Minta Guru Antisipasi Generasi Y, Presiden Jokowi: Jangan Sampai Anak-Anak Dididik Medsos

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Juli 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 18.120 Kali
Presiden Jokowi pada pembukaan Rakorpimwil Tahun 2017 PGRI, di Hotel Sahid Jaya, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7). (Foto: Humas/Anggun)

Presiden Jokowi pada pembukaan Rakorpimnas Tahun 2017 PGRI, di Hotel Sahid Jaya, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7). (Foto: Humas/Anggun)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa 5, 10, atau 15 tahun lagi akan muncul yang namanya Generasi Y. Artinya, anak-anak sekarang yang berumur 10, 15, dan 20 tahun itu akan masuk ke zaman itu.

“Generasi Y ini akan sangat mempengaruhi pasar, landscape politik ekonomi global, nasional, maupun daerah,” kata Presiden Jokowi pada pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional (Rakorpimnas) Tahun 2017 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Hotel Sahid Jaya, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7) siang.
Menurut Kepala Negara, munculnya generasi Y itu berjenjang datangnya tapi sudah tidak bisa ditolak lagi. Mereka akan mempengaruhi landscape ekonomi global, nasional, maupun daerah.

“Mereka sudah tidak membaca koran lagi nanti, 5 tahun-10 tahun yang akan datang. Enggak akan baca koran lagi, tidak akan lihat TV lagi. Mereka akan klik, pengen baca apa entah di dot apa, online.com. Mereka akan lihat, TV enggak mau lihat, mereka Netflix, mereka akan pilih video-video yang mereka sukai. Hanya dengan, dimanapun berada hanya dengan smartphone, dengan gawai yang dia punya,” kata Presiden.

Menurut Kepala Negara, perubahan seperti ini yang harus disadari dan saat ini adalah masa transisi yang tidak bisa diperkirakan apa yang akan terjadi.

“Oleh sebab itu harus, sekali lagi harus kita antisipasi. Siapa yang bisa menyiapkan ini? Siapa yang bisa mengantisipasi ini? Bapak/Ibu Guru sekalian, Ibu dan Bapak sekalian yang hadir di sini,” tutur Kepala Negara seraya menambahkan, karena sekarang ini, Generasi Y ini menjadi bimbingan para guru.

Kepala Negara mewanti-wanti, jangan sampai arus perubahan itu mengubah sosial budaya dan karakter anak-anak Indonesia. Ia mengingatkan, para guru sangat berperan dalam menyiapkan hal tersebut.

Oleh sebab itu, dalam Rakorpimnas PGRI ini Presiden Jokowi mengaku sengaja hadir untuk mengingatkan itu.

“PGRI sangat berperan sekali dalam menyiapkan, mengantisipasi itu. Karena pendidikan adalah jalan panjang dari sebuah bangsa untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada dalam membangun martabat bangsa ini,” ujar Presiden Jokowi seraya menambahkan, melalui pendidikan identitas dan karakter kebangsaan Indonesia diperkuat.

“Sekali lagi, ini adalah peran-peran guru,” tegas Presiden Jokowi.

Jangan Dididik Medsos
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara mengingatkan, jangan sampai anak-anak Indonesia dididik oleh media sosial (medsos) dan perubahan-perubahan yang merusak karakter bangsa.

“Hati-hati. Semuanya harus mempersiapkan ini. Perubahan itu sudah tidak bisa kita tolak-tolak lagi tapi bagaimana kita mengisi agar perubahan itu bisa kita kendalikan, bisa kita kontrol, dan bisa kita menangkan dengan mengisi anak-anak kita dengan hal-hal terutama yang berkaitan dengan karakter,” tutur Kepala Negara.

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar para guru bekerja bukan semata-mata menjalankan profesi, tetapi juga mengemban tugas profetik, tugas nubuwwah, tugas kenabian dalam menjalankan misi menggali, menyadarkan, dan mengajak peserta didik pada kebenaran dan kebaikan.

“Hati-hati, jangan sampai mereka diisi oleh yang tadi saya sampaikan, yang namanya media sosial, yang namanya smartphone yang isinya bisa macam-macam, bisa video, bisa videoblog, bisa Instagram, bisa Twitter, bisa Facebook, dan Telegram, dan yang lain-lainnya. Berada di satu kotak kecil itu saja. Hati-hati,” pesan Presiden Jokowi menekankan.

Presiden mengingatkan, alat-alat tersebut bisa mendidik anak-anak kalau para guru tidak memperkuat mereka dengan isian-isian yang baik.

Pada guru, lanjut Presiden, bangsa Indonesia menitipkan amanat untuk memupuk, memelihara, serta mengembangkan jati diri dan membentuk karakter anak didik.

Sehingga nantinya, kata Presiden, akan muncul jiwa-jiwa yang mulia, penuh integritas, penuh kejujuran, penuh moralitas, penuh akal budi yang baik, serta penuh budi pekerti yang baik.

“Ini adalah sebuah isian-isian yang perlu kita berikan kepada anak-anak kita dalam membendung arus perubahan global yang tidak bisa kita tolak lagi,” pungkas Presiden.

?Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Kepulauan Riau, Bupati Sleman,  pengurus besar PGRI, pengurus daerah PGRI di seluruh Indonesia, serta perwakilan persatuan guru dari Brunei, Malaysia, Singapura, dan Turki. (UN/GUN/ES)

Berita Terbaru