Minta Perbaikan Peralatan, Presiden Jokowi Ingin Kelola Sendiri Ruang Udara Untuk Lalu Lintas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (8/9) siang, memimpin rapat terbatas (Ratas) yang membahas mengenai Flight Information Region (FIR), yaitu ruang udara yang digunakan untuk lalu lintas.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan yang didampingi Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kepada wartawan mengatakan, rapat terbatas itu membahas mengenai FIR di Blok A, B, C.
Ini istilahnya Upper Natuna, perbatasan dengan Singapura dan Semenanjung Malaka Malaysia, dan juga perbatasan dengan negara bagian Malaysia yang berada di utara Kalimantan, Serawak dsb, kata Jonan di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/9) siang.
Menurut Menhub, Presiden Jokowi meminta agar dalam 3-4 tahun ini kita mempersiapkan peralatan-peralatan yang lebih baik, dan personil yang lebih baik, sehingga ruang udara kita nantinya dapat dikelola sendiri oleh bangsa Indonesia sendiri. Tidak seperti selama ini, ditugaskan Singapura untuk mengelolanya.
Jadi ini di Upper Natuna, di perbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Persiapannya 3-4 tahun. Kita juga akan bicara dengan Malaysia dan Singapura, kalau kita sudah siap nanti akan ada pengalihan. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik, tegas Jonan.
Ditambahkan Jonan, sebenarnya FIR ini kalau dari penerbangan sipil masalahnya keselamatan yang paling utama, di mana Indonesia juga mengelola FIR negara lain.
Jadi Christmas Island milik Australia dikelola oleh Indonesia. Timor Leste secara keseluruhan FIR-nya juga di Indonesia dan Auckland Island. Auckland Island di Pasifik miliknya Amerika Serikat, itu juga yang mengelola FIR-nya di Indonesia melalui ATC Ujung Pandang, terang Jonan.
Tampak hadir dalam rapat terbatas itu antara lain Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Ristek dan Dikti M. Nasir, dan Kepala LAPAN Thomas Djamaludin. (UN/SLN/EN/DND/ES)