Keterangan Pers (Doorstop) Presiden Republik Indonesia Setelah Melaksanakan Kunjungan Kerja ke Sejumlah Negara di Kawasan Timur Tengah, Amerika Latin, dan Eropa di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Provinsi DKI Jakarta Rabu, 16 Juli 2025

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 Juli 2025
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 42 Kali

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Terima kasih, rekan-rekan sekalian.

Alhamdulillah, saya tiba kembali di tanah air setelah lumayan ya, kalau tidak salah, 15 hari saya pergi, cukup lama. Dan, tapi alhamdulillah, apa yang kita hasilkan cukup bagus.

Saya hadir di BRICS di Rio de Janeiro. Kemudian sebelumnya, saya kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi, ketemu pimpinan Arab Saudi, Putra Mahkota, Perdana Menteri dan pimpinannya, sangat bagus, hasilnya produktif. Anda sendiri dengar pengumuman mereka ya, bukan pengumuman kita, pengumuman mereka. Mereka juga menilai sangat berhasil. Banyak kemajuan yang kita capai di beberapa bidang. Mereka tingkatkan investasi di Indonesia.

Kemudian, saya juga membahas, saya mengajukan bahwa Indonesia ingin membangun perkampungan haji yang permanen di situ. Secara prinsip, mereka tidak keberatan, tapi tentunya akan dilakukan persiapan-persiapan, perencanaan teknis. Saya sudah diberitahu rencana-rencananya. Mudah-mudahan, lancar.

Di beberapa bidang, kita juga sangat erat kerja sama dengan Arab Saudi, dengan negara-negara saudara-saudara kita di Timur Tengah, Mesir, Arab Saudi, [Persatua]) Emirat Arab, Qatar, Yordania, sangat-sangat sinkron [kerja sama dengan] kita.

Kemudian BRICS, tentunya kita juga diterima sebagai anggota.

Sesudah itu, saya kunjungan ke resmi ke Republik Federasi Brasil ya, diterima Presiden Lula dengan baik.

Brasil dan Indonesia sama-sama negara sangat besar, memiliki hutan tropis yang sangat besar, bisa dikatakan paru-paru dunia. Kita juga memiliki sumber-sumber alam yang sangat besar. Aneh—kita berbicara ya, Presiden Lula dan saya mengatakan—aneh hubungan dagang kita masih relatif kecil. Jadi, ini ingin kita tingkatkan.

Yang di Inggris, saya ketemu beberapa pejabat secara informal, tapi kita lobi, kita bahas soal Gaza, soal Ukraina, dan sebagainya.

Kemudian, saya hadir di Brussel, di Uni Eropa. Itu ada terobosan luar biasa. Setelah sepuluh tahun perundingan alot, akhirnya kita mencapai kesepakatan, Indonesia dan Uni Eropa akan masuk ke dalam apa yang disebut CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang itu sama dengan free trade agreement. Jadi, barang-barang kita bisa masuk Uni Eropa 0 persen tarif, mereka juga.

Kita sangat, sangat inilah: ada hubungan simbiosis. Mereka punya teknologi yang bagus, punya science, punya dana keuangan, kita punya mineral, kita punya komoditas, kita punya pasar. Jadi, ini simbiosis.

Habis itu, saya ke Prancis. Kita diberi kehormatan, bisa memimpin defile Hari Nasional Prancis. Ini sesuatu yang baru pertama kali dalam sejarah: suatu negara dari Asia mimpin defile di Prancis, kehormatan besar. Mereka memandang kita negara yang sangat penting.

Saya lakukan juga pembicaraan lama dengan Presiden Macron, membahas banyak masalah, juga cukup sangat produktif.

Dan habis itu, saya mampir di Belarus, di Minsk. Belarus butuh banyak komoditas dari kita, dan kita juga membahas sama mereka karena kita butuh, untuk pupuk, potassium dan sebagainya.

Habis itu, langsung kembali ke sini ya.

Wartawan

Soal tarif dengan?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Oh, ya saya bicara dengan Presiden Donald Trump. Ya alhamdulillah, juga perundingan alot, akhirnya ada kesepakatan. Kita juga akan, istilahnya, kita memahami kepentingan-kepentingan mereka. Mereka memahami kepentingan kita. Dan, kita sepakati sekarang, kalau enggak salah, ya tarifnya dari 32 persen diturunkan jadi 19 persen.

Ya, saya tetap nego. Saya katakan beliau ini seorang negosiator yang cukup, cukup keras juga gitu.

Ya, saya kira itu dari saya.

Wartawan

Pak, apakah Indonesia (suara tidak jelas) setara, Pak? Boeing gitu-gitu.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Ya, memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda ya. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi, Garuda harus menjadi lambang Indonesia.

Kita bertekad, saya bertekad untuk membesarkan Garuda. Dan untuk itu, ya kita butuh pesawat-pesawat baru ya, dan saya kira enggak ada masalah karena kita butuh, mereka ingin jual, pesawat Boeing juga cukup bagus, kita juga tetap dari Airbus ya. Jadi, akhirnya terjadi pertemuan dua kepentingan.

Kita juga butuh, sebagai contoh, kita masih impor BBM, kita masih impor gas, kita masih perlu impor gandum, kita masih perlu impor kedelai, dan sebagainya. Jadi, akhirnya kita bisa dapat suatu titik pertemuan.

Wartawan

Tapi, akan dinegosiasi lagi enggak, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Ya, kita terus akan, namanya hubungan dagang, itu terus-menerus kita negosiasi ya.

Wartawan

Ada rencana kunjungan ke sana, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Ke mana?

Wartawan

Ke Amerika, ketemu Trump.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Beliau katakan mungkin sekitar September, Oktober ya.

Wartawan

Bapak ke sana, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Tapi, saya agak ngeri kalau diajak main golf.

Wartawan

Kenapa, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Golf saya jelek sekali. Saya harus, apa, saya harus les privat golf. Dulu bagus, sekarang sudah enggak bisa lagi.

Wartawan

Pak, hasil pertemuan ini, bagi Indonesia, apakah tetap akan menguntungkan dalam jangka panjang, Pak, mengingat kita membebaskan Amerika, membebaskan pajak Amerika 0 persen gitu, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Semua sudah kita hitung, semua kita, apa, berunding ya. Kita juga memikirkan. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita. Walaupun kita juga punya sikap ya, ini tawaran kita. Kita enggak mampu memberi lebih. Tapi, yang penting bagi saya pekerja-pekerja kita aman.

Dan, saya sangat optimistis ekonomi kita dalam kondisi yang kuat, kondisi yang bagus, ya kan. Jadi, apa pun terjadi, kita akan kuat.

Wartawan

Pemerintah puas dengan angka 19 persen atau akan dinegosiasi?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Ya, kalau puas, ya 0 persen, oke.

Wartawan

Terima kasih, Pak.

Keterangan Pers Terbaru