Pemberian Bantuan Modal Kerja (BMK), 19 Agustus 2020, di Halaman Tengah Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta
SESI PERTAMA
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati Bapak Menteri Sekretaris Negara, Pak Menteri Koperasi dan UKM,
Bapak-Ibu sekalian para pedagang yang sore hari ini hadir.
Saya tadi mendapatkan bisikan bahwa yang hadir di sini ada pedagang kaki lima, benar? Mana? Ada yang pedagang rumahan? Oh, banyak yang (pedagang) rumahan. Yang pedagang pasar? Ada juga. Yang (pedagang) asongan? Enggak ada? Oke.
Jadi, pemerintah nanti, minggu depan ini akan membagikan yang namanya modal kerja darurat, namanya Banpres Produktif, sebanyak berapa, Pak Menteri? Totalnya nanti? Totalnya 9…, kepada 9,1 juta pengusaha kecil dan mikro. Sekali lagi, akan dibagikan 9,1 juta pedagang, pengusaha kecil dan mikro. Untuk apa? Untuk tambahan modal kerja kepada para pengusaha kecil. Karena kita tahu, dalam masa pandemi seperti ini, kita juga merasakan betapa sangat sulitnya, tapi bukan hanya yang kecil saja, yang kecil sulit, yang tengah juga sulit, yang gede juga sulit, semuanya.
Oleh sebab itu, kita harus bekerja lebih keras lagi agar bisa kembali ke situasi normal seperti sebelum pandemi COVID-19. Kita harapkan itu. Jadi, Bapak-Ibu semuanya kita undang di sini ini mengawali terlebih dahulu, sebelum nanti pembukaan besarnya nanti di minggu depan, untuk yang 9,1 juta pengusaha di seluruh Tanah Air akan dikirim lewat transfer semuanya. Tapi kalau Bapak-Ibu semuanya sudah mendapatkan ini, kan? Sudah? Di dalamnya ada berapa, sudah tahu? Belum ada yang ngitung? Belum ada yang buka? Jadi, di dalamnya ini ada Rp2,4 juta yang bisa Bapak-Ibu pakai untuk tambahan modal kerja darurat dalam masa pandemi ini, nggih. Berapa tadi, Bu? Rp2,4 juta. Berapa, Pak? Rp2,4 juta. Ya, supaya nanti dihitung, kalau kurang serupiah, omong saya, nggih.
Saya tahu, selama pandemi ini mungkin omzetnya Bapak-Ibu sekalian kan turun, benar? Ada yang naik, ndak? Enggak ada yang naik? Ya, ya, kita tahu bahwa semuanya turun. Ada yang turun separuh, benar? Ada yang lebih dari separuh, saya juga tahu, karena saya selalu cek, cek, saya cek, keadaannya memang seperti itu dan itu dialami oleh semua negara. Jadi virus korona ini, virus COVID-19 ini, ini ada di semua negara, di 215 negara, yang lebih parah dari kita. Ini semuanya memang terkena pandemi ini. Memang ini sebuah cobaan dan ujian untuk kita bersama tetapi saya meyakini, insyaallah, kalau kita kerja keras, kita akan bisa lepas dari ujian dan cobaan yang diberikan pada kita semuanya.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya akan cek, nanti setelah satu bulan atau dua bulan, dagangannya tambah ndak, omzetnya tambah ndak, dan moga-moga semuanya tambah lebih baik, insyaallah, ya. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak-Ibu semuanya di Istana.
Ibu, dari mana? Jakarta Pusat? Apa jualannya, Bu? Warung rumahan, apa? Kelontong, gitu? Ya, kecil-kecilan, tahu. Omzet berapa sehari sekarang?
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Gini, Pak. Saya tadinya buka… Assalamu’alaikum, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Nama saya Wiwik. Saya ini tadinya pedagang di rumah. Saya pedagang rumahan, kelontong, kecil-kecilan.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kelontong, ya.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Sebelum COVID-19, saya dagang pulsa juga.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pulsa, terus?
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Dagang kopi, Indomie, gitu….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kopi, Indomie….
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Nah, setelah…eh, sebelum COVID-19 itu, omzet saya lumayan, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berapa?
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Sehari saya bisa dapat Rp700 (ribu) sampai Rp1 juta. Tapi setelah COVID-19….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp700 ribu sampai Rp1 juta?
