Moderasi dan Modernisasi Pemilu dalam Perspektif Generasi Muda

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 Maret 2024
Kategori: Opini
Dibaca: 808 Kali

Oleh: Usman Manor *)

Generasi Z atau akrab dengan istilah Gen Z memiliki kuantitas terbesar ketiga dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilihan Umum tahun 2024 setelah Generasi Milenial dan Generasi X. Menurut Corey Seemiller dan Meghan Grace dalam Generation Z; A Century in the Making, Gen Z merupakan generasi yang sangat beragam dan dibentuk oleh perubahan sosial serta teknologi. Melansir data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dikutip dari indonesiabaik.id, sekira 46,8 Juta Gen Z tercatat dalam DPT. Jumlah tersebut setara dengan dua kali jumlah penduduk di Pulau Sulawesi berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2022. Kuantitas yang besar tersebut menyebabkan Gen Z memiliki andil yang besar dalam menentukan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024.

Gen Z memiliki karakteristik yang unik sekaligus membedakan dengan Generasi Milenial dan Generasi X menurut Bruce Tulgan dalam Meet Generation Z: The Second Generation within The Giant Millenial Cohort. Generasi yang lahir dalam kurun tahun 1997 hingga 2012 tersebut sangat melek teknologi, kreatif, dapat menerima perbedaan, peduli terhadap sesama makhluk hidup, dan senang berekspresi. Namun demikian, Gen Z sangat mudah mengeluh, memiliki kecemasan tinggi, dan mudah stres. Karakteristik tersebut menyebabkan Gen Z menghadapi tantangan berupa ketergantungan terhadap teknologi yang dapat memengaruhi kesehatan mental, proses berpikir menjadi serba instan, dan karakter minim daya juang. Tantangan tersebut turut memengaruhi cara pandang terhadap pemilu bagi Gen Z yang mayoritas baru pertama kali mengikuti pesta demokrasi. Mengutip dari Jurnal Bawaslu, Pemilu pada dasarnya merupakan sebuah arena yang mewadahi kompetisi antaraktor politik untuk meraih kekuasaan dan partisipasi politik rakyat untuk menentukan pilihan. Di Indonesia, pemilu menggunakan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, atau dikenal dengan istilah luber jurdil. Penyelenggaraan pemilu secara luber jurdil tersebut yang diharapkan oleh Gen Z sehingga hasil dari pemilu dapat berkontribusi secara signifikan dalam membantu Gen Z menghadapi tantangan yang tidak mudah. Dengan kata lain, pemilu menjadi suatu hal yang penting bagi Gen Z dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

Sebagai pemilih pemula dalam pemilu tahun 2024, Gen Z sangat memperhatikan isu sosial, lingkungan, reformasi pendidikan, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan berkelanjutan. Isu-isu tersebut yang menjadi dasar pertimbangan Gen Z dalam menentukan pilihan pada pemilu. Selain itu, mengutip hasil survei Populix, Gen Z mempertimbangkan kualitas kepemimpinan, kejelasan kebijakan, kecerdasan, kemampuan menyelesaikan permasalahan, dan integritas sebagai karakteristik utama dalam menentukan pilihan. Hal ini sesuai dengan karakteristik Gen Z yang kreatif dan peduli terhadap sesama makhluk hidup. Isu dan karakteristik dalam pemilu menstimulus cara pandang Gen Z terhadap pemilu maupun hasil pascapemilu. Bagi Gen Z, pemilu merupakan jalan tengah (moderasi) sekaligus transformasi menuju masa depan yang lebih baik (modernisasi).

