Menko Perekonomian: Ada Pengalihan Gula Rafinasi ke Pasar untuk Tekan Harga

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Mei 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.058 Kali

Menko Perekonomian saat menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Terbatas (Ratas), Rabu (13/5). (Foto: Humas/Agung).

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan ada pengalihan beberapa dari gula yang untuk makanan atau gula rafinasi kepada pasar yang diharapkan dengan ini harga bisa ditekan ke bawah.

“Terkait dengan harga gula memang ada beberapa impor yang jadwalnya tertunda karena beberapa daerah di negara lain melakukan pembatasan akibat lockdown,” ujar Menko Perekonomian saat menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Terbatas (Ratas), Rabu (13/5). 

Terkait dengan bawang putih, Menko Perekonomian menyampaikan rencana impornya berdasarkan data yang ada ini sudah masuk di lapangan, artinya sudah masuk.

“Kemudian tentunya kita berharap bahwa dengan adanya stok, harga bisa lebih terkendali. Di bulan April ini ada 81 ribu ton yang masuk, sedangkan di bulan Mei ini diperkirakan sebesar 129 ribu stok yang ada,” imbuh Menko Perekonomian.

Ia menambahkan bahwa itu yang tadi saya sebut adalah stok, sedangkan rencana impornya kemarin di bulan April 94 ribu ton, di bulan Mei adalah 78 ribu ton.

“Dan kemudian terkait dengan bawang merah tidak ada rencana untuk impor karena sebetulnya ada daerah yang berproduksi besar,” terang Menko Perekonomian.

Sebagaimana diketahui bersama, lanjut Menko Perekonomian, bahwa harga bawang merah untuk di Jawa rata-rata Rp49.000, Rp47.000, dan Rp45.000, tetapi memang kalau Jayapura masih ada yang Rp64.000, kemudian Banda Aceh masih Rp65.000, dan Sulawesi Tenggara sekitar Rp53.750.

“Jadi seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri Pertanian tadi ini masalah distribusi yang sedang akan perlu didorong,” tandas Menko Perekonomian.

Menurut Menko Perekonomian, kalau terkait dengan harga daging sapi relatif sama.

Harga daging sapi itu, menurut Menko Perekonomian, seperti penggaris, jadi tidak ada fluktuasi naik atau turun, nah ini harganya sekitar Rp118.100.

“Kemudian yang terkait dengan hal yang lain apabila ada yang memanfaatkan situasi, satgas pangan sudah ditugasi untuk memonitor sehingga setiap saat harga Satgas Pangan bisa memonitor, seperti salah satu dari pada pelelangan gula pun dimonitor oleh Satgas Pangan,” tukas Airlangga.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan bahwa bawang merah memang itu peak (puncak) panennya nanti Juni, puncak panennya Juni karena kemarin ada pergeseran katakanlah hujan dan lain-lain.

“Tetapi untuk bulan Mei kita punya stok 78.700 ton, itu neraca nasional kita. Oleh karenanya memang bulan Mei ini distribusinya memang harus kita bagi dengan tepat,” imbuh Mentan.

Selain menyatakan kesiapan, Mentan sampaikan bahwa hari ini juga akan langsung bekerja untuk mempersiapkan melihat di mana titik-titik yang harus didistribusi.

“Tadi sudah ada penegasan Bapak Presiden untuk kami gunakan fasilitas TNI untuk bisa melakukan ini, menerobos. Sekali lagi, kenaikan harga lebih banyak dipicu oleh distribusi yang tidak normatif, tetapi pengalaman kami kalau sudah diserang ke satu daerah/wilayah, maka langsung stabilitasnya bisa dicapai,” pungkas Mentan.

Iuran BPJS

Terkait dengan BPJS, Menko Perekonomian menyatakan bahwa itu sesuai dengan apa yang sudah diterbitkan.

“Tentunya ini adalah untuk menjaga keberlanjutan dari BPJS Kesehatan. Ada iuran yang disubsidi pemerintah, ini yang tetap diberikan subsidi, sedangkan yang lain tentu menjadi iuran yang diharapkan bisa menjalankan keberlanjutan daripada operasi BPJS Kesehatan,” jelas Menko Perekonomian.

Airlangga menegaskan bahwa BPJS kesehatan itu selalu ada 2, yaitu: ada kelompok masyarakat yang disubsidi dan ada yang membayar iuran atau dipotong untuk iuran.

“Tetapi terhadap keseluruhan operasionalisasi BPJS dirasakan tetap diperlukan subsidi pemerintah,” jelasnya. (FID/EN)

Berita Terbaru