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Iya, iya…, tapi setelah COVID-19, omzetnya langsung drastis. Saya cuma sehari itu…, bisa dapat uang Rp100 ribu saja sudah bersyukur, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah baik, ya.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Minim banget, gitu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nggih.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Kebetulan saya punya empat orang anak, anak saya SD, SMP, SMK, dan kuliah. Itu saya sangat-sangat sulit. Suami saya pun kerja harian, bukan pegawai.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tahu, tahu.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Jadinya, kondisi COVID-19 ini sungguh sangat….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Semuanya, sangat sulit.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Tapi alhamdulillah, saya dapat kabar baik kemarin, katanya saya dipanggil ke Istana untuk terima bantuan. Terima kasih banyak, Bapak Jokowi.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sama-sama.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Untuk bantuan ini, semoga usaha saya bisa berjalan kembali dengan lancar dan Bapak sehat selalu bersama keluarga.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Amin…nggih, Bu Wiwik kerja keras, tegar. Ini pasti ada akhirnya, kok. Nanti kalau vaksin sudah ketemu, perkiraan nanti kira-kira bulan Januari, ini sudah mulai vaksinasi nanti. Nah, itulah yang namanya nanti kita akan kembali ke situasi seperti sebelum pandemi.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Ya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebelum ketemu vaksinnya, memang kita harus bekerja lebih keras. Itu saja saya titip, nggih.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Iya, iya Pak, terima kasih banyak, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Anu yang banyak…, semua negara terkena kok, ya, jadi kita harus kerja keras, bertahan, agar bisa lebih baik lagi, ya.
Wiwik (Pedagang Rumahan Toko Kelontong Penerima BMK)
Ya, baik, Pak. Terima kasih banyak, Bapak Jokowi.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terima kasih. Ibu… Sama-sama, Bu. Ibu, dari mana? Jakarta Timur di mana? Mana? Oh, Pisangan Baru, Pisangan Baru.
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Ya, Assalamu’alaikum, Pak. Nama saya Juwita, saya dari Pisangan Baru.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini juga Pisangan Baru? Ibu (dari) Pisangan Baru, Ibu juga? Oh, Pulau Seribu? Lo, tadi yang Pisangan Baru, tadi
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Aku.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, di sana toh. Aduh, keliru. Lha, tadi di sini yang…, karena pakai ini…, kan yang bunyi yang mana ini, oke. Ini dari Pulau Seribu? Pulau Seribu, pulau apa? Pulau Pramuka? Oke. Oke, oh…pedagang keliling telur?
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Telur gulung.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Telur gulung?
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Nama saya Ibu I’in dari Pulau Pramuka.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pulau Pramuka.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Saya pedagang keliling telur gulung sama tamu…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa? Telur gulung?
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Iya, dengan tamu wisata, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, nggih.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Semenjak adanya (virus) korona, menurun, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)}
Iya…, sama dengan di sana, menurun.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Mudah-mudahan Pak, dengan modal ini, saya…, bermanfaat untuk keluarga saya, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nggih, baik, nggih.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Terima kasih ya, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terima kasih, terima kasih, Bu, nggih. Pokoknya kerja keras.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Iya, terima kasih, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nanti…ini kan, wisata juga mulai merangkak naik, nggih.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Alhamdulillah Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nggih, pelan-pelan, memang ini pelan-pelan, enggak bisa kok, langsung mbalik, gitu. Memang…ya, nggih.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Alhamdulillah Pak, tamu wisata sudah dibuka mah, ya bisa untuk ekonomi juga, Pak lah, bantu suami. Terima kasih ya, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, nggih, terima kasih, nggih, nggih, terima kasih, terima kasih.
I’in (Pedagang Keliling Telur Gulung Penerima BMK)
Terima kasih ya, Pak. Assalamu’alaikum.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nggih, silakan, Bu. Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Aku Juwita dari Pisangan Baru, Pak. Dagangnya di rumah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa tuh, jualannya?
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Makanan anak-anak, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa tuh, makanan anak-anak?
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Kayak otak-otak, terus minuman, Indomie, kopi.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, oh, sehari bisa dapat?
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Sehari aku bisa (dapat) Rp200-an (ribu), Pak, kalau sebelum COVID-19. Sesudah COVID-19, itu bisa Rp70 ribu dia sudah alhamdulillah, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sepertiga, ya?
