Pembekalan Presiden Republik Indonesia Kepada Calon Perwira Remaja TNI – Polri Tahun 2015, Di Auditorium Cendrawasih Akademi Kepolisian Semarang, 29 Juli 2015

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Juli 2015
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 13.326 Kali

Logo PidatoBismillah Hirrahman Nirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semuanya.

Syallom. Om Swastiasu.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja. Yang saya hormati panglima TNI dan Kapolri serta Kepala Staf masing masing angkatan.

Yang saya hormati Komandan Jenderal Akademi TNI dan Kalemdikpol serta Para gubernur akademi TNI, Gubernur Akpol.

Yang saya hormati wakil Gubernur Jawa Tengah beserta Pangdam dan Kapolda, Para Calon Perwira Remaja TNI angkatan darat, laut udara dan Polri tahun 2015.

Yang saya cintai dan yang saya banggakan, serta para undangan dan hadirin yang saya hormati.

Pada malam hari ini ada beberapa hal penting yang akan saya sampaikan sebagai bekal calon perwira remaja TNI dan Polri dalam menghadapi tugas-tugas di masa yang akan datang. Indonesia sebagai bangsa yang besar. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah air. Kita mempunyai tujuh belas ribu lebih pulau dari Sabang sampai Merauke. Tantangan tugas dan ancaman yang dihadapi bangsa kita ini juga sangat besar. Kita harus melindungi kedaulatan teritorial kita. Ini tolong dicatat. Melindungi kedaulatan teritorial kita yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau We sampai pulau Rote. Kita harus menjaga baik sisi lautnya, sisi daratnya, maupun sisi udaranya.

Saya berikan contoh illegal fishing, pencurian ikan. Sangat naif sekali informasi yang saya terima ada 7.000 kapal yang lalu lalang dan itu ilegal didepan mata kita, kita biarkan. Artinya apa? Kita belum melindungi kedaulatan teritorial kita. Dan saya kira mulai Oktober tahun kemarin sudah dilaksanakan operasi dan sampai sekarang hasilnya sangat baik. Artinya lagi, nelayan nelayan kita, rakyat kita bisa memperoleh ikan lebih banyak. Ya itulah sebenarnya tujuan utamanya. Kenapa teritorial kita harus dilindungi.

Kemudian juga kita harus menjaga seluruh kekayaan alam. Ini catat lagi. Seluruh kekayaan alam yang terkandung dalam bumi pertiwi Indonesia. Oleh sebab itu yang namanya illegal mining. Yang namanya illegal loging itu menjadi tanggungjawab saudara-saudara semuanya. Pertambangan ilegal, penebangan hutan ilegal. Jangan sampai ada di depan mata kita dan kita diam. Sekali lagi itu adalah menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung didalam bumi pertiwi Indonesia. Hati-hati dengan ini. Karena yang pertama tadi masalah pencurian ikan. Setahun kita kehilangan Rp 300 triliiun. yang illegal mining, informasi yang saya terima Rp 155 triliiun tetapi saya nggak percaya. Pasti lebih dari ini. Masak terus kita biarkan. Kalau saya tidak. Hal-hal seperti itu harus dihentikan demi kemakmuran rakyat.

Dan juga kita harus melindungi dan memberi rasa aman. Ini juga tolong dicatat. Melindungi dan memberikan rasa aman kepada segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Artinya apa? Kalau ada human trafficking, ada perdagangan manusia. Sebagai contoh maupun tindakan kejahatan yang semakin canggih seperti sekarang, Cyber crime itu juga harus dihentikan. Jangan ada perdagangan manusia yang lalu lalang di depan mata kita, kita diam. Semua yang hadir disini harus punya sense menghadapi masalah-masalah yang tadi saya sampaikan. Itu adalah memberi dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumlah darah Indonesia dan juga memberi rasa aman.

