Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga Miskin

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Februari 2014
Kategori: Pro Rakyat
Dibaca: 374.769 Kali

penanganan_pasien_yang_cepat_di_rsud_h._hanafie_muara_bungo.Warga miskin di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, sejak tahun 2005 memperoleh pelayanan kesehatan gratis melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di rumah sakit kelas III milik pemerintah, Puskesmas, Pustu, dan Poskesdes. Pada tahun 2014, pelayanan kesehatan gratis di Bungo dan secara nasional ditingkatkan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pelayanan kesehatan di Bungo didukung fasilitas 4 rumah sakit (1 Rumah Sakit Umum Daerah H. Hanafie Muara Bungo dan 3 rumah sakit swasta),  18 Puskesmas, 59 Pustu, 26  Poskesdses, dan 30 rumah  bidan. Sedangkan tenaga kesehatan terdiri dari 42 dokter umum, 20 dokter spesialis, 13 dokter gigi, 544 tenaga keperawatan, 326 tenaga kebidanan, 40 orang tenaga kesehatan masyarakat, 42 orang tenaga sanitasi lingkungan, 12 orang analis kesehatan, 13 orang nutrisionis, 72 orang tenaga farmasi, 4 orang tenaga rekam medis, 8 orang teknisi tranfusi darah, dan lain sebagainya.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tahun 2008 – 2010  pemerintah membangun gedung poliklinik RSUD H. Hanafie dengan dana Rp 43,50 miliar. Tahun 2011 – 2012 dilakukan pengembangan ruang instalasi gawat darurat RSUD H. Hanafie dengan dana Rp 3 miliar. Selain itu tahun 2012  dibangun 5 gedung Poskesdes  dengan anggaran Rp 1,13 miliar, dan  tahun 2013 dibangun 6 gedung Poskesdes dengan dana Rp 1,66 miliar.  Dengan demikian dana yang dikucurkan untuk membangun sarana kesehatan pada periode 2008 – 2013 mencapai Rp 49,29 miliar.

Kunjungan pasien ke rumah sakit rata-rata 75 – 100  orang per hari, sedangkan kunjungan pasien ke Puskesmas rata-rata 15 – 20 orang per hari. Penyakit terbanyak yang diderita pasien adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, penyakit kulit, penyakit tekanan darah tinggi, malaria, asma, rematik, demam, dan batuk.  Sementara itu ketersediaan obat-obatan di RSUD Hanafie, Puskesmas, Pustu, dan Poskesdes tercukupi, sehingga dapat mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.

Berbagai peningkatan pelayanan dan fasilitas kesehatan berhasil menurunkan angka kematian ibu dan balita. Sebelum ada program Jamkesmas angka kematian ibu  sebanyak 15 kasus tahun 2004, lalu menurun menjadi 3 kasus pada  tahun 2012.  Sedangkan angka  kematian balita turun dari  8  kasus tahun 2004 menjadi  2 kasus tahun 2012. Selain itu semenjak ada pengobatan gratis kesadaran warga untuk memeriksakan kesehatannya di rumah sakit dan Puskesmas cukup tinggi. Sebelumnya mereka enggan berobat di rumah sakit dan Puskesmas karena tidak mampu membayar.

Dalam pengamatan di RSUD H. Hanafie pasien-pasien miskin yang menggunakan kartu Jamkesmas dan SKTM tidak diperlakukan diskriminatif. Mereka diperlakukan sama seperti pasien umum. Para pasien berekonomi lemah menempati ruang kelas III yang berkapasitas 47 tempat tidur. Di rumah sakit milik Pemkab Bungo ini terdapat 19 dokter spesialis, 10 dokter umum, 4 dokter gigi, 5 apoteker, 128 perawat  dan bidan, dan lain-lain. Tenaga medis dan tenaga non-medis memberikan pelayanan 24 jam.

Pelayanan kesehatan gratis mendapat sambutan hangat dari warga miskin. Salah seorang di antaranya adalah Maryam yang memiliki kartu Jamkesmas. November 2013 ia melahirkan seorang anak di RSUD Hanafie dan merupakan anak ketiga. Baru kali ini Maryam melahirkan di rumah sakit dan tidak dikenakan biaya alias gratis. Sedangkan sebelumnya saat melahirkan anak pertama dan anak kedua dia melahirkan di rumah dengan bantuan jasa  bidan kampung dan membayar Rp 1,2 juta/anak. “Enakan melahirkan di rumah sakit karena peralatan dan obat-obatannya lengkap. Selain gratis saya juga mendapat makan tiga kali sehari,” katanya.

