Pelantikan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan  Kepala Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP), 5 Februari 2020, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 Februari 2020
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 753 Kali

Wartawan
Selamat sore, Pak. Pak Presiden, tadi melantik Kepala BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang baru, harapannya terhadap pembumian Pancasila seperti apa, Pak dengan adanya Kepala BPIP yang baru?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya bisa lebih cepat lagi membumikan Pancasila tetapi yang paling penting memang targetnya yang sudah sering saya sampaikan yaitu kira-kira 129 juta yang itu adalah anak-anak muda di bawah 39 tahun yang memerlukan sebuah injeksi tentang…, terutama Pancasila dalam keseharian dan kita harapkan dengan diangkatnya Pak Yudian, Prof. Yudian, itu bisa lebih dipercepat lagi.

Wartawan
Pertimbangannya apa ya Pak, memilih Pak Yudian? Kenapa Pak Yudian yang dipilih begitu, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, coba dicari sendiri. Di situ kelihatan nanti kalau sudah.

Wartawan
Ada pesan khusus untuk Pak Yudian, Pak? Mungkin ada tugas khusus untuk waktu dekat begitu, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya langsung ke implementasi di lapangan lah, saya kira bahan-bahan sebetulnya sudah komplet semua, kok. Bahan, materi-materi semuanya sudah komplet semuanya sehingga betul-betul langsung tahapan-tahapannya, tahapan ke lapangan, terutama ke anak-anak muda.

Wartawan
Pak, soal pertumbuhan ekonomi Pak, kan ada perlambatan Pak, untuk 2019 cuma 5,02 (persen) dibandingkan dengan 2018, 5,17 (persen) Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya marilah kita bandingkan dengan negara-negara lain terutama kita di G20. Di G20 kita ini nomor 2 growth kita, dan alhamdulillah ini juga patut kita syukuri bahwa pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, 5,02 persen. Patut kita syukuri, (negara) yang lain-lain bukan turun, anjlok. Ya kita ini, kalau kita enggak kita syukuri, artinya kufur nikmat, mempertahankan pada posisi yang seperti itu saja sulit sekali. Tetapi kita juga senang bahwa komunikasi antara otoritas moneter yaitu bank sentral dengan pemerintah baik, OJK dengan pemerintah baik. Saya kira kebijakan moneter oleh BI yang sangat prudent, kebijakan-kebijakan perbankan oleh OJK yang sangat prudent, itu sangat baik. Juga kebijakan fiskal kita yang sangat prudent, hati-hati, itu juga sangat penting sekali.

Sehingga kita juga patut bersyukur bahwa beberapa rating agency juga memberikan kita kenaikan. Misalnya yang terakhir saya lihat, misalnya Japan Credit Rating (JCR) juga memberikan tambahan level yang lebih tinggi kepada kita. Artinya apa? Kepercayaan (trust) dari internasional kepada kita lebih baik, optimisme ini yang harus kita sampaikan. Jangan sampai mengambil hal-hal yang pesimis, saya enggak mau. Optimis ya, kepercayaan internasional kepada kita semakin baik, kita harus optimis.

Wartawan
WNI kita ada satu yang ter-detect terkena virus korona Pak di Singapura. Apakah ada pendampingan dari pemerintah sendiri?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya kita ini, kita ini patut bersyukur, bersyukur bahwa negara kita, Indonesia, tidak ada, belum ada yang namanya virus korona. Bahwa ada 1 WNI kita yang ada di Singapura, masih ditangani oleh Singapura dan tentu saja didampingi oleh KBRI.

Wartawan
Ada rencana dipulangkan enggak, Pak? Di Singapura sudah ada 21 orang yang terjangkit (virus korona).

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang di sana itu biar dirampungkan oleh Singapura terlebih dahulu.

Wartawan
Ada evaluasi target pertumbuhan enggak, Pak, karena kan (virus) korona ini akan berpengaruh juga pada (sektor) ekonomi?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya apapun, perlambatan growth global pasti, itu semua menyampaikan yang sama. Negara-negara yang terkena imbas, itu juga pasti kena, kita ngomong apa adanya, termasuk negara kita, Indonesia. Tetapi berapa persen nanti ada imbas ke pertumbuhan ekonomi kita, itu yang belum bisa dikalkulasi.

Wartawan
Di Kuartal I bisa kena enggak, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini kan masih dalam proses perjalanan semuanya, jadi menghitungnya negara mana pun juga sulit.

Wartawan
Pihak Tiongkok kan menganggap kita berlebihan begitu Pak dalam menyikapi…, dari Kedutaan Besar Tiongkok kan kemarin menganggap kita terlalu berlebihan begitu Pak, dalam menyikapi (virus) korona ini?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya apapun, saya sampaikan bahwa kepentingan nasional kita tetap nomor satu, dinomorsatukan.

Wartawan
Pak, mengenai kepulangan eks ISIS Pak, ke Indonesia bagaimana tanggapannya, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan (dibahas dalam Rapat Terbatas). Semuanya masih dalam proses, plus dan minusnya.

Wartawan
Tapi mereka rata-rata kan sudah membakar paspornya begitu, Pak. Apakah masih bisa masuk ke Indonesia.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya kalau bertanya kepada saya, ini belum ratas ya, kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak. Tapi masih (perlu) dirataskan. Kita ini pastikan harus semuanya lewat perhitungan, kalkulasi, plus-minusnya, semuanya dihitung secara detail dan keputusan itu pasti kita ambil di dalam Rapat Terbatas setelah mendengarkan dari kementerian-kementerian dalam menyampaikan hitung-hitungannya.

Wartawan
Tapi berarti sejauh ini belum ada laporan mengenai kepulangan eks ISIS tersebut Pak, ke Bapak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah, tapi belum dirataskan.

Wartawan
Pak Jokowi soal omnibus law, Pak Jokowi. Banyak masyarakat yang meragukan bahwa omnibus law itu bisa menyelesaikan persoalan lapangan kerja dan perekonomian.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya nanti dilihat. Kita ini kan semuanya ingin mempercepat, semuanya ingin kebijakan-kebijakan ini bisa diputuskan secara cepat, merespons perubahan-perubahan dunia yang tidak kita hitung, seperti munculnya virus korona, harus diputuskan secara cepat. Kalau regulasi-regulasi kita membelenggu kita sendiri, ya justru kecepatan itu hilang, terlambat merespons. Itu gunanya omnibus law. Dan pada akhirnya nanti, karena yang namanya penciptaan lapangan kerja itu bisa dilakukan kalau investasi itu ada, baik investasi dalam negeri maupun investasi dari luar.

Wartawan
Terima kasih, Bapak.

Keterangan Pers Terbaru