Para calon perwira remaja yang saya cintai dan yang saya banggakan. Kita akan terus berjuang karena kita menghadapi tantangan Indonesia yang mempunyai kemajemukan. Masyarakat yang majemuk, yang beragam, yang plural. Sehingga adanya perbedaan itu, sering memunculkan gesekan gesekan horisontal. Konflik-konflik kecil horisontal. Ataupun tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama ras atau golongan. Ini juga harus kalau gesekan itu baru kecil segera hentikan. Segera padamkan. Segera selesaikan. Kalau mendengar ada yang surat beredar. Yang kira-kira kita perkirakan, kita prediksi akan menimbulkan gesekan horisontal ya cepat selesaikan sebelum masalah itu betul-betul meledak dan meletus. Seperti kejadian baru baru ini di Tolikara. Itu kalau antisipasinya sebelumnya, reaksinya sudah cepat, saya kira kejadian itu tidak akan terjadi. Ini harus menjadi koreksi dan evaluasi kita semuanya. Dan menjadi catatan penting bagi saudara-saudara, adik-adikku semuanya.

Selanjutnya kita juga sedang menghadapi darurat narkoba, bahaya narkoba. Yang mengancam tidak hanya generasi muda kita tetapi hampir di seluruh titik itu sudah diserang yang namanya narkoba ini. Penggunaan narkoba di Indonesia dari waktu ke waktu meningkat sangat tajam. Dan kematian akibat narkoba. Data yang saya terima 40 sampai 50 orang setiap hari. Artinya kalau dihitung setahun 18 ribu. Ini bukan angka yang besar tetapi sudah besar sekali. Dan harus dihentikan. Ini sudah menjadi tugas kalian semuanya nantinya.

Tantangan yang terakhir adalah tantangan kemiskinan, keterbelakangan, ketimpangan yang kaya dan yang miskin, ketimpangan antar wilayah. Ini kita juga harus menyadari dan tahu semuanya. Karena kalau gennie rasio kita yang sudah 0,41 atau 0,42 tidak segera kita kecilkan, tidak segera kita persempit, ini akan menimbulkan kecemburuan sosial dan pada akhirnya akan menimbulkan gejolak sosial. Inilah juga yang menjadi kewajiban kita semuanya untuk ikut menyelesaikan dan menghadapi tantangan masalah kemiskinan, masalah keterbelakangan dan masalah ketimpangan ekonomi.

Kita lihat juga beberapa wilayah, beberapa saudara-saudara kita menikmati listrik saja belum. Terutama di perbatasan, terutama di pulau pulau terluar. Masalah pendidikan juga sama. Semuanya belum terlayani dengan baik. Kondisi kondisi seperti ini harus dicermati, dilihat dan juga dijadikan catatan untuk bisa kita selesaikan bersama termasuk juga masalah kesehatan.

Para calon perwira yang saya cintai. Untuk menghadapi tantangan itu, saya berharap kepada calon perwira remaja yang saya yakin akan menjadi pemimpin bangsa, yang pertama dekatkan diri dengan rakyat. Saya ulang, dekatkan diri dengan rakyat. Karena kita lahir dari rakyat. Kita digaji juga dari rakyat. Jangan lupakan itu. Dengarkan suara dan aspirasi rakyat. Utamakan dialog. Utamakan dialog, utamakan musyawarah. Saya ulangi. Utamakan dialog, utamakan musyawarah. Ini pendekatan preventif yang juga budaya kita.

Musyawarah budaya kita. Kalau bisa dimusyawarahkan, musyawarahkan. Kalau bisa didialogkan, dialogkan. Jangan langsung dihantam dengan kekuatan yang kita punyai padahal itu rakyat kita sendiri. Yang menggaji kita. Bekerjalah juga dengan rakyat. Karena rakyatlah sesungguhnya kekuatan kita. Saya kira kita ingat dulu kita memenangkan perang gerilya berhadapan dengan penjajah juga karena bantuan rakyat. Rakyat bukan musuh kita. Sekali lagi. Bekerjalah dengan rakyat.

Yang kedua, kita harus berani tegas dalam menghadapi ancaman terhadap kepentingan nasional. Jadi kalau yang namanya kepentingan nasional, tegas. Jangan ragu ragu. Sekali kalau sudah yang namanya kepentingan nasional, tegas. Jangan ragu-ragu. Jangan ada kompromi. Saya kira sudah beberapa kali saya sampaikan masalah yang berkaitan dengan masalah mafia migas, mafia illegal fishing, mafia impor pangan. Yang itu semuanya sangat menyengsarakan rakyat kita.

