Pembangunan Tol Cileunyi ? Dawuan Terganjal Masalah Lahan
Proyek pembangunan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) sejauh 60,11 km, khususnya untuk Seksi II yang meliputi Rancakalong Sumedang (17,350 km), hingga saat ini masih terganjal masalah penyediaan lahan. Padahal jalan tersebut akan menyambung dengan jalan nasional menuju akses bandara internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
Kepala Balai Pembangunan Jalan Nasional Wilayah IV Kementerian Pekerjaan Umum, Bambang Hartadi, saat menerima rombongan komisi V DPR-RI yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Sumedang, Rabu (10/9) mengatakan, pihaknya ingin memperioritaskan pembangunan jalan Seksi II itu, karena pembangunan jalan Tol Cisumdawu itu juga mampu mendukung pengembangan pembangunan di Cirebon dan Indramayu.
Seksi II memang lebih diprioritaskan. Karena bermanfaat sebagai penghubung akses ke Bandara. Kami perkirakan penanganan seksi II ini akan menelan dana terbesar dibanding untuk 5 seksi lainnya, kata Bambang.
Menurut Bambang, semula pihaknya mentarget pembangunan jalan tol Seksi II itu jika pembebasan lahannya bisa selesai Mei lalu, maka konstruksinya selesai Juli 2015. Namun kenyataannya, hingga kini masih terdapat lahan selas 2,972 ha yang belum bebas. Lahan seluas itu meliputi 7 Desa (Citali, Pamulihan, Cigendel, Sukasirnarasa, Pasir Biru, Pamakaran dan Ciherang).
Ia menyebutkan, akibat adanya kendala ini pihaknya harus melakukan proses persetujuan perpanjangan waktu. Saat ini tengah diupayakan usulan perpanjangan waktu pekerjaan dan penambahan biaya.
Bambang menilai, alokasi dana kurang lebih sebesar Rp 100 miliar dirasakan belum memadai. Untuk itu, sedang diupayakan usulan penambahan loan sekitar Rp 346 miliar yang diperkirakan membutuhkan waktu 2 3 bulan termasuk proses revisi DIPA di Kementerian Keuangan.
Sudah pasti hal ini akan mempengaruhi cash flow kontraktor dan berimbas pada penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, tambah Bambang Hartadi.
Menurut Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu, Subagus Dwi Nurjaya kondisi hingga kini tercatat masih dalam proses penyesuaian penyelesaian Review Desain DED. Sementara proses lelang sudah berjalan.
Untuk merampungkan Seksi II ini dibutuhkan lahan 239 ha. Sedangkan yang sudah terbebas baru 48,5%. Sehingga pembesan lahan masih akan berlanjut. Dampak berlarut-larutnya proses pembayaran ganti rugi ditengarai menjadi penyebab tambahan waktu pelaksanaan konstruksi hingga 10 bulan ke depan, kata Subagus.
Dijelaskan, proses lelang yang kini mulai berjalan diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2015. Nilai lelang sekitar Rp 2,75 triliun (termasuk PPN) masih untuk pekerjaan Seksi II. Pekerjaan fisiknya hanya membutuhkan Rp 2,5 triliun. Dana sebesar ini nantinya akan digunakan untuk pekerjaan pekerjaan phase II yakni pembuatan jalan, jembatan dan terowongan.
Subagus menambakan, hingga saat ini proyek Tol Cisumdawu telah menghabiskan dana sekitar Rp 500 miliar. Dan total yang dibutuhkan untuk merampungkan proyek jalan bebas hambatan ini diperkirakan angkanya mencapai Rp 7,5 triliun.
Sumber pendanaan dari pinjaman China. Sedangakan dana APBN hanya sekitar 10%. Itu pun hanya sebagai uang muka saja. Penyelesaian proyek ini dimungkinkan sangat tergantung situasi pembiayaan. Tapi kalau kita jadwalkan butuh waktu sekitar 11 tahun lagi, tegas Kasatker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu.
Sebagaimana diketahui Tol Cisumdawu dikerjakan dalam 6 seksi. Sesi I Cileunyi Rancakalong (12,025 km), Seksi II Racakalong Sumedang (17,350 km). Seksi III Sumedang Cimalaka (3,750 km), Seksi IV Cimalaka Legok (7,200 km) dan Seksi V Legok Ujung Jaya (15,900 km) dan Seksi VI Ujung Jaya Dawuan (4,048 km). Untuk merampungkan Seksi II ini dibutuhkan waktu 3 tahun. Waktu paling lama dibanding Seksi lain. (Humas Kementerian PU/ES)