McKinsey: 2030, Indonesia Akan Jadi Negara Nomor 7 di Dunia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 November 2012
Kategori: Apresiasi RI
Dibaca: 22.612 Kali

sby_ken_ritzcarlton_rahmat4Lembaga riset Internasional, McKinsey Global Institute memperkirakan dengan tingkat pertumbuhan ekonominya yang paling stabil di dunia, Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada tahun 2030 mendatang.

Chairman  McKinsey Global Institute, Raoul Oberman, dalam presentasi di acara “Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030” yang diselenggarakan Komite Ekonomi Nasional (KEN) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (13/11), menyatakan prediksi itu didasarkan pada hasil penelitian McKinsey Global selama 6 bulan terakhir.

Dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, Raoul Oberman mengemukakan, ada 5 (lima) indikasi yang bisa mendukung pencapaian Indonesia menjadi negara dengan ekonomi nomor 7 (tujuh) di dunia.

Pertama, tingkat ekonomi Indonesia dinilai paling stabil di dunia. Bahkan, Bank Indonesia sudah menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia paling stabil dalam 4-5 tahun terakhir. “Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia paling stabil di dunia, melebihi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Indonesia, didorong oleh tingkat konsumsi domestik yang luar biasa besar,” jelas Raoul.

Kedua, sekitar 90 persen pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari wilayah di luar Jawa. Jadi, pertumbuhan ekonomi ini bukan hanya terjadi di Jawa atau Jakarta, namun telah menyebar ke berbagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa.

“Ini dampak positif urbanisasi. Urbanisasi di Indonesia, telah menyebar rata di kota-kota besar Indonesia,” ungkap Raoul.

Menurut Raoul, dimensi urbanisasi membuat masyarakat menjadi lebih produktif. Kota-kota tumbuh lebih besar di atas 7 persen berada di luar Jawa.

Ketiga, sekitar 11 persen ekspor komoditas berasal dari sektor nonmigas. Ini membantah mitos bahwa model pertumbuhan dalam negeri didominasi ekspor.

Keempat, pemakaian sumber daya sudah berkurang, bahkan sudah berkurang hingga 7 persen. Ini juga membantah bahwa sumber daya adalah penopang utama perekonomian.

Kelima, sekitar 60 persen pertumbuhan ekonomi ditopang oleh peningkatan produktivitas. Ini juga membantah bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dari pertumbuhan angkatan kerja.

Meski demikian, Raoul mengingatkan , bahwa Indonesia memiliki tantangan berupa produktivitas, inklusivitas, dan pertumbuhan stabil. “Saya yakin Indonesia bisa menghadapi tantangan itu, sebab Indonesia memiliki nilai Bhineka Tunggal Ika, amanah, dan mental menjadi juara dunia,” tuturnya.

Menurut  Chairman  McKinsey Global Institute itu, sekaranglah saatnya Indonesia untuk tidak hanya menjadi jago kandang saja, tetapi juga harus jadi juara di dunia.

“Indonesia memiliki waktu yang panjang untuk bisa menjadi negara maju. Jika diproyeksikan menjadi negara maju pada 2030, Indonesia perlu waktu 85 tahun untuk bisa menjadi negara maju,” tutur Raoul.

Ia membandingkan dengan negara Inggris yang perlu waktu 250 tahun untuk bisa menggandakan produk domestik brutonya. Meskipun, China hanya perlu 12 tahun untuk melipatgandakan PDB-nya. “Inilah kebangkitan Asia, salah satunya Indonesia,” tukas Raoul.(WID/Humas Setkab/ES)

Apresiasi RI Terbaru