Mendikbud: Pancasila Membuat Kita Semakin Matang Berpolitik

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Oktober 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 29.279 Kali
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Kemensetneg dan Setkab

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Kemensetneg dan Setkab

Kementerian Sekretariat (Kemensetneg) dan Sekretariat Kabinet (Setkab) menyelenggarakan Upacara Peringatan hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2014, Rabu (1/10) di Halaman Gedung Sekretariat Negara, Jakarta. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah  Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Haswan Yunaz.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh selaku Penanggung Jawab Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Nasional yang dibawakan Haswan Yunaz mengajak masyarakat untuk terus-menerus menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila kepada semua generasi, utamanya para generasi penerus bangsa Indonesia yang kita cintai ini.

Dalam konteks ini, pendidikan merupakan sistem yang bisa melakukannya secara efektif, karena melalui sistem pendidikan, penggalian, penanaman, pengembangan dan pengamalan nilai Pancasila dapat dilakukan secara sistemik, sistematik dan secara masif.

“Mulai tahun 2013, seiring dengan implementasi Kurikulum 2013, kita telah melakukan penguatan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan mata pelajaran lainnya, baik substansi maupun metodologi pembelajarannya, agar dapat dihasilkan warga negara yang semakin cinta dan bangga terhadap bangsa dan negaranya, sekaligus menjadi warga Negara yang efektif dan bertanggung jawab,” kata Muhammad Nuh.

Muhammad Nuh mengatakan, disamping mempersatukan bangsa dan negara secara utuh, Pancasila memperkuat sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik masyarakat kita.

“Nilai-nilai Pancasila telah membuat masyarakat kita semakin matang dalam kehidupan politik sebagaimana telah kita tampilkan dalam Pemilu beberapa waktu yang lalu. Hal ini juga sekaligus menepis seolah-olah Pancasila kurang memperoleh perhatian bersama sejak Reformasi 1998,” papar Mendikbud.

Oleh sebab itulah, menurut Mendikbud, tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2014 ini, “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Untuk Meningkatkan Kualitas Demokrasi” sangatlah tepat.

Kenyataan sosial politik seperti ini, lanjut Muhammad Nuh, sudah seharusnya meneguhkan sikap kita bahwa Pancasila adalah sumber nilai jati diri bangsa sekaligus fondasi negara. Sebagai falsafah Negara, Pancasila menjadi acuan dalam mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,

Mendikbud memberikan contoh, salah satu fenomena dalam Era Globalisasi adalah terjadinya lintas batas nilai-nilai antar bangsa bahkan antar komunitas atau kelompok-kelompok masyarakat yang lebih kecil, di antaranya nilai atau faham yang melintas-batas itu adalah radikalisme.  Faham ini karakternya adalah selalu merasa yang paling benar sendiri dan mengabaikan hak-hak dasar orang lain. Sudah tentu radikalisme dan faham sejenis lainnya sangatlah bertentangan dengan Pancasila yang sangat menghormati dan menghargai kebhinekaan.

“Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan terus memperkuat Pancasila yang telah menunjukkan dan memungkinkan kita hidup berdampingan secara damai, harmonis dan penuh toleransi dengan siapa saja yang berbeda latar belakang agama, suku, ras, adat istiadat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekaligus, kita harus mengikis benih dan tumbuhnya nilai-faham radikalisme dan sejenisnya,” ujar Muhammad Nuh.

Upacara peringatan Hari Pancasila tahun 2014 diikuti oleh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Kementerian Koordinator Bidang Kesra, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, UKP4, Dewan Pertimbangan Presiden, BNPB, dan Dewan Ketahanan Nasional.

(Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru