Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, 1 Maret 2024

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Maret 2024
Kategori: Sambutan
Dibaca: 1.205 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX, 1 Maret 2024

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Kapolri, Gubernur Sumatra Selatan, Pak Wamen,;
Yang saya hormati Ketua Umum PP Muhammadiyah Profesor Doktor K.H Haedar Nashir, beserta seluruh jajaran pengurus pusat dan daerah;
Yang saya hormati Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Adinda Himawan Abdul Musawir Yahya, beserta seluruh jajaran pengurus pusat maupun daerah;
Seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan Aisyiyah, yang saya hormati;
Seluruh peserta Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Palembang, Sumatra Selatan;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

Hari Senin yang lalu, Adinda Abdul Musawir Yahya, beserta panitia Muktamar datang ke istana, saya pikir hanya ingin menyampaikan uneg-uneg apa, ternyata mengundang saya untuk datang ke Muktamar. Itu mendadak sekali namanya. Padahal, hari Rabu saya harus ke Samarinda, hari Kamisnya saya ke bontang. Tadi pagi, kemarin sore, sampai ke IKN, kemudian tadi pagi ada tujuh kegiatan saya di IKN, Kalimantan Timur. Sehingga mengaturnya sangat sulit sekali dan baru sampai di Palembang itu setengah enam sore tadi. Terbang langsung dari IKN dengan helikopter, ganti pesawat di Balikpapan. Bayangkan. Pesan saya, kalau mengundang jangan mendadak.

Kenapa saya capai-capai datang ke Palembang? Karena IMM adalah organisasi penting, dan acara Muktamar juga sangat penting. Maka, saya putuskan saya datang,. Dan, saya mengapresiasi peran aktif seluruh kader IMM dalam menjalankan Aqidah kebangsaan, termasuk penyelenggaraan Pemilu kemarin yang pemilihnya didominasi oleh generasi muda. Perhitungan kita kurang lebih 56 persen atau 113 juta pemilih dari generasi milenial dan generasi Z. Jadi kalau menurut saya, anak muda itu tidak apatis terhadap politik. Justru generasi muda punya kemauan besar untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Himawan dan Himawati yang saya banggakan,
Dalam tahun-tahun terakhir ini, lanskap politik global itu berubah. Lanskap ekonomi global juga berubah karena disrupsi teknologi, karena ada perubahan-perubahan  akibat interaksi sosial lewat media sosial. Dan, kita tahu geopolitik global juga sekarang ini sangat sulit dihitung, sangat sulit dikalkulasi. Ekonomi global juga sama, ketidakpastiannya juga sulit dikalkulasi dan sulit dihitung. Tetapi dalam posisi tekanan-tekanan seperti itu, justru peluang itu ada. Justru kesempatan untuk kita melompat itu ada. Dan, menurut lembaga-lembaga internasional untuk negara kita kalkulasinya; baik OECD, baik World Bank, baik IMM, baik McKinsey, baik Bappenas kita sendiri berhitung, bahwa Indonesia memiliki kesempatan besar untuk melompat menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan. Tetapi, tantangannya juga sangat besar. Tidak ujug-ujug bisa langsung melompat, tapi tantangannya juga sangat besar.

Oleh sebab itu, saya berikan contoh seperti tadi disampaikan Adinda Himawan Abdul Musawir Yahya mengenai hilirisasi. Saya berikan contoh tembaga. Tembaga yang sudah 55 tahun diekspor dalam bentuk mentahan oleh PT Freeport. Bayangkan 55 tahun. Dan, kita tidak tahu apakah yang diekspor itu hanya tembaga atau ada emasnya. Oleh sebab itu, sembilan tahun yang lalu saya paksa untuk mereka mau membangun yang namanya industri smelter.

Tidak mudah mengajak mereka untuk membangun industri smelter itu, karena sudah terbiasa mengirim bahan mentah. Dikirim ke Jepang, ada yang dikirim ke Spanyol, industri smelternya ada disana.  Berarti kita kehilangan nilai tambah, yang pertama. Yang kedua, kita kehilangan yang namanya kesempatan kerja bagi anak bangsa. Karena sulit kita dorong untuk membangun industri smelter, kemudian kita lakukan yang namanya pembelian saham mayoritas bagi PT Freeport oleh BUMN kita, Sehingga, kita sekarang memiliki saham mayoritas 51 persen. Setelah kita mayoritas, baru saya perintah BUMNnya agar industri smelternya segera dibangun, dan insyaallah nanti di bulan Juni pada tahun ini, industri smelter PT Freeport yang akan mengolah tembaga dan mungkin juga ada emasnya berton-ton akan mulai beroperasi, dan akan merekrut anak-anak muda kita, mungkin lebih dari 15 ribu atau 20 ribu untuk bekerja disana, dan nilai tambahnya juga meloncat.