Juwita (Pedagang Rumahan Makanan Anak-Anak Penerima BMK)
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, nggih. Ya, semuanya harus kerja lebih keras lagi dalam kondisi yang tidak normal seperti ini. Tapi sekali lagi, suatu saat nanti pasti kita akan kembali ke normal, nggih. Kita ini baru proses, vaksinnya juga baru proses diuji, ada uji klinis yang ketiga, ini sudah ketiga, sudah di-cobain ke relawan, ke manusia, sudah dicoba. Saya harapkan nanti kalau sudah…, syukur nanti doa Bapak-Ibu semuanya bisa maju, tidak (bulan) Januari tetapi maju lebih cepat, ya itu alhamdulillah, kita syukuri, nggih.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, terima kasih atas kehadiran Bapak-Ibu semuanya. Selamat bekerja.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SESI KEDUA
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati Bapak Menteri Sekretaris Negara, Bapak Menteri Koperasi dan UKM,
Bapak-Ibu sekalian para pengusaha kecil, mikro, para pedagang yang sore hari ini hadir.
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak-Ibu semuanya di Istana dan kita tahu, saat ini, ada pandemi COVID-19 yang mengenai kita semuanya. Kesehatan kena, ekonominya juga kena, dan itu dialami tidak hanya yang kecil saja, yang mikro saja, tapi yang tengah juga kena, yang gede juga kena, kena semuanya. Yang terkena juga hampir semua negara. Negara maju kena, negara sedang kena, negara miskin kena, semuanya kena, 215 negara terkena, terpapar COVID-19.
Saya juga tahu bahwa Bapak-Ibu semuanya pedagang, berjualan, ada yang di rumah? Ada? Mana yang dagang di rumah? Oh, oh, banyak banget yang di rumah. Di pasar? Di pasar, di pasar, di pasar. Ada yang (pedagang) kaki lima? Ada, (pedagang) kaki lima, (pedagang) kaki lima. Ada yang (pedagang) asongan? Enggak ada? Oh, ada, itu, nggih, baik. Saya tahu bahwa kondisi omzet Bapak-Ibu semuanya tidak seperti pada saat normal, benar ya? Yang dulunya mungkin bisa jualan sampai Rp1 juta sekarang mungkin tinggal di bawah Rp500 (ribu). Yang biasanya dulu jualan sampai Rp500 ribu, sekarang mungkin tinggal Rp100 (ribu) atau Rp200 (ribu), benar? Tapi itu sekali lagi, mengenai tidak hanya yang kecil saja, tapi yang menengah, yang gede, semuanya juga sama.
Oleh sebab itu, saya mengajak Bapak-Ibu semuanya untuk tetap bekerja keras, tetap bersemangat agar kita bisa melewati situasi yang tidak normal ini. Kapan? Kalau vaksinnya sudah jadi. Ini vaksinnya baru di uji klinis, uji klinis yang ketiga ini, diperkirakan nanti di Desember atau Januari sudah diproduksi. Artinya nanti, Januari semuanya divaksin. Setelah itulah, kita akan masuk ke situasi seperti sebelum pandemi yang lalu. Tapi ini masih butuh waktu karena masih uji klinis, diujikan. Kemarin sudah saya cek sendiri di Bandung, sudah diujikan ke 1.620 relawan yang di…yang disuntik oleh vaksin itu. Dan kita harapkan nanti berhasil, kemudian vaksinnya bisa diproduksi.
Bapak-Ibu semuanya tadi sudah diberi ini, ya? Sudah? Semuanya sudah? Isinya tahu? Belum ada yang buka? Ya, jadi ini adalah bantuan modal kerja, yang kita berikan, besarnya Rp2,4 juta, Rp2,4 juta untuk menambah modal kerja Bapak-Ibu semuanya dalam berusaha, dalam berdagang. Cukup Rp2,4 (juta)? Rp2,4 (juta), cukup? Yang enggak cukup, tunjuk jari. Ya, kita syukuri, alhamdulillah, ini bisa untuk tambahan Bapak-Ibu semuanya. Karena nanti minggu depan akan kita bagi kepada 9,1 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia. Bapak-Ibu sudah dapat duluan. Hari Senin nanti akan dibagi yang namanya Banpres Produktif sebanyak 9,1 juta untuk pengusaha kecil dengan rupiah yang sama. Karena kita ingin menggerakkan ekonomi yang di bawah ini, agar bergerak terus.