Saya juga ingin mengingatkan yang ketiga, bahwa kita akan kuat menghadapi ancaman dan tantangan kalau kita bersatu. Sekali lagi kalau kita bersatu. Jauhkan rasa curiga, mencurigai. Hindari penerapan jiwa korsa yang sempit. Sekali lagi hindari penerapan jiwa korsa yang sempit. Saya tidak ingin lagi mendengar adanya gesekan apalagi sampai bentrokan antar angkatan ataupun antar TNI-Polri, antar matra. Sekali lagi jangan lagi ada itu. Bangun soliditas TNI-Polri karena adik-adikku semuanya,kalian semuanya harus menjadi contoh. Sekali lagi, kita ini dijadikan contoh perekat bangsa. Contoh persatuan, contoh kesatuan, menjadi perekat bangsa kita. Tradisi-tradisi lama yang tidak tepat harus kita tinggalkan.

Saya juga ingin berpesan kepada kalian adik-adikku calon perwira remaja Polri bahwa keberhasilan Polri dimasyarakat diukur dari 3 hal. Polisi bisa menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. Sekali lagi Polri harus bisa menghadirkan rasa aman bagi masyarakat. Rasa aman dari gangguan kejahatan dalam kehidupan sehari hari. Menjadi pelindung warga. Jadi warga akan merasa aman kalau ada Polisi. Entah itu dikampung, entah itu di desa, entah itu dijalan, entah itu dipelabuhan, entah itu di terminal. Semuanya itu merasa aman masyarakat, rakyat merasa aman kalau melihat ada Polisi.

Yang kedua hadirkan ketertiban umum. Ketertiban berlalu lintas misalnya. Kemudian corat-coret di tempat-tempat umum yang kalau kita lihat jelas di depan kita, jelas itu fasilitas umum. Yang harusnya cantik dan indah menjadi rusak estetikanya, keindahannya gara-gara corat-coret. Sebetulnya kalau itu ditegur, kalau itu dipegang, kalau ditindak, pasti yang lain tidak coba-coba lagi untuk merusak keindahan kota. Hal-hal yang kecil-kecil seperti ini memang harus kita hadirkan sebelum kita semuanya, masyarakat juga menganggap bahwa itu sebagai hal biasa. Itu bukan hal biasa. Itu sebuah kekeliruan yang harus diluruskan. Polri sendiri, polisi sendiri juga harus menjadi contoh dan mengedukasi dalam membangun kepatuhan dan ketertiban. Jaga kewibawaan kita.

Yang ketiga, menghadirkan kepastian hukum yang berkeadilan. Ini penting sekali. Saya ulang. Menghadirkan kepastian hukum yang berkeadilan. Jangan sampai masyarakat merasa penegakan hukum itu runcingnya kebawah. Tapi tumpul keatas. Jangan sampai ada istilah dan perasaan itu. Dan penegakan hukum juga tidak bisa dilakukan dengan semangat arogansi kewenangan karena kita punya kewenangan. Tidak seperti itu. Kita juga harus menjaga kepentingan pembangunan nasional. Artinya penegakan hukum yang berkeadilan itu untuk kepentingan pembangunan nasional. Justru sebaliknya hentikan.

Saya juga berharap kalian semua terus belajar karena sekarang ini yang namanya ilmu pengetahuan, yang namanya teknologi itu selaku berkembang dan sangat pesat. Sangat ketinggalan atau apabila para perwira tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi, gaptek dalam era global seperti ini. Sekali lagi penguasaan teknologi sangat penting dalam membantu pelaksanaan tugas baik TNI maupun Polri. Sekarang ini yang namanya mau memasarkan ideologi, memasarkan paham itu sudah tidak memakai mulut lagi, tidak memakai koran lagi tetapi sudah memakai sosial media dan itu bisa sangat masif. Sudah bukan antar kota antar provinsi tetapi sudah lintas negara. Pemasaran pemasaran produk-produk ideologi, paham-paham radikalisme itu melalui sosial media sangat cepat sekali. Ini yang harus dikuasai.

Hadirin sekalian yang saya hormati, akhirnya saya ucapkan kepada kalian, adik-adikku semuanya yang telah selesai menggembleng diri dengan baik dalam pendidikan TNI dan Polri. Semoga kelak dikemudian hari kalian adik-adikku semuanya bisa menjadi perwira dan pemimpin yang tangguh, perwira dan pemimpin yang hebat, perwira dan pemimpin yang berkarakter sehingga bisa membawa bangsa kita menjadi bangsa yang besar, bangsa yang bisa berdiri tegak setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru