Mulai Diisi Air, Waduk Jatigede Diharapkan Dapat Tingkatkan Intensitas Tanam Padi
Terhitung mulai Senin (31/8), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pengisian air sebagai tanda berakhirnya proses pembangunan Waduk Jatigede, di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pengisian awal Waduk Jatigede itu ditandai dengan penurunan atau penutupan pintu Diversion Tunnel (Saluran Pengelak) yang dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dalam sambutannya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bahwa Waduk Jatigede merupakan waduk ke 231 di Indonesia namun satu-satunya di Sungai Cimanuk. Oleh sebab itu, nantinya di Sungai Cimanuk akan dibangun reservoir lainnya, yaitu dua bendung yaitu Bendung Beureum Beunget dan Rengrang.
Waduk Jatigede diharapkan dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat di sekitar waduk khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya dan dapat meningkatkan intensitas tanam, khususnya padi di Daerah Irigasi Rentang yang tentunya akan meningkatkan ketahanan pangan kita secara nasional, kata Basuki.
Ia menyebutkan, pengisian waduk dilakukan secara bertahap untuk memberikan kesempatan kepada tim monitoring dan tim evaluasi melakukan pengamatan perilaku bendungan melalui instrumentasi yang telah terpasang. Setelah kondisi keamanan bendungan terkonfirmasi selanjutnya dilakukan pemantauan muka air waduk menuju el+260 (flood supply level).
Diakui Menteri PUPR, bahwa meskipun sudah dilakukan pengisian, permasalahan sosial yang muncul terkait dengan dibangunnya Waduk Jatigede masih belum selesai 100 persen. Namun Menteri PUPR berkomitmen menyelesaikan semua masalah tersebut.
“Kami menyadari bahwa masih terdapat permasalahan yang belum selesai 100 persen, namun saya berkomitmen untuk menyelesaikan semua masalah yang masih tertinggal. Ini komitmen dan perintah Presiden, tidak ada niat pemerintah untuk menyengsarakan rakyatnya dan pembangunan waduk ini semata mata untuk kesejahteraan rakyat,” tegas Basuki.
Tampak hadir dalam pengisian Waduk Jatigede itu antara lain anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Soedjono, Minister Counsellor of Economic and Commercial of Embassy of People Republic of China in Indonesia Sun We De, sebagai pihak donor melalui Loan sejak tahun 2007, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Plt Bupati Sumedang Eka Setiawan.
Air Baku
Sementara itu Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Trisasongko Widianto mengatakan, Waduk Jatigede yang akan mempunyai kapasitas tampungan sebesar 979,5 juta m3 merupakan waduk terbesar kedua setelah Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Jabar.
Disamping akan memberikan manfaat untuk mengairi Daerah Irigasi Rentang di Kabupaten Indramayu seluas lebih kurang 90.000 ha, Waduk Jatigede juga akan dapat menyediakan air baku sebesar 3.500 liter/detik, PLTA 110 MW, pengendalian banjir, pariwisata dan perikanan tangkapan.
Untuk mempertahankan usia guna waduk, kami akan membuat sabo dam dan check dam di Sungai Cimanuk hulu dan anak sungainya, tambah Trisasongko.
Sementara Kepala Satker Pembangunan Waduk Jatigede Airlangga Mardjono mengatakan bahwa untuk tahap awal, waduk akan diisi air sampai elevasi 204 meter selama 12 hari. Tahap kedua, dari 204-221 meter selama 48 hari.
“Pada penggenangan tahap awal, air akan mencapai wilayah permukiman penduduk di Desa Jemah, Kecamatan Jatigede, dalam 14 hari dan kemudian air akan menggenangi Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja dalam 50 hari,” tambah Airlangga.
Waduk Jatigede mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat setempat yaitu dapat mengairi irigasi masyarakat seluas 90 ribu ha, penyediaan air baku bagi 100 ribu KK untuk air bersih dengan target layanan Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Kawasan Balongan dengan kapasitas 3500 lt/det dan PLTA sebesar 110 MW, pengendalian banjir.
Pembangunan waduk tersebut juga memiliki fungsi strategis dalam upaya optimalisasi pendayagunaan sumber daya air. Pendayagunaan Waduk Jatigede meliputi beberapa aspek yaitu penggunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air, penggunaan sumber daya air untuk budidaya lahan pertanian (sawah dan tambak) dan penggunaan air untuk pembangkit energi. Dan yang tak kalah pentingnya adalah sebagai obyek wisata.
(Biro Komunikasi Kementerian PUPR/ES)