Mestinya Bersifat Kekinian, Presiden Jokowi Sebut Kurikulum Perguruan Tinggi Harusnya Fleksibel

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Juli 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 17.377 Kali
Presiden Jokowi saat memberikan kuliah umum, di Kampus Universitas Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7) siang. (Foto: Humas/Anggun)

Presiden Jokowi saat memberikan kuliah umum, di Kampus Universitas Ahmad Dahlan, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7) siang. (Foto: Humas/Anggun)

Mengantisipasi perubahan-perubahan yang sangat cepat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh universitas khususnya universitas-universitas yang berada di bawah keluarga besar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, lebih khusus lagi Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta, harus mau berubah dan mempersiapkan diri.

“Jangan sampai kita terlalu rutinitas dan itu kita anggap benar. Jangan sampai kita linier, tidak berani melakukan terobosan-terobosan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan kuliah umum, di Kampus Universitas Ahmad Dahlan, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7) siang.

Presiden menambahkan, jangan sampai para civitas akademika bekerja monoton dan tidak menyadari bahwa perubahan itu sudah ada. “Harus berani melakukan perubahan-perubahan,” ujarnya.

Kurikulum misalnya, menurut Presiden Jokowi, harusnya fleksibel menyikapi perubahan yang sangat cepat tersebut.

Ia menyebutkan, dari dulu sampai sekarang di Indonesia Fakultas Ekonomi atau Fakultas Hukum itu selalu ada, padahal perubahannya sudah sangat cepat sekali.

Mestinya, lanjut Presiden, ada hal-hal yang bersifat kekinian, misalnya Fakultas Logistik. Karena platform logistik itu diperlukan sekali dan sangat spesifik serta kebutuhannya sangat besar sekali.

Berkembangannya media sosial misalnya, menurut Presiden, dapat disikapi dengan adanya Fakultas Animasi yang nanti memiliki jurusan meme.

“Ini memang sudah berubah, kita ini sudah berubah. Filosofi dasar ekonomi itu bisa diajarkan tapi satu semester lah. Yang lain, perkembangan ini yang harus diantisipasi,” tutur Presiden seraya menambahkan, perlu dipelajari bagaimana membangun sebuah retail platform yang bisa merajai tidak hanya di Indonesia tapi juga di ASEAN maupun di dunia.

Menangkan Persaingan
Dalam memenangkan persaingan, menurut Presiden, harus dilakukan inovasi yang terus-menerus dan tidak berhenti.

“Kalau kita berani masuk kesini insya Allah memenangkan persaingan, memenangkan kompetisi.,” tutur Presiden.

Yang kedua, lanjut Presiden, kreativitas yang terus-menerus serta yang ketiga, enterpreneurship. “Ini mestinya diajarkan hal-hal seperti ini,” ujarnya.

Kuliah umum oleh di Kampus Universitas Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta itu dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Ristek dan Dikti M. Nasir, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Setelah menyampaikan kuliah umum, Presiden meletakkan batu pertama pembangunan Museum Muhammadiyah yang berada di lingkungan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. (UN/GUN/ES)

Berita Terbaru