Pelepasan Ekspor Perdana Isuzu Traga Tahun 2019, 12 Desember 2019, PT. Isuzu Astra Motor Indonesia, Kawasan Industri Suryacipta, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 Desember 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 659 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju  yang hadir pada hari ini: Pak Menko Perekonomian, Pak Menteri Perdagangan, Pak Menteri Perhubungan, Pak Menteri Perindustrian, Kepala Staf Kepresidenan,
Yang saya hormati yang mulia Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia,
Yang saya hormati Gubernur Jawa Barat, Bupati Karawang,
Yang saya hormati Presiden Komisaris beserta selaku jajaran Direksi, Keluarga Besar PT. Isuzu Astra Motor Indonesia,
Hadirin undangan yang berbahagia.

Kembali saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa fokus kerja pemerintah sekarang ini adalah bagaimana mengurangi impor dan yang kedua bagaimana meningkatkan ekspor.

Kenapa saya mau datang ke PT. Isuzu ini? Karena ada ekspor perdana Isuzu Traga pada pagi hari ini. Tadi disampaikan oleh Bapak Prijono, “Pak, tahun ini hanya satu negara, hanya satu negara, tapi dalam tiga tahun ke depan akan masuk ke dua puluh negara, baik itu di Afrika, baik itu di Asia Timur, baik itu di Timur Tengah.” Ini yang diharapkan oleh pemerintah, oleh negara ini. Ekspor kita semakin meningkat, ekspor kita semakin terus naik, yang pada ujungnya kita berharap current account deficit kita semakin mengecil dan semakin nantinya neraca perdagangan kita juga bisa surplus. Jangan sampai impornya lebih banyak dari ekspornya.

Kalau sudah yang namanya defisit transaksi berjalan kita bisa kita atasi, neraca perdagangan kita bisa kita atasi, kita tarung dengan negara manapun akan siap. Enggak bisa negara kita ini ditekan-tekan dari eksternal. Urusan sawit ditekan dari Uni Eropa, urusan nikel ditekan dari negara lain, ndak. Kalau ini rampung, kalau defisit transaksi berjalan rampung, defisit neraca perdagangan rampung, kita dengan negara manapun tarung berani.

Sehingga saya tadi bisik-bisik ke Bapak Prijono, “Pak, ekspor otomotif kita ini sampai sekarang kurang lebih 300.000 unit, saya minta sampaikan kepada seluruh keluarga besar otomotif, 2024 minimal satu juta harus keluar dari Indonesia. Caranya gimana? Enggak mau tahu, yang jelas saya lihat sekarang Pak Prijono sudah salaman sama Menko Perekonomian sama Menteri Perindustrian, berarti sangat serius. Kalau sekarang USD8 miliar, berarti tiga kali lipat USD24 miliar harus keluar dari ekspor otomotif kita.

Jangan membayangkan tidak bisa. Kita itu sering pesimis dengan hal-hal mengenai angka-angka. Tapi begitu ada realisasi kita kaget ternyata kita juga bisa. Kita sering tidak percaya diri, sering pesimis. Itu karena apa? Ya karena kerja enggak pernah memakai target-target yang terukur, yang realistis. Saya yakin, insyaallah ini akan bisa terwujud. Sekali lagi, defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan bisa kita atasi dalam empat-lima tahun ke depan. Sehingga negara kita Indonesia nanti akan menjadi production hub bagi otomotif untuk diekspor ke semua negara. Itulah target yang ingin kita capai dalam lima tahun ke depan. Saya melihat peluang-peluang itu sangat terbuka lebar.

Dan saya sangat menghargai, pada pagi hari ini PT. Isuzu Astra Motor Indonesia bisa melakukan ekspor  perdana sebanyak 120 kendaraan niaga Isuzu Traga ke Filipina. Dan tadi sudah disampaikan oleh Bapak Prijono bahwa target 6.000 unit kendaraan per tahun dan akan terus ditingkatkan.

Kita melihat bahwa sudah bertahun-tahun ekspor kita ini sangat ketergantungan kepada komoditas. Kelapa sawit yang ekspor ya CPO-nya, batu bara diekspor mentah, nikel diekspor raw material. Tidak pernah kita mendapatkan nilai tambah dari ekspor-ekspor itu. Kalau otomotif sudah, kita akan menginjak kepada komoditas-komoditas ini agar ekspornya nanti dalam bentuk setengah jadi, syukur-syukur bisa ekspor dalam bentuk barang jadi. Inilah yang kita namakan hilirisasi, industrialisasi dari bahan-bahan mentah yang dimiliki.

Ini sudah dimulai. Nikel dimulai industrialisasi sehingga kita setop yang namanya ekspor bahan mentah nikel. Tapi digugat ke WTO. Enggak apa-apa, kita hadapi. Kalau ada yang gugat enggak apa-apa. Jangan kita digugat juga grogi, ndak. Ya kita hadapi. Karena memang kita ingin bahan-bahan mentah kita ini ada added value-nya, ada nilai tambahnya.

Karena apa? Kalau ada industri, ada manufaktur, ada hilirisasi yang terjadi apa? Lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya akan terbuka. Larinya ke situ, bukan ke mana-mana. Larinya akan ke situ, untuk kepentingan nasional, untuk national interest kita. Ya apapun yang diprotes negara lain ya akan kita hadapi, enggak perlu ragu.

Baru kemarin sore kita rapatkan mengenai ini, “Pak, ini digugat oleh Eropa.” Ya hadapi, siapkan lawyer-lawyer yang paling baik sehingga kita bisa memenangkan gugatan itu. Jangan digugat kita keok, digugat kita keok, karena kita enggak serius menghadirkan lawyer-lawyer yang terbaik yang kita punyai.

Biasalah, dalam hidup, dalam bernegara pun sama. Digugat, ya hadapi. Tapi yang paling penting kita jangan berbelok. Baru digugat saja mundur, apa-apaan? Kalau saya ndak, digugat tambah semangat. Tapi ya jangan kalah. Semangatnya tinggi, digugat kalah, waduh.

Yang kedua, saya sangat menghargai pada PT. Isuzu Astra Motor Indonesia yang juga telah bermitra, bekerjasama dengan SMK SMK di sekitar industri ini, baik dalam memberikan training-training pada siswa-siswa SMK, memberikan contoh-contoh, memberikan cara-cara kerja yang baik, menularkan budaya kerja disiplin, kerja keras yang baik pada mereka. Dan juga saya sangat menghargai apabila mereka juga bisa diikutkan nantinya setelah lulus menjadi karyawan di PT. Isuzu ini.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya nyatakan ekspor perdana Isuzu Traga ke Filipina dijalankan.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru