Menteri PUPR: 5 PSN Destinasi Super Prioritas Wisata Meski Dihemat, Tapi Tidak Dibatalkan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Mei 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.812 Kali

Menteri PUPR saat memberikan keterangan usai Rapat Terbatas (Ratas), Jumat (29/5). (Foto: Humas/Ibrahim).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan bahwa 5 Proyek Strategis Nasional (PSN) destinasi super prioritas wisata yaitu di Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan  Likupang di Sulawesi Utara meski dihemat tapi tidak dibatalkan.

“Progresnya, jadi intinya bahwa di Kementerian PUPR walaupun dihemat sebesar Rp44 triliun dari DIPA Rp120 triliun tahun 2019 ini, tidak ada kegiatan yang dibatalkan. Rp44 triliun yang ditunda itu akan menjadi prioritas tahun 2021 yang sudah dialokasikan anggarannya oleh Ibu Menteri Keuangan,” ujar Menteri PUPR saat memberikan keterangan usai Rapat Terbatas (Ratas), Jumat (29/5).

Menurut Menteri PUPR, di tahun 2020 ini dialokasikan anggaran Rp6,4 triliun untuk 5 destinasi wisata dan tidak termasuk yang dihemat karena menjadi prioritas dengan harapan bahwa setelah pandemi, ini menjadi yang paling cepat bisa rebound.

Ia menambahkan dari Rp6,4 triliun ini Rp5,1 triliun sudah ditandatangani kontraknya dan sudah ada yang dimulai pekerjaannya, ada yang baru akan mulai pada minggu ini setelah lebaran.

“Contoh misalnya di Danau Toba kegiatannya adalah penataan Pantai Parapat, kemudian penataan kawasan Huta Raja Siallagan di (Pulau) Samosir dan termasuk yang lain-lain,” imbuh Menteri PUPR.

Ini kegiatan yang kawasan, lanjut Basuki, belum termasuk yang perbaikan jalan, pelebaran jalan, gapura, kemudian pasar, dan lain-lainnya.

Di Borobudur itu, tambah Basuki, ada kegiatan jalan akses utama dan gerbang Klangon. Jadi akses ke Borobudur, menurut Menteri PUPR, ada beberapa gerbang dari Sentul yang dari NYIA, Wates Kulonprogo, Jalan Magelang, dan Purworejo.

“Jadi itu ada beberapa gerbang yang akan dibangun untuk menghantarkan para turis menuju ke kawasan Borobudur tersebut. Jadi ada jalan akses utama dan gerbang-gerbang yang sudah di dalam kontrak tahun ini,” kata Menteri PUPR.

Untuk Mandalika, lanjut Basuki tugas Kementerian PUPR, utamanya adalah menyiapkan jalan akses dari Bandara Internasional Lombok (BIL) ke Mandalika sepanjang sekitar 17 kilometer (km).

“Ini sudah selesai lelangnya 3 paket dan akan segera dimulai pekerjaannya 2020 ini sehingga nanti 2021 sudah akan bisa selesai. Termasuk di sini adalah perbaikan kawasan Pantai Gerupuk di Mandalika,” terang Menteri PUPR.

Disampaikan Menteri PUPR, Labuan Bajo semua kegiatan sudah kontrak, misalnya terusan dari Bukit Waringin, kemudian di Jalan Soekarno-Hatta bawah maupun atas dilebarkan, dan Gua Batu Cermin.

“Kemudian di Manado-Bitung-Likupang sudah ada kegiatan diantaranya adalah penataan kawasan Pantai Malalayang di Manado yang biasa dipakai untuk kuliner di Manado. Itu adalah di kawasan 5 destinasi wisata,” ungkap Menteri PUPR.

Progres Jalan Tol

Sementara itu, Menteri PUPR juga menjelaskan bahwa progres pembangunan jalan tol, investasi jalan tol ini ada sekitar Rp395 triliun.

“Progresnya untuk pada bulan Juni ini yang bisa diresmikan pertama adalah Banda Aceh-Sigli seksi IV sepanjang 14 km, sekarang sudah uji layak fungsi untuk bisa diresmikan pengoperasiannya,” ujarnya.

Pekanbaru-Dumai, menurut Menteri PUPR, 131 km bagian dari Trans Sumatra toll road itu juga akan siap, sekarang sedang proses uji layak fungsinya dan Manado-Kauditan bagian dari Tol Manado-Bitung 21 km.

“Balikpapan-Samarinda seksi I dan V sepanjang 33 km juga siap. Kemudian yang mungkin sampai akhir tahun nanti Pettarani-Makassar yang baru saja kita selesaikan topping off-nya. Kemudian Cibitung-Cilincing di JORR, dan juga Krian-Legundi-Bunder-Manyar di Jawa Timur. Itu yang bisa diresmikan,” imbuhnya.

Sedangkan yang sudah dilakukan market sounding untuk investasi baru, menurut Menteri PUPR, ada 10 ruas.

