Menlu: Kunjungan PM Rutte Bentuk Ucapan Selamat Kepada Presiden Jokowi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Oktober 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 491 Kali

Presiden Jokowi bersama PM Belanda Mark Rutte menanam pohon di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. Senin (7/10) siang. (Foto: Oji/Humas)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengemukakan, selain bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kapasitas sebagai kunjungan kepala pemerintahan, kunjungan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte memiliki makna lain.

“Kunjungan hari ini sebagai congratulatory visit. Jadi menyampaikan ucapan selamat kepada presiden setelah proses pemilu selesai, beliau terpilih, dan beliau insyaallah akan dilantik tanggal 20 Oktober nanti,” kata Retno kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi menerima kunjungan PM Belanda Mark Rutte, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10) siang.

Saat menerima PM Belanda itu sebagaimana ditegaskan dalam konferensi bersama, menurut Menlu, Presiden Jokowi sudah menyampaikan bahwa Belanda adalah salah satu mitra penting Indonesia di Eropa.

“Ini juga bisa langsung dilihat dari angka misalnya angka perdagangan. Belanda merupakan mitra kedua terbesar perdagangan kita dengan Eropa. Dan angka yang data yang ada di kita, misalnya untuk tahun 2018 itu lebih dari 5 miliar dollar AS.  Jadi 5,14 miliar dollar AS. Kalau diurut dari semua negara di dunia, maka Belanda adalah nomor 5,” terang Menlu.

Untuk investasi, lanjut Menlu, Belanda menduduki ranking pertama di Eropa dengan jumlah hampir 1 miliar dolar AS tahun lalu. Sementara untuk pariwisata, Belanda adalah penyumbang wisatawan asing nomor 4 terbesar dengan angka lebih atau hampir 210.000 wisatawan yang datang dari Belanda.

Terkait masalah investasi, menurut Menlu, ada beberapa prioritas atau beberapa fokus yang dikerjasamakan dengan Belanda, misalnya mengenai masalah water management, bidang infrastruktur kemaritiman, dan vokasi.

Jadi, jelas Menlu, inti dari pembicaraan Presiden dengan Perdana Menteri ada dua. Yang pertama adalah mengenai upaya penguatan kerja sama ekonomi. Tadi Presiden mengatakan bahwa perdagangan Indonesia dengan Belanda, surplus cukup banyak.

“Satu concern yang disampaikan oleh presiden, mengenai masalah kelapa sawit dan untuk ini baru saja, dua minggu yang lalu ya, saya berada di New York dan saya menandatangani MoU kerja sama untuk penguatan kapasitas bagi petani kecil sawit agar dapat memproduksi sawit yang sustainable. Ini kita lakukan dengan Belanda,” terang Menlu.

Fokus bidang investasi akan tetap pada bidang dimana Belanda memiliki kekuatan, yaitu di bidang infrastruktur maritim, misalnya di bidang pelabuhan, kemudian water management, dimana sudah terdapat proyek di Semarang dan akan dilanjutkan.

Sementara hal yang kedua yang dibahas adalah dalam konteks prioritas presiden 5 tahun ke depan. Presiden, lanjut Menlu, menjelaskan mengenai 5 tahun ke depan beliau akan memfokuskan pada penguatan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan vokasi menjadi sangat penting artinya.

“Dan dua hal ini yang kita bahas tadi adalah di bidang kemaritiman, vokasi dibidang kemaritiman karena sudah ada kerja sama dengan Belanda. Dan satu lagi adalah dibidang keperawatan,” jelas Menlu Retno Marsudi. (FID/OJI/ES)

Berita Terbaru