Menkes: Sedang Negosiasi Slot Penerbangan ke Jepang, 68 WNI Segera Dievakuasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Februari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.353 Kali

Menkes menjelaskan tentang pemulangan WNI di Kapal Diamond Princess kepada wartawan di halaman Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (27/2). (Foto: Humas/Ibrahim)

Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, menyampaikan bahwa saat ini baru dilakukan negosiasi ke Pemerintah Jepang untuk dapat slot penerbangan termasuk juga ke Haneda, namun paling penting adalah akan segera dievakuasi 68 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Kapal Diamond Princess.

“Bisa terbang ke Jepang pakai wide body, bukan narrow body tapi wide body, supaya bisa langsung terbang ke mana nanti ditentukan tidak usah pakai transit-transit,” ujar Menkes menjelaskan kepada wartawan di halaman Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (27/2).

Mengenai waktu yang berikan, Menkes menyampaikan kemungkinan menunggu setidaknya dalam 1-2 hari ke depan dan jika slot sudah dibuka akan langsung diterbangkan pesawat untuk penjemputan WNI tersebut. Menkes menyebutkan bahwa pesawat yang digunakan adalah pesawat dengan wide body yang berarti tidak menggunakan pesawat militer.

Untuk penjemputan tersebut, Menkes menyampaikan hanya diberikan kepada WNI yang mau saja karena jika yang bersangkutan sehat dan tidak mau maka diserahkan kembali pada masing-masing.

”Nah ini nanti tolong ditanyakan ke Kemlu, karena memang tidak mau. Sama dengan waktu yang di Wuhan zaman dulu itu juga 4 orang tidak mau,” ujarnya.

Untuk sembilan orang yang terinfeksi, Menkes menyampaikan akan tetap berada di Jepang sampai sembuh baru nanti akan dijemput. ”Ya biar sampai sembuh nanti baru kita bawa. Itu urusan kedua karena namanya orang sakit kan tidak boleh keluar, PHE IC kan sudah jelas,” tambahnya.

Setelah sampai di Indonesia, Menkes menyampaikan bahwa WNI tersebut akan diobservasi kembali dan kemungkinannya di Pulau Sebaru lagi. ”Tapi kita kan masih bicara terus apakah nanti kita dengan kapal atau bagaimana. Yang penting yang paling nyaman buat mereka cepat sehat,” imbuh Menkes.

Untuk observasi, Menkes menyampaikan memang lebih enak dilakukan di Pulau namun kemungkinan tersebut baru disiapkan langkah-langkahnya, tetapi untuk jadwal dan sebagainya masih menunggu.

”Yang jelas sudah diputuskan dijemput. Soal nanti di mana itu kan tadi sudah diomongkan juga sama Menko PMK, akan berlanjut kan ini masih ada waktu untuk fix-nya mana yang paling siap. Yang penting paling membuat ABK itu akhirnya bisa melewatinya dengan sehat. Kita hati-hatinya di situ,” jelasnya.

Jumlah keseluruhan yang akan dijemput, Menkes menegaskan kembali yakni ada 68 WNI dalam kondisi sehat namun siapa yang mengundurkan diri atau tidak mau belum ada informasi lebih lanjut.

Mengenai kondisi WNI di Taiwan, Menkes mengaku belum mendapatkan informasi karena memang tidak ada hubungan diplomatik. ”Kami akan terus pantau kalau memang informasinya itu benar dan jelas. Supaya jangan sampai dikit-dikit berita kita nanti akan habis energinya kalau tidak benar,” ujarnya.

Penghentian Visa Umrah

Sementara itu, Menkes menyampaikan mengenai penghentian visa umrah menghormati keputusan Pemerintah Arab Saudi. ”Kan namanya juga berusaha demi untuk rakyat ya kita pasti melakukan upaya-upaya yang seperti itu. Tapi caranya juga halus. Itu keputusan sebuah negara dan kita harus hormati lah,” ujarnya.

Namun demikian, Menkes menyampaikan bahwa proses negosiasi akan tetap dilakukan terkait jemaah umrah tersebut. ”Tapi kita tidak memaksakan diri karena itu sebuah keputusan, menghargai supaya tidak terjadi sesuatu yang buruk di kemudian hari,” pungkas Menkes. (MAY/EN)

Berita Terbaru