Pembebasan di Mako Brimob, Menko Polhukam: Kita Ultimatum Menyerah atau Hadapi Serbuan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Mei 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 15.142 Kali
Menko Polhukam Wiranto dalam keterangan pers di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5)

Menko Polhukam Wiranto dalam keterangan pers di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5)

Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengemukakan, pelaku kerusuhan di dalam Kerusuhan di Rumah Tahanan (rutan) Salemba Cabang Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, melakukan kekejaman dengan cara merampas senjata, menyandera, menyiksa, bahkan membunuh petugas dengan cara-cara keji melampaui batas-batas kemanusiaan.

“Sesuai dengan sikap pemerintah yang telah berkali-kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa dalam menghadapi terorisme selalu bersikap tegas, tidak pandang bulu, maka dilakukan rapat koordinasi untuk merancang serbuan guna melucuti senjata para teroris yang diisolasi pada lokasi-lokasi tertentu,” kata Wiranto dalam keterangan pers di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5) pagi.

Aparat keamanan, lanjut Wiranto, telah memberikan ultimatum kepada narapidana terorisme yang menguasai Lapas Salemba Cabang Kelapa Dua untuk menyerah atau risiko menghadapi serbuan dengan batasan waktu tertentu.

Pada Kamis (10/5) sebelum fajar, ungkap Menko Polhukam, sebanyak 145 narapidana telah menyatakan menyerah tanpa syarat. Satu per satu dari posisi mereka menyerahkan diri kepada petugas dengan tanpa senjata.

“Bagi teroris yang tidak menyerah dilakukan serbuan oleh aparat keamanan di lokasi mereka bertahan, dan dalam kontak yang berlangsung singkat, 10 orang teroris menyerah,” ucap Wiranto.

Menko Polhukam menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan apresiasi masyarakat kepada Pemerintah/Aparat Keamanan untuk menyelesaikan kasus ini dengan tenang, tanpa emosional, dan tetap berlandaskan hukum yang berlaku.

Ia mengajak masyarakat untuk melanjutkan kebersamaan dan tekad untuk melawan aksi terorisme dan radikalisme yang masih ada dalam kehidupan sebagai bangsa Indonesia. (DNA/ES)

Berita Terbaru