Menko Perekonomian: Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional Meningkat 25%
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa ada tren yang baik yakni dari Pagu Rp695 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) realisasinya sudah meningkat menjadi 25%.
“Dibandingkan semester 1 yang kemarin sebesar Rp124,6 triliun, per Agustus sudah naik menjadi Rp173,98 triliun atau naik 18%,” ujar Menko Perekonomian saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Senin (24/8).
Tentu untuk agar perekonomian masuk di dalam jalur positif, Menko Perekonomian sampaikan anggaran harus terus didorong untuk penyerapan, baik itu program kementerian/lembaga (K/L) maupun PEN.
“Kepada kementerian kemarin kami sudah menyampaikan bahwa anggaran yang tidak terserap dialihkan kepada program-program yang mendukung daripada produktivitas,” tambah Menko Perekonomian.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian juga telah melaporkan kepada Presiden bahwa Covis-19 di Indonesia ini suasananya lebih baik, karena kasus sembuh itu sudah mencapai 70%, lebih tinggi daripada global secara rata-rata yang 68,1%.
“Tingkat fatality rate-nya bisa ditekan sampai 4,35% walaupun masih sedikit di atas global rata-rata namun sudah jauh menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya,” kata Menko Perekonomian seraya menyampaikan arahan Presiden agar kampanye mengenai penggunaan masker lebih dimasifkan karena hal itu jadi salah satu yang bisa mencegah penularan.
Menurut Menko Perekonomian, beberapa program yang akan terus didorong terutama terkait dengan bantuan langsung cash yang dalam waktu dekat ini adalah bantuan presiden (banpres) produktif maupun terkait dengan subsidi gaji di bawah Rp5 juta.
Tren Ekonomi
Terkait dengan tren ekonomi, Menko Perekonomian menyampaikan bahwa dari perusahaan-perusahaan bursa 36% membukukan profitabilitas lebih baik dari tahun lalu.
Artinya, Menko Perekonomian sampaikan bahwa beberapa sektor seperti keuangan, informasi komunikasi, dan juga pertanian/perkebunan masih dalam positif, apalagi didukung harga-harga komoditas yang sudah membaik, baik itu dari segi harga minyak, kemudian harga nikel, logam mulia, maupun kelapa sawit.
“Tentu kita berharap bahwa ekspor kelapa sawit sampai akhir tahun angkanya tidak jauh berbeda daripada tahun lalu. Inilah yang membangkitkan optimisme bahwa kita bisa melampaui krisis daripada Covid-19 dan pemulihan ekonomi secara beriringan,” pungkas Menko Perekonomian. (FID/EN)