Saya berikan contoh lagi yang kedua, nikel. Dibangun industri smelter saat kita mengekspor mentah sudah bertahun-tahun, ekspor hanya mentahan nickel ore, nilainya setiap tahun ekspor kita itu kurang lebih 30an triliun rupiah. Begitu smelter dibangun, ekspor kita mencapai 510 triliun rupiah. Artinya apa? Ada yang menanyakan kepada saya, “Pak, yang untung kan perusahaan.” Tidak seperti itu. Karena dari kelompatan Rupiah tadi yang saya sampaikan, kita bisa memungut yang namanya pajak perusahaan, kan menjadi lompatan pajak perusahaannya, pajak karyawan yang ada di situ, royalti kita dapat, bea ekspor kita dapat, BNPB kita dapat semuanya. Kalau kita ikut share di situ artinya kita dapat deviden, gede sekali. Artinya perusahaan dapat untung, tapi negara juga mendapatkan income/penerimaan yang juga sangat besar sekali.

Inilah yang terus kita dorong, dan hilirisasi itu tidak hanya urusan tembaga, atau urusan nikel atau urusan bauksit, timah. Tetapi, hilirisasi itu juga akan kita dorong di perkebunan, di pertanian, di perikanan, di kelautan, semuanya harus kita hilirisasikan dengan nilai tambah di dalam negeri, kesempatan kerja di dalam negeri. Tapi, negara-negara maju juga tidak diam. Saya kira Saudara-saudara tahu, Adinda Himawan dan Himawati, karena nikel kita stop, kita digugat di WTO tahun lalu dan kalah, kalah. Tapi, kita naik banding.

Kita juga tahu semuanya bahwa dalam sebulan, dua bulan ini banyak negara-negara masuk ke jurang resesi: Eropa, kemudian baru saja kemarin Inggris masuk ke resesi, Jepang masuk ke resesi, 96 negara juga menjadi pasiennya IMF. Artinya apa? Situasi ekonomi dunia ini tidak sedang baik-baik saja. Oleh sebab itu, kita harus hati-hati dalam mengelola apapun, mengelola ekonomi kita, mengelola APBN kita.

Dan, kita harapkan ke depan, pemerintah yang baru juga melakukan hal yang sama, hati-hati dalam mengelola negara sebesar Indonesia ini. Karena Indonesia bukan sebuah negara yang kecil, tapi negara yang sangat besar, negara yang sangat luas, dan penduduknya sudah hampir 280 juta. Sehingga, setiap tindakan apapun kita harus berhati-hati, terutama dalam mengelola ekonomi, politik, harus penuh dengan kehati-hatian agar tidak keliru dalam mengelola negara. Yang terakhir, yang hadir di sini ada yang hafal pancasila?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Coba perkenalkan namanya.

Perwakilan Mahasiswa (Muhammad Yusuf)
Nama saya Muhammad Yusuf.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Adinda Yusuf.

Perwakilan Mahasiswa (Muhammad Yusuf)
Ya. Tapi biasa dipanggil Yuki, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yusuf, tapi biasa dipanggil Yuki. Apa hubungannya Yusuf dengan panggilannya Yuki?

Oke Yuki, tahu hilirisasi itu apa?

Perwakilan Mahasiswa (Muhammad Yusuf)
Tidak, Pak

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tidak apa-apa

Perwakilan Mahasiswa (Muhammad Yusuf)
Saya kemari hanya dengan keberanian, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi, hilirisasi itu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Sudah, itu saja. Agar nilai tambahnya itu bisa kita dapatkan, itu hilirisasi. Sekarang, Pancasila.

Perwakilan Mahasiswa (Muhammad Yusuf)
Pancasila. Satu, Ketuhanan yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
*Bertepuk tangan*
Ya, silakan kembali

Perwakilan Mahasiswa (Muhammad Yusuf)
Tidak ada sepeda , Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, itu ada, ada, ada. Silakan diambil.

Yuki, itu sepedanya itu bisa ditukar dengan mobil, lho. Yang mahal bukan sepedanya tapi tulisan itu “Hadiah Presiden Jokowi” yang mahal itu.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan, dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada malam hari ini secara resmi saya buka Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tahun 2024.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sambutan Terbaru