Pelaksanaan PNPM Mandiri di Minahasa Utara

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 September 2013
Kategori: Pro Rakyat
Dibaca: 357.549 Kali

“Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kabupaten Minahasa Utara telah membangun berbagai infrastruktur yang meliputi jalan, drainase, talut, gedung sekolah, gedung Pos Kesehatan Desa (Poskesdes),sarana air bersih, dan lain-lain.”

PNPM  Mandiri yang  merupakan Program Pro Rakyat Klaster  2 bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran. Adapun biaya kegiatan PNPM Mandiri  bersumber dari pemerintah pusat  (APBN), pemda (APBD), dan swadaya masyarakat. Dalam PNPM Mandiri masyarakatlah yang berperan langsung sebagai perencana, pengelola dan penikmat hasil berbagai pembangunan infrastruktur.  Pelaksanaan PNPM Mandiri dilandasi oleh rasa kebanggaan dan semangat yang kuat untuk membangun perdesaan dan perkotaan. PNPM Mandiri  selain menciptakan  semangat gotong-royong di masyarakat juga menciptakan lapangan pekerjaan.

Semangat gotong-royong dalam membangun infrastruktur yang dibiayai PNPM Mandiri itu juga terasa di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. PNPM Mandiri telah menjangkau seluruh kecamatan dan desa/kelurahan, yakni 10 kecamatan dan 124 desa/kelurahan.  Tahun 2011 Minahasa Utara  memperoleh anggaran PNPM Mandiri  sebesar Rp 10,925 miliar yang terdiri dari APBN Rp 8,785 miliar dan APBD Rp 2,140 miliar. Adapun infrastruktur yang dibangun meliputi  jalan  sepanjang  14.893 m,  8 unit drainase/saluran  4.734 meter, 1 unit talud 480 meter, 1 unit gedung TK, 1 unit Polindes, 1 unit bak air, dan jaringan perpipaan 6.172 meter.  Tahun 2012 anggaran PNPM Mandiri sebesar Rp 12,150 miliar yang terdiri dari APBN Rp 11,543 miliar dan APBD Rp 608 juta, yang dipergunakan membangun jalan sepanjang 12.143,90 meter, irigasi 246 meter, drainase 7.572,20 meter, talud 2.078 meter, jaringan perpipaan 2.872 meter, 2  unit gedung TK, 1 unit gedung SD, 1 unit gedung Polindes/Poskesdes, dan lain-lain. Tenaga kerja yang terserap dalam berbagai pembangunan infrastruktur  sepanjang 2011 – 2012 sekitar  10.000 orang yang tersebar di 124 desa/kelurahan. Dengan demikian setiap desa/kelurahan rata-rata menyerap 80 – 90 tenaga kerja. Sedangkan alokasi anggaran PNPM Mandiri tahun 2013 sebesar Rp 8,475 miliar yang terdiri dari APBN Rp 8,066 miliar dan APBD Rp 408,75 juta, yang dipergunakan untuk membangun jalan, drainase, talud, gedung TK, sarana air bersih, dan lain sebagainya.

Dua ruas jalan yang dibangun tahun 2012 yang ditinjau adalah jalan aspal dan jalan rabat beton yang berlokasi di Jaga V, VI, dan VII Desa Watudambo, Kecamatan Kauditan. Pembangunan jalan aspal dan jalan rabat beton menelan dana Rp 217,76 juta yang terdiri dari PNPM Mandiri Rp 209,77 juta dan swadaya masyarakat Rp 7,99 juta. Jalan aspal berukuran panjang 495 meter dan lebar 3 meter, sedangkan jalan rabat beton berukuran panjang 161 meter dan 3 meter. Semula kedua ruas jalan itu berupa jalan tanah dan merupakan akses antar desa.

Warga Desa Watudambo menyambut gembira dengan telah dibangunnya jalan di desanya. Vivi Tumatardin, seorang warga, mengatakan, sudah lama masyarakat menginginkan jalan dibangun, dan berkat PNPM Mandiri impian itu akhirnya terwujud pada tahun 2012. “Semula jalan ini jalan tanah dan sebagian ditumpuk bebatuan, berlubang-lubang, dan jika hujan jalan menjadi licin yang mengakibatkan pengendara motor sering terjatuh. Selain itu sebelum dibangun jalan ini tidak bisa dilewati mobil. Kini setelah diaspal jalan ini ramai dilalui kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat karena enak dilewati,” kata Vivi.

Sementara itu tahun 2012 di Desa Watudambo 2, Kecamatan Kauditan, telah direhab sebuah gedung Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dengan anggaran sebesar Rp 158,95 juta yang terdiri dari PNPM Mandiri Rp 157,61 juta dan swadaya masyarakat Rp 1,34 juta. Gedung Poskesdes Watudambo 2 telah berusia 50 tahun yang kondisinya rapuh dan nyaris roboh. Atas kesepakatan warga gedung Poskesdes dibongkar total dan kemudian dibangun baru.

PNPM Mandiri selain membangun infrastruktur juga memberikan dana bergulir melalui program Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP). Dana itu dipinjamkan kepada kaum perempuan untuk tambahan modal berdagang. Sepanjang  periode 2011 – 2012  dana SPP yang digulirkan sebesar Rp 147,3 juta untuk 114 orang. Dua orang warga Desa Watudambo 2 yang mendapat dana SPP adalah Meyjeni Rotty dan Flortje Tangkudung. Masing-masing memperoleh pinjaman Rp 2 juta dan berkewajiban membayar angsuran Rp 240 ribu/bulan untuk waktu 10 bulan.

Meyjeni Rotty memiliki warung makan di samping Poskesdes Watudambo 2. Ia memanfaatkan dana SPP untuk tambahan modal membeli beras, lauk-pauk, dan sayur-mayur. Sebelum mendapat dana SPP omsetnya rata-rata per hari Rp 300 ribu, dan setelah memperoleh dana SPP omsetnya meningkat menjadi Rp 500 ribu.

 (Fajar Ilham & Arif Rahman Hakim).

Pro Rakyat Terbaru