Mulai 2017, Patung Lilin Presiden Jokowi Ditampilkan di Madame Tussauds Hong Kong
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima perwakilan Museum Madame Tussauds Hong Kong di Istana Merdeka, Rabu (12/10) siang. Pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam sejak pukul 14.00 WIB tersebut dimaksudkan untuk melakukan pengukuran tubuh Presiden Jokowi, untuk dijadikan figur di Museum Madame Tussauds Hong Kong.
Staf Khusus Bidang Komunikasi Johan Budi SP mengatakan bahwa pose yang ingin ditampilkan Presiden Jokowi adalah gaya beliau dalam kegiatan sehari-hari yang mengenakan baju kemeja putih dan celana hitam, serta ciri khas lipatan pada ujung lengan tangan.
Jadi natural seperti apa adanya, jadi tidak dibuat-buat, jelas Johan pada media saat mendampingi perwakilan Museum Madame Tussauds Hong Kong.
Selain itu, Presiden Jokowi juga akan mendonasikan batik pribadi miliknya kepada pihak museum.
General Manager Madame Tussauds Hong Kong Jenny You, yang hadir pada saat kesempatan itu, menyatakan alasan pihaknya memilih Presiden Jokowi karena hasil survei yang menunjukkan bahwa beliau berada dalam peringkat paling tinggi diantara para pemimpin politik dunia. Survei dilakukan melalui daring, media sosial, dan mesin survei yang diisi oleh para pengunjung usai melakukan tur di museum.
Kami meyakini bahwa Presiden Joko Widodo memiliki gaya kepemimpinan yang sangat unik, karena ketika kami melakukan penelitian, kami menemukan bahwa Presiden Jokowi sangat rendah hati dan sangat peduli kepada rakyat terutama masyarakat kurang mampu, ditambah lagi dengan perhatiannya terhadap korupsi di negara ini. Jadi kami percaya bahwa Presiden Jokowi adalah seorang tokoh yang sangat baik untuk bergabung dengan para pemimpin dunia di Madam Tussauds Hong Kong, ujar Jenny You.
Khusus untuk Presiden Jokowi, tim profesional Madam Tussauds didatangkan dari London ke Jakarta untuk melakukan proses pengukuran, sehingga proses yang seharusnya berlangsung selama 4 hingga 6 jam dapat dipersingkat menjadi 1,5 jam. Sedangkan proses pembuatan patung lilin Presiden akan berlangsung selama 6 bulan di London, dengan biaya sekitar 1,8 juta dolar Hong Kong.
Turut hadir mendampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi Johan Budi SP dalam konferensi pers tersebut adalah Konsul Jenderal RI untuk Hongkong Tri Tharyat.
(FID/SLN)