Yang pertama, menurut Menteri PUPR, rencana ruas tol Solo-Yogyakarta, jadi Kulonprogo-Yogyakarta-Solo sepanjang 76 km, ini proses lelangnya sudah mulai dan tanggal 4 Juni nanti akan proses pemasukan penawarannya, diharapkan sekitar September/Oktober kalau bisa dimulai konstruksinya atau melalui dengan pembebasan lahan dulu.

Cigatas ini, menurut Menteri PUPR, juga akan mulai prakualifikasinya (PQ) dan 9 ruas lainnya akan dimulai prakualifikasinya pada bulan ini juga.

“Jadi termasuk di sini ada Cigatas, kemudian akses Patimban, Bogor-Serpong, Sentul Selatan-Karawang Barat, Tol Pelabuhan Semarang, Semanan-Balaraja, Cikunir-Karawaci, Cikunir-Ulujami, dan multi lane free flow sistem pembayaran di Sentul,” ungkapnya.

Tentang bendungan, Menteri PUPR sampaikan yakni pada tahun 2015-2016 targetnya 65 bendungan sudah diselesaikan sekitar 60 (bendungan), sehingga tahun ini 5 (bendungan) akan dimulai.

Menurut Menteri PUPR, yang sudah dimulai yaitu di Bendungan Tiu Suntuk di NTB, Bendungan Jragung di Jawa Tengah, Bendungan Ameroro di Sulteng, Bendungan Sepaku Semoi di Kalimantan Timur, dan Bendungan di Gorontalo yang semua sudah ada yang dalam proses lelang dan konstruksi.

Rehabilitasi irigasi, Menteri PUPR sampaikan telah melaporkan pada Presiden, yakni Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menandatangi 9 kontrak rehabilitasi jaringan irigasi besar yaitu di Irigasi Rentang Indramayu seluas 88 ribu hektare dengan anggaran total Rp3,1 triliun.

“Kami sudah kumpulkan dan kami mengarahkan bahwa untuk bulan Juni-Juli ini agar segera dimulai pekerjaannya, namun mengutamakan dengan tenaga kerja lebih dulu jangan pakai alat berat lebih dulu, untuk menyiapkan atau menambah lapangan pekerjaan yang sekarang sedang dibutuhkan,” terangnya.

Jadi, sambung Menteri PUPR, walaupun itu irigasi besar sekunder primer kita sebisanya menggunakan tenaga manusia untuk bisa membuka lapangan kerja di Indramayu yang memang padat penduduk. Ia menambahkan bahwa ini semua dari loan jadi sesuai dengan arahan Menteri Keuangan yakni ada standing loan yang harus dipercepat pemanfaatannya.

Demikian juga, lanjut Menteri PUPR, ada rehabilitasi daerah Irigasi Slinga di Purbalingga Jawa Tengah Selatan, di sana bendungnya sudah lama jadi airnya bagus, sawahnya ada, petaninya juga pasti ada di Jawa, aksesibilitasnya bagus namun belum ada irigasinya.

“Ini sudah kita mulai bangun sejak 3 tahun yang lalu dan tahun ini adalah tahun terakhir seluas 3.000 hektare, totalnya ada sekitar 6.000 hektare, dan ini akan kita selesaikan 3.000 hektare pada tahun 2020 ini,” ungkapnya.

Pada bagian akhir pernyataan, Menteri PUPR juga melaporkan seperti disampaikan oleh Menko yaitu tentang kesiapan pembukaan Food Estate di Kalimantan Tengah.

“Kebetulan kami dulu sebagai Deputi Operasi di proyek lahan gambut 1 juta hektare di Kuala Kapuas, di sana ada 164 ribu hektare lahan sawah, yang sekarang sudah jadi sawah, bukan berupa gambut tapi itu adalah materialnya atau batuannya atau tanahnya adalah tanah aluvial di pinggir Sungai Barito,” jelasnya.

Ini semua, menurut Menteri PUPR, 164 ribu hektare yang sekarang sudah ditanami 85 ribu hektare, yang sisanya 75 ribu (hektare) ini sekarang sudah menyemak sehingga nanti tinggal land clearing bukan cetak sawah lagi.

Sesuai arahan Presiden, lanjut Menteri PUPR, mungkin akan dilakukan dengan pola investasi yaitu bersama dengan Kementerian BUMN, dan Kementerian PUPR sudah berkoordinasi terus, sehingga nanti pemerintah hanya menyiapkan prasarananya.

Hal ini dikarenakan, menurut Menteri PUPR, prasarananya tidak hanya dari Sungai Barito atau Sungai Kapuas tapi juga sudah bisa dilalui dengan jalan darat jadi lebih murah ke arah irigasi tersebut.

“Pemerintah hanya memperbaiki saluran-saluran irigasi baik sekunder maupun primernya, sedangkan nanti BUMN bersama Pertanian teknologi olah tanamnya sehingga bisa menghasilkan produksi yang lebih baik,” pungkas Menteri PUPR. (MAY/EN)

Berita Terbaru