Peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, 14 Mei 2019, di Ruang Djunaedi Hadisumarto, Gedung Saleh Afiff Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 Mei 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 4.069 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Profesor Kyai Haji Ma’ruf Amin,
Yang saya hormati Ketua Majelis Ulama Indonesia beserta seluruh jajaran,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Pimpinan dan Jajaran Bank Indonesia, OJK, Lembaga Penjamin Simpanan,
Yang saya hormati para Direktur Bank Syariah, para Rektor Universitas, para Pelaku Ekonomi dan Keuangan Syariah,
Bapak-Ibu hadirin undangan yang berbahagia dan juga khususnya yang saya hormati Direktur Eksekutif KNKS beserta seluruh jajaran.

Beberapa waktu yang lalu, saya menyampaikan bahwa negara kita Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi ekonomi terkuat keempat atau kelima di dunia, insyaallah di tahun 2045. Tapi untuk menuju ke sana juga bukan barang yang mudah. Banyak tantangan, banyak persoalan-persoalan besar yang harus kita selesaikan. Baik yang berkaitan dengan infrastruktur, kita tahu stok infrastruktur kita baru pada angka kurang lebih 43 persen, masih jauh sekali dengan negara tetangga-teangga kita. Yang kedua, pembangunan sumber daya manusia yang juga menjadi PR besar kita, tantangan besar kita ke depan. Yang ketiga, yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, reformasi struktural yang ini juga menjadi tantangan besar dalam kita menuju ke sebuah ekonomi yang maju.

Dan salah satu kunci utama untuk mencapai cita-cita tersebut dan sudah terkandung dalam jati diri negara kita Indonesia yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, kunci itu adalah ekonomi syariah. Ekonomi syariah sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional, ekonomi syariah sebagai sumber kesejahteraan umat. Ekonomi syariah memiliki potensi yang besar di tingkat global, di tingkat dunia. Seperti tadi disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, di tahun 2023 akan mencapai USD3 triliun. Ini berarti kalau dirupiahkan berapa itu? Kurang lebih Rp45.000 triliun. Saya enggak bisa bayangkan angka seperti itu karena yang kita kelola APBN kita sekarang ini kurang lebih Rp2.000 (triliun) lebih sedikit.

Ini sebuah kekuatan besar yang harus kita lihat dan harus mulai kita pikirkan, untuk mengambil kue ekonomi yang begitu besar ini. Dan sayangnya, ini menurut Global Islamic Economy Indicator, di tahun 2018 Indonesia ini masih menempati urutan yang kesepuluh dalam peringkat negara-negara yang menyelenggarakan ekonomi syariah. Nomor sepuluh, masih jauh. Kita masih di belakang Malaysia, masih di belakang Malaysia. Masih di belakang Uni Emirat Arab, masih di belakang Bahrain, masih di belakang Arab Saudi, masih di belakang Oman, masih di belakang Yordania, masih di belakang Qatar, masih di belakang Pakistan, masih di belakang Kuwait. Inilah pekerjaan besar kita bersama-sama.

Hadirin sekalian yang saya hormati,
Saatnya telah tiba bagi kita untuk membangkitkan potensi ekonomi syariah di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia. Ya karena kita memang negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Ekonomi syariah yang juga bisa turut mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mendorong keadilan sosial, dan juga melestarikan lingkungan. Hal tersebut juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang kita lakukan.

Dan kita sudah memulainya, di tahun awal saya selaku Presiden telah membentuk manajemen eksekutif KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah). Dan  Komite ini yang akan turut mengawal pelaksanaan dari masterplan ekonomi syariah Indonesia ke depan. Jadi ada yang mengawal, agar setiap perkembangan itu, setiap progres itu bisa kita cek dan kita ikuti terus.

Dengan hari ini kita meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, kita melakukan lompatan besar untuk menguatkan ekosistem ekonomi syariah Indonesia. Karena membangun ekosistem yang memang paling sulit. Masterplan yang akan menjadi panduan kita semua untuk dijalankan dalam pelaksanaannya, untuk dimonitor progres perkembangannya, untuk kita memastikan pencapaian-pencapaiannya. Kita akan terus menguatkan rantai nilai halal dengan fokus pada sektor makanan dan minuman, fashion, pariwisata, media, rekreasi, serta farmasi dan kosmetika. Dan sebagai pendukungnya, kita akan kuatkan keuangan syariah. Kita akan terus kuatkan UMKM kita, kita akan kuatkan ekonomi digital kita.

Saya sangat senang sekali  mendengar bahwa sekarang sudah ada marketplace yang tidak hanya 1-2 yang menawarkan produk-produk halal. Saya kira ini menjadi sebuah step untuk kita memasarkan produk-produk kita yang sudah banyak. Sehingga kita tidak hanya menjadi negara konsumen terbesar produk halal global tetapi juga menjadi produsen terbesar dari produk-produk halal yang akan masuk ke negara-negara lain.

Sekarang sudah banyak yang fokus misalnya di fashion muslim. Saya melihat dari sisi desain kelasnya sudah betul-betul kelihatan sekali, masuk ke kelas menengah atas. Didesain dengan sangat rapi dan bagus, harganya kita lihat juga sangat kompetitif. Hal-hal seperti ini yang saya kira harus kita berikan ruang sehingga bisa memajang produk-produk itu di marketplace Indonesia dan kemudian dimasukkan kepada jaringan marketplace global/global marketplace.

Saya yakin insyaallah, saya percaya bahwa ketika kita semua berkomitmen menjalankan masterplan ekonomi syariah Indonesia ini, maka Indonesia akan segera menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia. Maka dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya luncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru