Pagu Indikatif 2020, Presiden Jokowi: Antisipasi Dinamika Global, Tetap Sehat dan Perkuat Daya Saing

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Juli 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 11.368 Kali
Seskab Pramono Anung mendampingi Presiden Jokowi memasuki ruang Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7) siang. (Foto: JAY/Humas)

Seskab Pramono Anung mendampingi Presiden Jokowi memasuki ruang Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7) siang. (Foto: Jay/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa pada tahun 2020 kita semuanya harus bisa mengantisipasi dinamika ekonomi global yang terus bergerak dan berubah, berubah terus dengan dinamis.

“Oleh sebab itu, RAPBN 2020 harus dirancang agar mampu beradaptasi dengan suasana global yang dinamis tersebut, terus agar kita juga tetap sehat tetapi jaga responsif dan memperkuat daya saing, meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar pada Rapat Terbatas tentang Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2020 di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7) siang.

Ada 5 (lima) arahan penting yang disampaikan Presiden Jokowi terkait pagu indikatif 2020, yaitu:

Pertama, sebagaimana yang sering disampaikannya, Presiden meminta RAPBN 2020 terutama  diprioritaskan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia baik melalui pendidikan, kesehatan, pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kebutuhan industri. Dan juga memberikan stimulus rangsangan peningkatan ekspor dan investasi. “Ini penting sekali,” tegasnya.

Kedua, Presiden berharap agar anggaran 5% di bidang kesehatan bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di seluruh tanah air, dan juga yang paling penting pengentasan stunting/ kurang gizi dan keselamatan ibu hamil saat melahirkan. “Program imunisasi ini betul-betul harus menjadi fokus kita dalam pembangunan sumber daya manusia,” pesan Presiden.

Ketiga, yang berkaitan dengan infrastruktur, Presiden meminta lebih difokuskan, kemudian disambungkan dengan kegiatan dan sentra-sentra produksi, baik itu kawasan ekonomi khusus, kawasan-kawasan pariwisata, kawasan industri kecil, kawasan- kawasan produksi persawahan, kawasan produksi pertanian, perkebunan dan juga perikanan serta sentra-sentra usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah.

Keempat, RAPBN 2020, menurut Presiden, harus mampu mengurangi kemiskinan. Ia mengingatkan agar yang namanya PKH (Program Keluarga Harapan), Dana Desa, dan nantinya kartu sembako itu betul-betul bisa menyasar pada yang membutuhkan, termasuk juga bantuan modal untuk pengusaha-pengusaha mikro-UMKM.

Kelima, untuk belanja pegawai sekali lagi semuanya harus dikaitkan dengan reformasi birokrasi baik di pusat dan di daerah. “Gunakan anggaran seefisien mungkin, kurangi belanja-belanja yang kurang produktif dan pastikan semuanya tepat sasaran,” pinta Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam rapat terbatas itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menkes Nila F. Moelok, Menteri LHK Siti Nurbaya, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, Menaker Hanif Dhakiri, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menkominfo Rudiantara, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menhub Budi K. Sumadi, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanjo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru