Melalui Politeknik ATI Padang, Kementerian Perindustrian Cetak Lulusan Sesuai Kebutuhan Industri

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Maret 2017
Kategori: Nusantara
Dibaca: 15.176 Kali
Peserta Forum Tematik Bakohumas mendapat penjelasan dari pengelola Politeknik ATI Padang, di Padang, Sumbar, Kamis (16/3) siang. (Foto: Rahmi/Humas)

Peserta Forum Tematik Bakohumas mendapat penjelasan dari Balai Diklat Industri Padang, di Padang, Sumbar, Kamis (16/3) siang. (Foto: Rahmi/Humas)

Kementerian Perindustrian menguatkan kualitas Politeknik Akademi Teknologi Industri (ATI) Padang, yang merupakan perguruan tinggi vokasi di bawah Kementerian Perindustrian, dengan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan siap diserap industri.

“Alumni kami ini sebagian besar itu diserap oleh lapangan kerja. Kami memang ditargetkan ketika wisuda mahasiswa itu, 60% mahasiswa sudah harus diterima di lapangan pekerjaan. Kemudian setelah dia wisuda, paling lama enam bulan 100% dia sudah bekerja,” kata Direktur Politeknik ATI Padang, M. Arifin kepada peserta Forum Tematik Bakohumas Kementerian Perindustrian saat mengunjungi Politeknik ATI Padang dan Badan Diklat Industri (BDI) Padang, Kamis (16/3) siang.

Arifin mengakui pendidikan vokasi masih menjadi pilihan kedua atau ketiga masyarakat. Harapannya, politeknik ini dapat menjadi role model pendidikan vokasi yang berbasis kompetensi.
“Itulah yang kami bekerja keras, bagaimana masyarakat itu menganggap bahwa pendidikan vokasi dan sekolah di Politeknik Padang tidak kalah gensinya dengan sekolah-sekolah di perguruan tinggi yang lain,” jelas Arifin.

Politeknik yang sebelumnya dikenal dengan nama Akademi Teknologi Industri Padang ini berdiri sejak tahun 1974. Ada lima fokus program studi di Politeknik ATI Padang yang membekali mahasiswa dengan beragam kemampuan teknis, antara lain spesialisasi di bidang analisis kimia, teknik kimia bahan nabati, teknik industri agro, dan manajemen logistik industri agro.

Program studi analisis kimia berupaya memenuhi kebutuhan industri di bidang semen, petro kimia, tekstil, logam, farmasi, dan sebagainya. Program studi teknik kimia bahan nabati berusaha memenuhi kebutuhan industri di bidang pengolahan kelapa sawit, pangan, minyak atsiri, farmasi, pangan, dan sebagainya.

Program studi teknik industri agro berupaya menjawab kebutuhan industri akan kompetensi perencanaan produksi dan pengendalian persediaan, perencanaan dan analisis biaya, divisi produksi, industrial engineer, dan sebagainya.

Sedangkan program studi manajemen logistik industri agro berusaha memenuhi kebutuhan industri akan kebutuhan kompetensi purchasing, distribution, transportation, material handling, demand forecasting, dan sebagainya.

Dalam kesempatan ini Kepala Balai Diklat Industri (BDI) Padang, Jonni Afrizon ,juga menegaskan pentingnya standarisasi kompetensi lulusan melalui kepemilikan sertifikat kompetensi. Karena alasan itulah, BDI membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) tahun 2015.

“Selesai pelatihan mereka kita uji kompetensi, bagi yang lulus akan mendapatkan sertifikat kompeten dari BNSP melalui LSP. Setelah itu kita tempatkan di perusahaan-perusahaan,” tambah Jonni.

Sertifikat kompetensi ini menjadi standar bahwa seseorang berkompeten di bidang kerja yang akan dimasukinya. Selain mendapat ijazah, lulusan politeknik juga mendapat sertifikasi sesuai bidang studinya.

Tiap tahunnya, politeknik ini menerima 500 mahasiswa baru di masing-masing program studi. Hingga saat ini, alumni Politeknik ATI Padang telah bekerja di berbagai perusahaan naik nasional maupun multinasional. (RMI/MIT/ES)

Nusantara Terbaru