Pelemahan Rupiah, Menko Perekonomian: Jangan Ikuti Irama, Ambil Posisi Lawannya

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Agustus 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 23.557 Kali
Menko Perekonomian Darmin Nasution bersama Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, di Istana Bogor, Jabar, Senin (24/8)

Menko Perekonomian Darmin Nasution bersama Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, di Istana Bogor, Jabar, Senin (24/8)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memberi saran jitu dalam menghadapi gejolak pelemahan rupiah, yang kini sudah menembus angka Rp 14.000 per dollar AS.

“Sebetulnya, satu-satunya jawaban yang jitu adalah jangan ikuti iramanya tapi ambil posisi lawannya,” kata Darmin kepada wartawan seusai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat koordinasi dengan para Gubernur, dan setelahnya menerima sejumlah pimpinan utama perusahaan-perusahaan besar di tanah air, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/8).

Menurut Menko Perekonomian, yang pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan pengeluaran pemerintah terutama belanja modal, karena belanja modal masih 20an persen sampai hari ini

Yang kedua, lanjut mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu, adalah mendorong investasi. Dalam rangka ini, menurut Darmin, bukan hanya mengundang investor dalam negeri, dan luar, Presiden juga menyampaikan akan melakukan deregulasi besar-besaran di setiap departemen. Hal ini dilakukan agar investasi bisa lebih lancar dan ekonomi bisa bergerak, tidak sekadar hanyut mengikuti perlambatan ekonomi.

Mengenai masukan dari dunia usaha, meurut Darmin, ada sejumlah usulan memberitahu bahwa beberapa input, bukan input yang diimpor karena kalau dalam jumlah besar tidak mudah memperolehnya.

“Ada persoalan gudang, standar produksi, dsb. Itu semua sudah kita dengarkan. Karena yang paling tahu masalah apa yang dihadapi adalah mereka sendiri yang menghadapinya. Jadi kita tanya, kita dengarkan, nanti kita betulkan,” tutur Darmin.

Fokus

Mengenai pertemuan Gubernur yang didampingi Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) dan para Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda), Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pertemuan lebih banyak untuk membicarakan dan mengevaluasi bagaimana penyaluran dana desa yang sudah berjalan.

“Itu dilaporkan oleh menteri terkait bersama Mendagri, bahwa pengeluarannya sudah berjalan. Tetapi masih ada yang baru sebagian, masih ada yang sama sekali belum,” terang Darmin.

Akan tetapi yang paling utama yang dibicarakan pada ratas tadi, menurut Menko Perekonomian, adalah sebaiknya seperti apa, apa yang harus dilakukan agar pengeluaran untuk dana desa jangan terlalu melebar, kecil-kecil ke sana-sini kemudian tidak jelas hasilnya.

“Lebih baik terfokus pada beberapa kegiatan saja tetapi langsung bermanfaat bagi masyarakat di pedesaan,” jelas Darmin seraya menyebutkan, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini, di mana penghasilan masyarakat orang perorang di pedesaan memang menurun. Karena harga komoditi yang turun, karena kemarau.

Karena itu, lanjut Meko Perekonomian, dana desa pasti akan banyak membantu, kalau pengeluaran itu diarahkan misalnya untuk irigasi tersier, jalan dan jembatan sederhana di pedesaan, dsb.

“Itu akan memberi pekerjaan dan sekaligus juga penghasilan kepada banyak orang. Sehingga dalam situasi seperti ini tidak tiba-tiba tingkat kemiskinan memburuk,” jelas Darmin yang didampingi Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan. (DND/DNK/EN/ES)

 

Berita Terbaru