Momen Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Presiden Resmikan TVRI Stasiun Papua Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 Oktober 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 945 Kali

Presiden Jokowi meresmikan TVRI Stasiun Papua Barat, Rabu (28/10) (Foto: BPMI-Setpres)

Bertepatan dengan momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92, Rabu (28/10), Presiden Joko Widodo meresmikan TVRI Stasiun Papua Barat.

“Untuk menegaskan keseriusan komitmen untuk menjaga persatuan dan pemerataan akses informasi, di momen Sumpah Pemuda yang ke-92 ini, TVRI Stasiun Papua Barat sebagai Stasiun TVRI yang ke-30 akan segera diresmikan,” ujar Presiden dalam sambutan virtualnya.

Stasiun ini, imbuhnya, akan melayani masyarakat Papua, menyediakan berbagai informasi berkualitas, sehingga masyarakat Papua mendapatkan akses informasi yang sama dengan masyarakat di wilayah Indonesia lainnya.

“Salah satu sarana untuk mengetahui wajah Indonesia dan berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia dan dunia adalah melalui televisi. Apa yang terjadi di Papua dapat diketahui oleh masyarakat di Jawa, Sumatra dan sebagainya. Sebaliknya, apa yang terjadi di berbagai wilayah Tanah Air juga dapat diketahui oleh masyarakat di Papua,” ujar Kepala Negara.

Presiden berharap dengan adanya stasiun ini, TVRI tetap bekerja menjadi menjadi media pemersatu bangsa.

Semangat Sumpah Pemuda Wujudkan Indonesia Maju
Dalam sambutannya Kepala Negara juga mengungkapkan bahwa momen Sumpah Pemuda yang diperingati hari ini, merupakan peristiwa yang sangat penting dan bersejarah yang terjadi 92 tahun yang lalu, tepatnya 28 Oktober 1928. Saat itu, para pemuda dari seluruh penjuru Nusantara menyisihkan berbagai perbedaan di antara mereka, baik suku, agama, maupun bahasa daerah, untuk bersumpah menjadi Indonesia yang satu: tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. “Kini, 92 tahun telah berlalu, semangat Sumpah Pemuda harus terus menyala,” ujarnya

Dalam arus besar globalisasi, lanjut Presiden, yang sering terjadi adalah persaingan yang sengit antarnegara dan juga antarindividu. Tidak jarang kompetisi itu berujung pada upaya saling mengalahkan dan saling menghancurkan yang kemudian menjadi energi negatif yang merugikan semuanya.

“Sumpah Pemuda justru membawa energi positif yang menyatukan. Persaingan dan perbedaan tidak harus membuat kita melupakan adanya masalah-masalah bersama, kepentingan-kepentingan bersama, maupun tujuan-tujuan bersama. Yang semuanya bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja sama,” jelasnya.

Kepala Negara berpandangan bahwa bersatu dan bekerja sama adalah kunci untuk mencapai Indonesia Maju. Untuk itu, upaya-upaya untuk menjaga persatuan harus terus dilakukan.

“Menjadi Indonesia tidak cukup hanya dengan menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Kita harus bekerja sama merawat keindonesiaan. Keindonesiaan harus selalu dijaga dengan semangat solidaritas dan rasa persaudaraan. Kita harus saling membantu satu sama lain dalam semangat solidaritas. Tidak ada Jawa, tidak ada Sumatra, tidak ada Sulawesi, tidak ada Papua, yang ada adalah saudara sebangsa dan setanah air,” tegasnya.

Persatuan harus terus diperjuangkan dengan menghargai perbedaan, menjaga toleransi, serta menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Untuk mewujudkan Indonesia yang satu, seluruh komponen bangsa harus bekerja sama membangun Indonesia secara adil dan merata, membangun Indonesiasentris dengan membangun dari pinggiran, desa, pulau terdepan, hingga perbatasan.

“Kita juga membangun infrastruktur yang memudahkan konektivitas antarwilayah, antarpulau untuk mempersatukan Indonesia. Dengan pembangunan yang merata dan berkeadilan, maka masyarakat Papua, masyarakat Aceh, dan masyarakat Indonesia di berbagai wilayah merasa menjadi bagian dari Indonesia, merasa memiliki Indonesia, serta ikut berkontribusi untuk memajukan Indonesia,” paparnya. (BPMI-SETPRES/UN)

Berita Terbaru