Nantikan Kunjungan Presiden Jokowi, Presiden Duterte: Indonesia Bukan Hanya Rekan Tapi Saudara Filipina

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 42.056 Kali
Pertemuan Bilateral Indonesia - Filipina, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9) sore. (Foto: Humas/Rahmat)

Pertemuan Bilateral Indonesia – Filipina, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9) sore. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengemukakan, ikatan antara Indonesia dan Filipina sudah berlangsung sejak lama. Ia menegaskan, hubungan Indonesia dengan Filipina adalah sangat berharga. “Indonesia bukan hanya rekan tetapi saudara. Indonesia, yakinlah bahwa ada dukungan Filipina dalam mengembangkan hubungan kerja sama ini. Kami menanti kunjungan Presiden Jokowi pada saat yang tepat,” kata Presiden Duterte dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9) sore.

Presiden Duterte menguraikan, pada tahun 1972 saat dirinya masih seorang pelajar, ada permasalahan minyak dan hampir ada krisis serta pembatasan minyak di Filipina. Tetapi, pada saat itu Pemerintah Filipina mendapatkan kepastian dari pemerintah Indonesia bahwa mereka tidak perlu khawatir jika  tidak mendapatkan minyak dari Timur Tengah.

“Dikatakan (Indonesia) bahwa Filipina akan didukung oleh Indonesia untuk isu minyak.  Itu menunjukkan bagaimana Indonesia melakukan Filipina layaknya seorang saudara yang lebih tua. Kita sangat menghargai persahabatan tersebut. Terima kasih Republik Indonesia,” ungkap Presiden Duterte.

Produktif
Mengenai pembicaraan bilateral dengan Presiden Jokowi, Presiden Duterte menilai sangat produktif. “Kita telah membicarakan penguatan hubungan bilateral termasuk kerja sama maritim, keamanan, dan penegakan hukum. Kita juga sepakat untuk mendorong implementasi efektif dalam kerangka kerja sama keamanan dalam menghadapi permasalahan di antara kedua negara,” kata Duterte.

Kedua negara, lanjut Presiden Duterte, juga menunjukan komitmen dalam isu maritim dan juga perairan Sulu yang menjadi perhatian bersama. Presiden Filipina itu menegaskan, sebagai dua negara kepulauan yang sangat besar maka kerja sama maritim itu sangat penting.

“Kita akan mengeksplorasi dalam bidang ini khususnya terkait dengan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia). Tentunya akan ada pengaturan antara tenaga ahli kedua negara,” papar Duterte seraya mengungkapkan dalam pertemuan tersebut juga dibahas kerja sama perdagangan dan people-to-people contact.

Laut China Selatan
Terkait Laut China (Tiongkok) Selatan, Presiden Rodrigo Duterte mengemukakan, bahwa Filipina dan Indonesia menyampaikan keprihatinannya. Duterte menegaskan, kedua negara mendukung stabilitas keamanan di kawasan khususnya penciptaan perdamaian yang terkait dengan hukum internasional.  “Kita ingin adanya kemajuan dan kita berterima kasih atas dukungan Indonesia kepada pemerintah Filipina selama kita maju untuk proses perdamaian,” ujarnya.

Terkait ancaman terorisme dan ekstrimisme, Presiden Filipina mengatakan itu adalah sebuah tantangan bagi bersama. Duterte menegaskan, Indonesia dan Filipina telah setuju untuk menangkap dan memproses lebih lanjut para penjahat yang telah tertangkap.

“Juga kami ingin memberantas tindak kejahatan narkotika. Kita bersama  akan melakukan tugas kita dan berkontribusi dalam usaha pemberantasan narkotika di dalam kerangka komunitas ASEAN,” sambung Duterte.

Sementara menyangkut posisi Filipina yang akan menjadi Ketua ASEAN pada 2017 mendatang, menurut Duterte, Presiden Jokowi telah menyampaikan dukungannya. “Kami akan bekerja sama dengan erat dengan Presiden Jokowi di dalam kawasan dan kami bermaksud untuk memperkuat ASEAN,” tegasnya. (UN/DNA/ES)

Berita Terbaru