Moderasi menurut Ma’mun Murod Al-Barbasy merupakan suatu sikap yang mencoba menjadi penengah, memberikan solusi, dan jalan tengah. Sementara modernisasi menurut Widjojo Nitisastro merupakan transformasi total dari kehidupan tradisional atau pra modern menuju pola-pola ekonomis dan politis yang lebih modern. Dalam kaitannya dengan pandangan Gen Z, pemilu merupakan suatu proses yang menengahi kewenangan dan kekuasaan dari otoritarian. Upaya menengahi tersebut sejalan dengan proses menengok ke belakang dalam rentang waktu kekuasaan sebagai evaluasi atas implementasi kebijakan seraya menyongsong harapan agar implementasi kebijakan dilakukan dengan lebih baik di masa mendatang. Hal tersebut tercermin dari sikap Gen Z yang berupaya tidak memaksakan pendapat dan pilihan terhadap calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres), dan calon legislatif (caleg) kepada orang lain. Akan tetapi, Gen Z tetap berupaya secara antusias mengenali dan memahami visi misi capres, cawapres, dan caleg dengan memanfaatkan teknologi melalui media sosial.  Dalam hal ini, moderasi sebagai pandangan Gen Z terhadap pemilu sama dengan karakteristik Gen Z yang dapat menerima perbedaan. Sementara, modernisasi yang diharapkan oleh Gen Z dalam pemilu juga sepadan dengan karakteristik Gen Z, yaitu melek teknologi dan kreatif. Oleh sebab itu, pemilu bagi Gen Z bukan sekadar penting untuk menentukan arah masa depan mereka, melainkan pula menjadi moderasi guna mencapai modernisasi sesuai harapan Gen Z.

Pada akhirnya, pemilu merupakan tolok ukur kemajuan demokrasi bagi suatu negara. Pembatasan kekuasaan melalui proses pemilu mengindikasikan negara memberikan kesempatan bagi rakyatnya untuk memilih dan dipilih. Namun demikian, pemilu bagi Gen Z bukan persoalan menang atau kalah maupun memilih dan dipilih, melainkan jalan tengah untuk menyongsong transformasi yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai jalan tengah, pemilu seharusnya mengimplementasikan asas luber jurdil dalam seluruh proses, mulai dari persiapan hingga penentuan pemimpin. Selain itu, pemilu seharusnya tidak lagi menggunakan metode pramodern, melainkan menggunakan sarana dan prasarana modern, seperti e-vote yang lebih ramah terhadap Gen Z sehingga menstimulus peningkatan partisipasi Gen Z dalam memilih. Penggunaan sarana dan prasarana modern mengisyaratkan adanya modernisasi dalam implementasi kebijakan pascaterpilihnya pemimpin negara. Dengan demikian, pemilu dalam perspektif Gen Z merupakan proses moderasi yang diharapkan akan melahirkan modernisasi di masa mendatang.

*) Analis Sumber Sejarah, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Referensi

Al-Barbasy, Ma’mun Murod. (2024). https://umj.ac.id/opini/moderasi-beragama-tanpa-makna/#:~:text=Moderasi%20berasal%20dari%20bahasa%20Inggris,di%20antara%20dua%20titik%20ekstrem. Diakses pada 18 Maret 2024 Pukul 14.57 WIB.

Asih, Restu Wahyuning. (2024). Survei Populix; Gen Z dan Milenial Soroti Isu Ini dalam Pemilu 2024. https://kabar24.bisnis.com/read/20240126/15/1735692/survei-populix-gen-z-dan-milenial-soroti-isu-ini-dalam-pemilu-2024. Diakses pada 18 Maret 2024 Pukul 14.56 WIB.

Hazda, Baladan. (2023). Modernisasi: Pengertian Menurut Ahli, Ciri-Ciri, Faktor, dan Dampaknya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6935785/modernisasi-pengertian-menurut-ahli-ciri-ciri-faktor-dan-dampaknya. Diakses pada 18 Maret 2023 Pukul 15.00 WIB.

Isnur, Putri. (2023). Gen Z dan Milenial Mendominasi Pemilih Pemilu 2024. https://indonesiabaik.id/videografis/gen-z-dan-milenial-mendominasi-pemilih-pemilu-2024. Diakses pada 18 Maret 2024 Pukul 14.46 WIB.

Kusnandar, Viva Budy. (2022). Ini Provinsi dengan Penduduk Muslim Terbanyak di Pulau Sulawesi. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/10/ini-provinsi-dengan-penduduk-muslim-terbanyak-di-pulau-sulawesi#:~:text=Menurut%20data%20Direktorat%20Jenderal%20Kependudukan,juta%20jiwa%20pada%20Juni%202022. Diakses pada 18 Maret 2024 Pukul 14.50 WIB.

Rahmatunnisa, M. (2017). Mengapa Integritas Pemilu Penting. Jurnal Bawaslu3(1), 1-11.

Tim Hukum Online. (2023). Asas-Asas Pemilu. https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-pemilu-lt64956cc40a99a/. Diakses pada 18 Maret 2024 Pukul 14.54 WIB.

Opini Terbaru