Mahmoud Abbas: Al-Quds Al-Sharif adalah Jantung dari Palestina
Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif yang berlangsung selama dua hari telah berakhir pada hari Senin (7/3). Rangkaian KTT yang didahului oleh pertemuan pejabat tinggi (SOM), pertemuan tingkat menteri, dan diakhiri dengan pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahan ini menghasilkan dua dokumen, yaitu Resolusi yang menegaskan kembali posisi prinsip dan komitmen OKI terhadap Palestina dan Al-Quds Al-Sharif dan Deklarasi Jakarta yang memuat rencana aksi konkret para pemimpin OKI untuk menyelesaikan isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Joko Widodo dan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani di JCC, Senin (7/3) sore, menyampaikan ucapan terima kasih dan menyambut baik respons positif negara-negara Islam terhadap penyelenggaraan KTT dan terus mendukung Palestina.
Dunia Islam tidak meninggalkan Palestina sendirian untuk mempertahankan Al Quds Al Sharif, kata Mahmoud Abbas.
Presiden Palestina mengungkapkan bahwa Al-Quds adalah jantung dari Palestina.
Tidak ada artinya Palestina tanpa Al-Quds, ujar Mahmoud.
Agresi berulang-ulang Israel terhadap wilayah Al Quds Al Sharif di Yerusalem, lanjut Mahmoud, telah mengubah identitas sejarah, termasuk masjid Al Aqsha dan situs-situs bersejarah lainnya seperti gereja.
KTT LB ke-5 OKI ini dapat menyuarakan perlindungan terhadap Al Quds Al Sharif, kata Presiden Palestina.
Mahmoud mengundang negara OKI untuk mengunjungi Palestina dan Al-Quds Al-Sharif untuk memberi dukungan kepada rakyat Palestina dalam melawan pendudukan Israel.
Kami mengundang untuk berkunjung ke Palestina dan Al-Quds agar masyarakat dapat mengetahui bahwa mereka didukung masyarakat internasional dan tidak meninggalkan mereka sendirian, ujar Mahmoud.
Bukan Isu Kawasan
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) OKI Iyad Ameen Madani menyatakan isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif yang dibahas di KTT ini memiliki nilai simbolis yang menunjukkan perhatian seluruh masyarakat Islam terhadap isu yang dibahas.
Iyad Ameen mengatakan isu ini bukan lah isu kawasan tetapi adalah isu bagi semua negara Islam.
Isu inti dimana OKI dibentuk terkait Palestina dan Al-Quds. Ini bagi kita semua bukan isu kawasan, kata Iyad Ameen.
Iyad Ameen menyerukan pentingnya untuk meneruskan negosiasi perdamaian (Palestina-Israel) dalam waktu dan agenda yang telah ditentukan.
(Penting) juga semua upaya persatuan rakyat Palestina sehingga suara dari Palestina tidak dilemahkan oleh perbedaan internal, ujarnya.
KTT ini, pungkas Sekjen OKI, bukan hanya komunike, tapi komunike yang berorientasi aksi dan deklarasi prinsip.
(UN/DND/FID)