikan sektor tambah yang tinggi dan melibatkan value changes yang begitu luas seperti yang kita saksikan hari ini yaitu di sektor otomotif,” ujar Presiden Jokowi.

Penghargaan dan apresiasi juga disampaikan Presiden Jokowi atas lompatan kemajuan dari Mitsubishi Indonesia, Mitsubishi Motors, yang hari ini untuk pertama kalinya melaksanakan ekspor massal mobil tipe Xpander dari Indonesia.

“Pangsa pasarnya bukan hanya untuk pasar Asia Tenggara, tapi juga masuk ke pasar-pasar Amerika Selatan, Afrika. Mobil ini diproduksi dan dirakit oleh tenaga kerja Indonesia dan akan digunakan di berbagai penjuru Asia Tenggara dan negara-negara lain di dunia,” tegas Presiden.

Kepala Negara juga sebelumnya mendengarkan informasi dari Menteri Perindustrian bahwa pabrik Mitsubishi ini mempekerjakan 3.000 tenaga kerja dan akan tambah menjadi 4.000 tenaga kerja.

“Dan hampir dapat dikatakan semuanya adalah tenaga kerja lokal, mayoritas adalah tenaga kerja lokal. Betul, Pak Menteri? Karena sekarang isunya itu, akhir-akhir ini isunya adalah TKA (Tenaga Kerja Asing). Padahal sebetulnya yang kita reform adalah bagaimana menyederhanakan administrasi untuk tenaga kerja asing. Jadi berbeda. Inilah yang namanya politik,” ujar Presiden.

Hal yang baik, menurut Presiden, industri mobil Mitsubishi ini juga melibatkan 120 industri komponen dalam negeri. “Ini juga sangat bagus. Jadi nilai tambah dan rantai nilainya menjadi luas sekali untuk negara kita Indonesia,” tambah Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam acara kali ini, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (MAY/EN)

Berita Terbaru