Mendag: Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Lebih Baik Dari Sebelum Pandemi
Perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2021 tumbuh positif sebesar 7,07 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Pertumbuhan tersebut antara lain ditopang oleh komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,93 persen.
“Pertumbuhan konsumsi sudah berada di level 5,93 persen atau sebenarnya datanya itu menunjukkan bahwa ini adalah level sudah kembali, bahkan lebih baik dibandingkan dengan sebelum masa pandemi, yaitu Kuartal I dan Kuartal II-2019 antara 5,02 persen dan 5,18 persen,” ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Kamis (05/08/2021).
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga yang mencapai 57,66 dari PDB tahun 2020 dan mencapai 57,23 pada Triwulan II-2021. Oleh karena itu, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, maka daya beli masyarakat harus dijaga.
Selain komponen konsumsi rumah tangga, terang Lutfi, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga ditopang oleh pembentukan modal tetap (investasi) yang tumbuh sebesar 7,54 persen, ekspor 31,78 persen, impor 31,22 persen, serta belanja pemerintah 8,06 persen.
“Pertumbuhan impor 31,22 persen tetapi 90,1 persen adalah bahan baku/penolong dan bahan modal, penting untuk digarisbawahi,” tegasnya.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didukung oleh pertumbuhan sektoral yang meyakinkan. Di antaranya sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 25,1 persen, akomodasi dan makanan minuman 21,58 persen, perdagangan termasuk retail 9,44 persen, dan industri pengolahan tumbuh 6,58 persen.
“Harapan semakin membesar mengingat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang Januari-Februari 2021 masih berada di kisaran 88 poin tetapi pada Mei-Juni 2021 sudah tumbuh 107 persen,” ujarnya.
Lebih jauh Mendag memaparkan, pada Triwulan II-2021 penjualan mobil juga mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 758 persen, sedangkan penjualan sepeda motor tumbuh 268 persen.
“Penjualan retail dengan pertumbuhan terjadi juga pada kelompok barang makanan minuman, suku cadang, sandang, dan barang-barang lainnya,” imbuhnya. (TGH/UN)