Pembangunannya Sudah 50 Persen, Jalan Tol Pemalang-Batang Diharapkan Beroperasi Akhir 2018

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 November 2017
Kategori: Nusantara
Dibaca: 8.783 Kali
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan jalan tol Pemalang-Batang, Jateng, Minggu (5/11). (Foto: IST)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan jalan tol Pemalang-Batang, Jateng, Minggu (5/11). (Foto: IST)

Pembangunan jalan tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, sepanjang 39,2 kilometer saat ini progresnya sudah mencapai 50 persen. Diharapkan, pembangunan jalan tol yang menghubungkan Tol Trans Jawa hingga Surabaya ini bisa selesai akhir tahun 2018 mendatang.

“Diharapkan pada arus mudik Lebaran 2018 nanti tidak ada lagi tol darurat, semua badan jalan sudah jadi dan lebih aman dilalui, meskipun belum beroperasi,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau progres pembangunan tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km, Minggu (5/11) kemarin.

Menteri PUPR menargetkan, pembangunan jalan tol Pemalang-Batang yang menghabiskan investasi sekitar Rp 6 triliun tersebut dapat rampung dan beroperasi pada akhir tahun 2018.

Tol Pemalang-Batang dikerjakan oleh konsorsium PT Waskita Karya dan PT. Sumber Mitra Jaya. Menteri PUPR menilai ini komposisi yang bagus, antar BUMN dan swasta. “Untuk mendorong swasta menjadi besar. Tetapi swasta juga harus membuktikan performanya,” ujarnya.

Teknologi VCM

Menurut Menteri PUPR, pembangunan ruas tol Pemalang-Batang itu membutuhkan teknik konstruksi khusus karena keberadaan tanah lunak yang tebal (soft soil) dengan kandungan air  tanah yang tinggi. Karena itu, Kementerian PUPR memutuskan konstruksi sebagian jalan sepanjang 4,6 km akan menggunakan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM). Sementara ruas lainnya menggunakan Teknik Preloading.

“Kita menggunakan teknologi vacuum yang serupa dengan yang dilakukan di Tol Palembang-Indralaya, karena terbukti lebih cepat pengerjaannya. Juga tidak perlu material tanah sebagai beban sementara seperti teknik Pre Loading, sehingga meminimalisir penggunaan alat berat,” ungkap Basuki.

VCM, lanjut Basuki, dimaksudkan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak dengan melakukan pemompaan vakum pada tanah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah sehingga dapat mempercepat stabilisasi tanah sehingga mengurangi risiko amblas.

“Untuk pelaksanaan VCM di Tol Pemalang-Batang telah disiapkan mesin pompa sebanyak 230 buah,” jelas Basuki.

Kelebihan lain VCM, menurut Menteri PUPR, yakni gangguan rendah terhadap pekerjaan lainnya, bahkan dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.

Teknologi ini juga ramah lingkungan, karena perbaikan tanah lunak bersifat mekanis, tanpa penggunaan bahan-bahan kimia. Konsolidasi/penurunan tanah juga bersifat isotropik sehingga risiko ketidakstabilan lereng dapat dieliminir.

Menteri Basuki memerintahkan agar proses vacuum tersebut dapat segera dimulai pada 15 November 2017 sehingga bisa dilakukan bersamaan dengan penimbunan badan jalan untuk mempercepat penyelesaian pembangunannya.  (PKP Kementerian PUPR/ES)

Nusantara Terbaru