Menko Perekonomian: Mei Masuki Masa Panen, Stok Pangan Relatif Aman
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pada bulan Mei ini memasuki masa panen sehingga stok pangan relatif aman.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian juga sampaikan saat Rapat Terbatas (Ratas) telah dilaporkan bahwa beberapa komoditas relatif harganya terjadi kenaikan maupun penurunan.
“Jadi kalau kita lihat harga beras relatif tetap, yaitu sekitar Rp11.750 untuk beras medium, beras premiumnya adalah Rp12.700. Gula pasir memang belum turun seperti yang diharapkan di pasar tradisional masih sekitar Rp17.650 dan di pasar modern masih sekitar Rp12.500,” ujar Menko Perekonomian saat memberikan keterangan pers usai Ratas, Rabu (13/5).
Terkait daging sapi, menurut Menko Perekonomian, masih sekitar Rp118.000, kemudian cabai rawit Rp32.600, cabai merah Rp27.850, dan bawang merah masih di Rp51.950 walaupun stok relatif cukup.
“Kemudian bawang putih Rp37.100 dengan stok juga ada sekitar 129.000 ton. Kemudian minyak goreng di Rp12.000, minyak goreng kemasan Rp14.750,” tambah Menko Perekonomian.
Kemudian, Menko Perekonomian sampaikan bahwa daging ayam Rp31.000 dan telur ras sekitar Rp24.000. Ia menambahkan bahwa stok beras, bawang merah, bawang putih maupun daging ayam relatif baik.
Pada bulan April, lanjut Menko Perekonomian, dari laporan bahwa inflasi pangan terjadi deflasi sebesar 0,13% dan itu menunjukkan bahwa permintaannya menurun.
“Dan secara month to month memang di bulan April ini dibandingkan tahun lalu juga lebih rendah,” imbuh Menko Perekonomian.
Disampaikan juga oleh Menko Perekonomian, bahwa stok Bulog per bulan April ini relatif aman dengan jumlah barang yang dipegang.
“Tentu Mei ini adalah bulan untuk panen, artinya masih dalam masa panen. Dan Bulog memiliki jumlah sebesar di atas 1,3 juta ton stok per atau 1.382.357 per 30 April, sehingga tentunya diharapkan stok pangan ini masih relatif aman,” kata Airlangga.
Hal lain yang juga dilaporkan, menurut Menko Perekonomian, terkait dengan rencana pengembangan wilayah yang baru ataupun pencetakan sawah baru.
“Dari hasil rapat itu potensi yang dikembangkan memang bisa di atas 255.000 hektare di lahan hamparan di Kalimantan tengah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian sampaikan saat ini masih dilakukan studi dalam waktu 3 minggu ini dengan luas potensi sebesar 164.598 hektare.
“Dari jumlah tersebut, lahan yang sudah memiliki jaringan irigasi adalah 85.456 hektare dan ada 57.195 hektare yang sudah dilakukan penanaman padi selama ini oleh transmigran dan keluarganya dan ada potensi ekstensifikasi sebesar 79.142 hektare,” imbuhnya.
Potensi keseluruhan ini, menurut Menko Perekonomian, akan dipelajari dalam 3 minggu ke depan dimana akan dilakukan kajian lingkungan hidup strategis, kemudian review Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) serta kajian ketersediaan tenaga kerja di lokasi tersebut.
“Tentu ini yang akan menjadi kajian tim dalam 3 minggu ke depan,” pungkas Menko Perekonomian. (FID/EN)