Pelantikan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), 13 Desember 2019, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Desember 2019
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 596 Kali

Wartawan
Sore Pak Jokowi. Ya, Pak Jokowi tadi sudah melantik Wantimpres ada sembilan orang, apa nih Pak  dasar dari pertimbangan untuk memilih sembilan orang tersebut?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya tentu saja urusan rekam jejak, pengalaman di bidang masing-masing, urusan yang berkaitan dengan kapabilitas, integritas, saya kira semuanya kita lihat. Dan saya kira beliau-beliau ini ya memiliki kapasitas untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, baik diminta maupun tidak diminta. Saya kira beliau-beliau memiliki kapasitas yang baik.

Wartawan
Tadi ada Pak Habib Luthfi, Tahir, dan Pakde Karwo, ini kira-kira pertimbangannya apa sih memilih ketiganya, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya ini kan di bidang masing-masing. Ada yang berkaitan dengan sosial, keagamaan misalnya Gus Luthfi, ada yang berkaitan dengan ekonomi misalnya Pak Dato Tahir, misalnya yang berkaitan dengan ekonomi kecil Bu Putri, dan lain-lain… Ini campur-campur.

Wartawan
Sebelumnya kan ada nama Pak OSO dan kemudian Pak OSO menolak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh iya, Pak Oesman Sapta Odang memang semula kita pilih tetapi karena memang dalam Wantimpres itu tidak boleh merangkap, terutama yang berkaitan dengan politik sehingga Pak Oesman Sapta tadi pagi menyampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara bahwa beliau lebih mencintai partai sehingga tidak mau dan mundur dari Wantimpres.

Wartawan
Banyak yang dari kalangan pengusaha ini Pak anggota-anggota Wantimpres, pertimbangan khususnya Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Banyak siapa?

Wartawan
Ada beberapa gitu, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hanya sembilan kok banyak.

Wartawan
Terus kemudian Pak Wiranto ditunjuk sebagai Ketua Wantimpres, Pak.  Pertimbangan Pak Wiranto (ditunjuk) sebagai Ketua Wantimpres?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kembali lagi, tadi saya sampaikan masalah pengalaman, track record. Pak Wiranto kan sudah track record dan pengalamannya saya kira kan panjang di pemerintahan, di TNI, saya kira itu, menangani banyak masalah. Ini kan memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden.

Wartawan
Pak Presiden, pagi tadi kan sempat ketemu dengan mantan Presiden Bank Dunia ya Pak, mereka ada rencana investasi di Indonesia. Respons dari Pak Presiden sendiri bagaimana, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Intinya gini, Mr. Jim Kim ini kan mantan Presiden Bank Dunia yang sekarang dia memegang yang namanya GIP (Global Infrastructure Partners) yang spesialisasinya ada di infrastruktur. Mereka melihat, GIP melihat, bahwa Indonesia ini memiliki keinginan yang sungguh-sungguh, baik itu di pembangunan jalan tol, pembangunan pelabuhan, pembangunan airport, pembangunan powerplant, yang semuanya itu secara ekonomi, secara bisnis itu visible. Sehingga mereka ingin membantu kita, bukan pinjaman ya, investasi untuk ikut bersama-sama investasi di bidang-bidang itu. Tadi memang ada tiga fokus, yaitu di urusan transmisi di listrik, di bidang airport, kemudian di bidang hydropower. Nah tiga ini yang menjadi keinginan dari mereka. Saya sampaikan, silakan dibicarakan langsung dengan menteri-menteri terkait tetapi saya terbuka untuk itu. Karena memang kita membutuhkan investasi.

Wartawan
Ada insentif untuk mereka enggak, Pak, GIP? Insentif pajak misalnya?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum sampai ke situ. Ini kan baru ketemu pertama.

Wartawan
Untuk investor Amerika, Bapak lihat apakah mereka cukup tertarik juga untuk infrastruktur? Belakangan kita lihat belum banyak Pak dari Amerika.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apanya?

Wartawan
Investor Amerika.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya tergantung, kalau mereka misalnya mereka sangat tertarik kepada hydropower, sangat tertarik. Memang bidang-bidang tertentu, tidak semuanya.

Wartawan
Pak, kemudian bagaimana Pak untuk kelanjutan dari peninjauan ibu kota baru, Pak? Peninjauan ibu kota baru?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya nanti minggu depan mungkin saya dua-tiga hari akan berada di sana untuk memastikan titik mana yang, ini kan gede banget, titik mana yang akan dipakai untuk lokasi yang klaster pemerintahan. Karena ini klaster yang ini kan banyak ya, klaster pemerintahan, klaster pendidikan, klaster kesehatan, klaster inovasi. Nah ini titiknya itu yang pertama kali harus ditentukan, titik klaster pemerintahan. Artinya istana ada di situ, kementerian-kementerian ada di situ. Ini penting.

Wartawan
Standar seperti apa Pak yang menjadi ketentuan, misalnya nanti untuk dipilih menjadi klaster pemerintahan harus seperti apa gitu Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya nanti dilihat. Kalau sudah dilihat, tentu saja kalau sudah ke sana melihat, feeling-nya dapat, baru nanti arsitek, urban planner semuanya kumpul. Benar ini bisa, bisa, bisa, ya.

Wartawan
Mengenai Dewan Pengawas KPK, Pak sejauh ini bagaimana, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum rampung, baru proses finalisasi. Juga sama, melihat satu per satu track record-nya seperti apa, integritas. Semua kita mau cek. Jangan sampai kita nanti keliru kemudian masyarakat ada yang tidak puas, kemudian malah di-bully. Kasihan.

Keterangan Pers Terbaru