Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII Tahun 2022, di Ballroom Hotel Alila Solo, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, 21 November 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 November 2022
Kategori: Sambutan
Dibaca: 1.423 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahamtullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati Ketua MPR RI Bapak Bambang Soesatyo;
Yang saya hormati Ketua DPR RI Ibu Puan Maharani;
Yang saya hormati Ketua DPD RI Bapak  Lanyalla Mattalitti;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir bersama kita Bapak Erick Thohir, Bapak Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki;
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Jawa Tengah dan Wali Kota Surakarta;
Yang saya hormati Ketua Umum HIPMI dan seluruh jajaran Badan Pengurus Pusat HIPMI;
Yang saya hormati seluruh Pengurus Daerah HIPMI dari seluruh penjuru tanah air, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote;
Yang saya hormati senior-senior HIPMI. Hadir di sini Bapak Abdul Latief, Bapak Agung Laksono, Bapak Cicip Sutarjo, Bapak Erwin, Bapak Okto, serta Bapak-Ibu sekalian yang tidak bisa saya sebut satu per satu;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Kita baru saja menyelesaikan KTT G20 di Bali. Ini adalah sebuah amanat dan kehormatan besar. Dan betul-betul kita berada di puncak kepemimpinan global saat ini, karena kita sekaligus sekarang ini juga sebagai ketua ASEAN.

Apa yang ingin saya ingatkan? Bahwa itu adalah sebuah kepercayaan yang tidak mudah kita peroleh, kepercayaan. Kalau kita jadi pengusaha, juga yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita. Ini juga sebagai negara, kita juga membangun kepercayaan internasional, kepercayaan global, kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia. Ini yang tidak mudah. Ini yang tidak mudah.

Kenapa negara lain, internasional, global percaya kepada kita? Karena memang kita bisa dipercaya dan konkret, riil menyajikan angka-angka. Ekonomi kita bagus, di antara negara-negara G20 kita termasuk yang terbaik. Ini membangun kepercayaan dari sana. Pas kita sebagai ketua G20, menyelenggarakan KTT G20 di Bali, pas ekonomi kita di kuartal ketiga berada di angka 5,72 persen. Coba dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya. Inflasi kita juga berada pada kendali, bisa kita kendalikan pada posisi juga yang masih sangat baik, yaitu di angka 5,7 persen. Hal-hal seperti ini yang menumbuhkan kepercayaan (trust) global terhadap kita.

Kalau sudah muncul trust, muncul kepercayaan, apa yang akan terjadi? Sama seperti kalau kita pengusaha, punya perusahaan, punya produk kalau dipercaya, jual barangnya itu mudah. Kalau orang sudah trust, percaya brand kita baik, menjual produk-produk kita itu juga mudah. Ini sama dengan dalam scope besar sebuah negara juga sama seperti itu. Inilah posisi kita sekarang ini. Jadi kita harus meningkatkan, mempertahankan hal-hal angka-angka yang baik, seperti yang tadi saya sampaikan, inflasi maupun growth/pertumbuhan ekonomi kita, harus kita jaga dan terus kita tingkatkan dan itu hasil kerja keras dari para pengusaha Bapak-Ibu sekalian yang berada di hadapan saya.

Coba kalau kita lihat angka-angka: inflasi 5,7 (persen), pertumbuhan ekonomi 5,72 (persen). Konsumsi rumah tangga, saya juga kaget di kuartal ketiga itu di 5,4 persen. Ekspor kita, yang lain-lain yang namanya ekspor itu sangat kesulitan, kita masih berada di angka di triwulan ketiga, ekspor kita masih tumbuh 21 persen, 21,6 persen. Lanskap seperti ini harus kita tahu. Kalau ekonomi dunia gonjang-ganjing, hati-hati, lanskap ekonomi global nanti juga akan bisa berimbas ke kita.

Oleh sebab itu, strateginya harus benar. Ini betul-betul harus hati-hati mengelola dalam posisi dunia global yang sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi. Hati-hati membuat kebijakan. Begitu salah sedikit, bisa berdarah-darah dan itu sudah ada contohnya. Saya kira Saudara-Saudara tahu di Inggris karena salah sedikit kebijakan, salah membuat policy, hasilnya bisa ke mana-mana. Inilah yang kita tidak mau.

Jadi, saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini. Jangan keliru, jangan salah. Utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Kenapa tiap hari, hampir setiap minggu saya masuk ke pasar-pasar? Baru saja tadi pagi, saya juga masuk ke pasar di Boyolali. Saya cek harga-harga yang naik apa, harga yang stabil apa, supaya kita dapat feeling-nya. Jangan keliru kita membuat kebijakan.

Neraca perdagangan kita juga sudah 30 bulan berturut-turut selalu surplus. Artinya, yang berproduksi di dalam negeri itu buang barangnya masih banyak yang menerima. Ingat, negara lain tidak seperti ini. Sekarang ini, urusan yang namanya BBM saja pusing semuanya. Urusan yang namanya pangan, kekurangan semuanya. Ini semua negara. Kenaikan bisa 30 persen, bisa 40 persen, bisa 50 persen, ini kita stabilitas harga kita masih kita bisa pertahankan. Inilah yang harus kita sampaikan agar kita optimis, tetapi tetap harus hati-hati dan harus tetap waspada.

Kemudian yang kedua, yang berkaitan dengan politik. Yang berkaitan dengan politik, saya hanya titip kepada calon-calon presiden, calon-calon wakil presiden yang juga hadir di sini. Saya tidak mau sebut siapa, tapi tadi secara blak-blakan Pak Menteri Investasi sudah sampaikan. Jadi, saya enggak usah mengulang. Saya titip, dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini kita harus semua menjaga agar kondusifitas situasi politik itu tetap adem kalau bisa, kalau enggak bisa paling banter ya hangat tapi jangan panas, karena situasinya tidak normal. Hati-hati, situasi dunia sedang tidak normal.

Saya sudah menyampaikan berkali-kali, 14 negara sudah masuk dalam posisi menjadi pasiennya IMF, 14 negara. Tahun ’97-‘98 itu hanya lima negara saja sudah geger, ini sudah 14 negara masuk menjadi pasiennya IMF. Dan, 28 negara mengantre di depan pintunya IMF lagi, diperkirakan sampai angka 66, dan itu enggak mungkin bisa mendapatkan bantuan semuanya. Enggak mungkin, karena juga keterbatasan dari IMF, dari Bank Dunia, punya keterbatasan itu.

Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter hangat sedikit, syukur bisa adem. Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik, silakan, tapi jangan sampai panas, apalagi membawa politik-politik SARA, tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan. Setuju? Politisasi agama, jangan. Jangan. Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama. Hindari ini. Lakukan politik-politik gagasan, politik-politik ide, tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas, jangan. Sangat berbahaya bagi negara sebesar kita Indonesia yang sangat beragam.

Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini secara resmi saya buka Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII Tahun 2022.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Sambutan Terbaru