Jadi, itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Bapak, jualan apa? Sayuran? Berhenti atau keliling? Keliling? Setiap pagi? Jam berapa berangkat, Pak?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Jam setengah tujuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jam setengah tujuh, berangkat keliling? Terus, habis jam berapa?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Jam satu siang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jam satu siang sudah?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Itu belum tentu habis, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, belum tentu habis tapi sudah berhenti?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Sudah berhenti.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah berhenti, ya. Berapa omzet Pak, sehari, sekarang?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Saya belanja itu sekitar Rp1 juta itu yang untuk kebutuhan semua sayuran. Kalau untuk keuntungan itu dalam pandemi ini, enggak menentu, Pak Presiden.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, berapa?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Ya bangsa Rp100 ribu, Rp120 (ribu) untuk ekonomi sekarang, hidup di Jakarta…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebelumnya berapa?
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Kalau sebelumnya bisa sampai Rp300 (ribu).
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp300 (ribu).
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
…saya masih bisa menyimpan.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke…ya, tetap kita syukuri, masih Rp120 (ribu) bisa keuntungan.
Pedagang Sayur Keliling (Penerima BMK)
Alhamdulillah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, disyukuri. Karena memang situasinya sangat sulit semuanya. Kita harus ngerti situasi ini situasi yang tidak kita kehendaki tetapi ini ujian dan cobaan yang diberikan kepada kita. Ya, kita hadapi tantangan yang berat ini. Tapi sekali lagi, insyaallah di bulan Januari itu vaksinnya sudah mulai disuntikkan sehingga kita bisa masuk ke situasi normal. Tadi yang (pedagang) rumahan siapa, ya? Ibu? Ya, dari mana, Bu?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Dari Pulau Seribu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pulau Seribu?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Ya, Pulau Kelapa, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pulau Pramuka?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Pulau Kelapa.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, Pulau Kelapa. Jualannya apa, Bu?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Jualannya jualan di rumah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Es, jus, gorengan, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gorengan, terus?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Mie.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mie?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, berapa sehari bisa dapat?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Kalau sebelum pandemi, ya sekitar Rp300 (ribu). Kalau sekarang cuma Rp100 (ribu) saja enggak sampai, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya karena wisatawan enggak bisa ke sana, kan?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tapi ini kan, sudah mulai dibuka.
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Iya, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah mulai kelihatan belum, ada yang ke sana? Belum?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Belum.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum?
Pedagang Rumahan Makanan Minuman (Penerima BMK)
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, jadi memang, pelan-pelan, ini pelan-pelan. Ini yang terkena paling berat itu yang tempat-tempat wisata. Bali, Labuan Bajo, Banyuwangi, yang gitu-gitu. Tapi sudah mulai pelan-pelan dibuka. Jadi kita harapkan nanti sama, di Pulau Seribu juga akan mulai merangkak naik sehingga omzet Ibu bisa kembali normal lagi. Ini yang kita harapkan itu. Nggih, terima kasih.
Bapak? Jualan?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Nasi.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nasi? Di mana?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Di Kelapa Gading.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kelapa Gading? Nasi apa itu, ya?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Nasi warteg, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, nasi warteg. Berapa omzet sekarang?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Sekarang Rp800 (ribu) lah, Pak. Rp700 (ribu) lah, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Biasanya dulu, kalau normal?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Biasanya bisa…, memang kalau…, kan kebetulan jualannya di pasar ya, Pak, ya. Jadi efeknya enggak begitu….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terasa?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
…terasa sekali. Tapi menurun ada, kan gitu?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, ya berarti lebih bersyukur lagi kalau turunnya enggak banyak, ya, disyukuri.
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Alhamdulillah, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di…di…Kelapa Gading?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Ya, di Pasar Inpres Kelapa Gading, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, Pasar Inpres, tahu, tahu, tahu, nggih. Jualannya apa itu? Warteg apa? Nasi apa, nasi apa itu?
Pedagang Nasi Warung Tegal (Penerima BMK)
Ya nasi warteg lah, itu rames gitu ya, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, nasi rames, nggih.
Nggih, baiklah, Bapak-Ibu sekalian, saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, marilah kita terus bersemangat, bekerja keras, agar kita bisa melewati masa pandemi ini dan pemerintah terus berusaha menurunkan agar yang terpapar itu semakin sedikit, semakin sedikit tapi juga itu hal yang tidak mudah karena ini barangnya saja enggak kelihatan. Yang namanya COVID-19 itu barangnya enggak kelihatan. Oleh sebab itu, saya mengajak kita semuanya untuk terus tetap pakai masker, menjaga jarak, kemudian habis kegiatan selalu cuci tangan, saya kira memang itu cara menghindarinya. Dan tidak berada di tempat kerumunan yang saling berdesakan, saya kira itu cara yang harus kita lakukan.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.