Minta Terobosan Baru, Presiden Jokowi Ingin Peran ‘Broker’ Dipangkas Dalam Pengadaan Alutsista

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Juli 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.693 Kali
Presiden Jokowi saat meimpin Rapat terbatas tentang Alutsista di Kantor Presiden, jakarta (20/7). (Foto:Humas/Agung)

Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas tentang Alutsista di Kantor Presiden, Jakarta (20/7). (Foto:Humas/Agung)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, proses pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus transparan dan merupakan sebuah kebutuhan, bukan keinginan.

“Dalam setiap pengadaan alutsista, Undang-Undang Industri Pertahanan wajib diberlakukan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (ratas) membahas tentang alutsista, di Kantor Presiden,  Jakarta, Rabu (20/7) sore.

Presiden menambahkan, pembelian alutsista harus disertai dengan transfer technology kepada industri-industri pertahanan nasional. “Dahulu kan arahnya ke sana, sehingga pengembangan industri pertahanan nasional betul-betul mengarah kepada kemandirian,” pesannya.

Berkaitan dengan industri pertahanan nasional, Presiden mengungkapkan, banyak negara lain ingin bekerja sama dengan Indonesia.

“Silakan dihitung dan dikalkuasi mana yang memberikan keuntungan kepada kepentingan nasional kita secara jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,” tutur Presiden.

Selain itu, Presiden meminta agar tawaran kerja sama dari negara lain bisa dioptimalkan sehingga ada terobosan baru dalam pengadaan alat pertahanan dan bisa mengubah pola belanja alutsista menjadi investasi pertahanan ke depan.

“Harus memperhatikan daur hidup, tidak boleh kita membeli pesawat tempur tanpa berhitung, berkalkulasi, biaya daur hidup alutsista tersebut dalam 20 tahun ke depan,” kata Presiden

Menurut Presiden, pengadaan alutsista ditujukan untuk memenuhi pokok minimum di tahun 2024 sehingga tahun 2019 sudah terlihat kerangka modernisasi TNI sesuai dengan rencana strategis 2024.

“Angkatan Darat memiliki alutsista berat seperti tank, heli serbu, dan persenjataan infanteri khusus, Angkatan Laut diperkuat dengan karakter kemampuan Angkatan Laut seperti kapal selam, kapal perang permukaan, sistem pengintaian maritim, pengamanan lokasi-lokasi yang mempunyai potensi konflik, Angkatan Udara diperkuat oleh alutsista strategis berupa pesawat-pesawat jet tempur, pesawat angkutan berat, dan sistem pertahanan rudal,” papar Presiden.

Mengakhiri sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya agar proses pengadaan alutsista harus dimulai dari interaksi antara pemerintah dengan pemerintah untuk memangkas broker. “Kecenderungan di situ adalah mark up harga,” ungkapnya

Tampak hadir dalam ratas diantaranya Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menlu Retno Marsudi, Menhan Ryamizard Ryacudu, dan Jaksa Agung Prasetyo. (DAN/FID/ES)

Berita Terbaru