Pasien  lainnya yang  memiliki kartu Jamkesmas adalah Iyat Suharyadi, Zubaidi, dan Hasran. Pekerjaan mereka sama, yakni buruh tani, namun penyakit mereka  berbeda. Iyat sakit prostat,  Zubaidi sakit tumor perut, dan Hasran sakit buang air. Mereka berpenghasilan tidak menentu, dan oleh karena itu beban mereka agak ringan karena dapat berobat dengan gratis. Mereka baru pertama kali dirawat di rumah sakit dan terkesan pada pelayanan dari dokter dan perawat yang ramah-tamah. Iyat, Zubaidi, dan Hasran berharap Jamkesmas terus dilanjutkan karena besar manfaatnya bagi masyarakat miskin.

Secara nasional pelayanan kesehatan gratis  bagi masyarakat kurang mampu telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Pemerintah terus menaikkan anggaran pelayanan kesehatan gratis dari Rp 2,1 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 8,2 triliun pada tahun 2013, atau meningkat hingga 400%. Dengan dana yang terus meningkat, sasaran pelayanan kesehatan gratis juga meningkat dari 36,1 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 86,4 juta jiwa pada tahun 2013 serta menjangkau 2,9 juta ibu hamil yang bisa mendapat persalinan gratis.

Pada tahun 2014 pelayanan kesehatan gratis diterapkan untuk seluruh penduduk melalui program Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. JKN dan BPJS Kesehatan diluncurkan Presiden SBY pada 31 Desember 2013 di Istana Bogor, Jawa Barat, dengan cakupan 121,6 juta jiwa. Indonesia menjadi negara terbesar yang memiliki jaminan kesehatan di bawah satu badan negara yaitu BPJS Kesehatan. Program ini tidak kalah dengan program jaminan kesehatan Amerika yang dikenal dengan Obamacare. Sudah sewajarnya program SJN disyukuri dan disukseskan bersama-sama demi Indonesia yang lebih sehat.

Sejalan dengan pelayanan kesehatan gratis yang semakin meluas, bahkan pada tahun 2014 ditargetkan menjangkau seluruh penduduk, pemerintah terus membangun dan mendorong tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai. Dalam satu dasawarsa terdapat peningkatan jumlah sarana kesehatan meliputi rumah sakit rujukan yang meningkat dari 1.246 unit pada tahun 2004 menjadi 2.184 unit pada tahun 2013 dan puskesmas meningkat dari 7.550 unit pada tahun 2004 menjadi 9.599 unit pada tahun 2013. Dengan demikian terdapat pembangunan 938 unit rumah sakit dan 2.049 unit puskesmas.

Tidak hanya itu, sarana kesehatan di desa-desa yang disebut Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) juga meningkat tajam dari 12.942 unit pada tahun 2006 menjadi 54.142 unit pada tahun 2013. Dengan demikian sepanjang 2006 – 2013 pemerintah telah membangun 41.200 unit Poskesdes atau meningkat 400% lebih. Khusus daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan terluar, sejak tahun 2004 telah dioperasikan 24 Rumah Sakit Bergerak yang berfungsi sebagai Rumah Sakit Pratama.

Dalam upaya memberikan layanan terbaik pada fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan juga semakin bertambah. Pada tahun 2004 tercatat jumlah dokter sebanyak 35.375 orang pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 94.407 orang pada tahun 2013, atau terdapat penambahan jumlah dokter sebanyak 59.032 orang. Begitu juga jumlah perawat meningkat dari 101.897 orang pada tahun 2004 menjadi 296.126 orang pada tahun 2013, atau meningkat hampir 300%. Tenaga bidan juga mengalami perkembangan pesat dari 48.044 orang pada tahun 2004 menjadi 136.917 pada tahun 2013 atau meningkat 280%. (Arif Rahman Hakim & Khusnul Khotimah)

Pro Rakyat Terbaru