Pemberian Bantuan Modal Kerja (BMK), 24 Juli 2020, di Halaman Belakang Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat
SESI PERTAMA
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Yang saya hormati, Pak Menteri Sekretaris Negara, Pak Kasetpres, Bapak-Ibu sekalian seluruh pedagang yang pada sore hari ini hadir.
Pertama kali, terima kasih atas kehadirannya pada sore hari ini. Memang keadaan dan situasi sekarang tidak mudah, saya tau. Ini terjadi karena pandemi COVID-19 yang berimbas pada ekonomi, tapi yang terkena imbas ini tidak hanya Bapak-Ibu semuanya. Yang (usaha) mikro kena, yang kecil kena, yang menengah kena, yang gede juga kena.
Dan yang terkena pun bukan hanya negara kita, Indonesia. Semua negara, 215 negara itu kena semuanya dengan kondisi mirip-mirip kita, bahkan banyak yang lebih parah dari kita. Dan saya tahu, Bapak-Ibu dalam usaha dan kondisi sulit seperti ini, mungkin yang dulu omzetnya bisa Rp800 (ribu) sehari, Rp600 (ribu), sekarang mungkin tinggal Rp200 (ribu) atau tinggal Rp150 (ribu), saya tahu.
Yang hadir di sini, ada yang pedagang rumahan, mana? Oh, yang banyak yang pedagang rumahan. Yang pedagang kaki lima? Oh, banyak juga. Yang pedagang keliling? Ada juga. Yang apa lagi? Pedagang…, asongan, ada? Enggak ada? Oke.
Ya, jadi sekali lagi, omzet memang turun karena memang permintaan memang menurun tetapi data yang saya punyai kemarin mulai bulan Juni sudah mulai, sudah mulai naik lagi. Insyaallah ini bulan Juli, nanti Agustus juga akan naik lebih tinggi lagi sehingga kita harapkan segera kita berada pada posisi yang normal kembali. Sehingga omzet Bapak-Ibu dalam berusaha juga menjadi normal kembali, yang kita harapkan itu.
Oleh sebab itu, pada siang hari ini kita memberikan bantuan modal kerja ini, bantuan modal kerja. Tadi sudah dibisiki, isinya berapa? Belum? Ini bantuan modal kerja yang diberikan kepada Bapak-Ibu semuanya sebesar Rp2.400.000. Cukup, Pak? Cukup? Ya, alhamdulillah gitu, lo. Ya, jadi Rp2.400.000, moga-moga ini bisa membantu Bapak-Ibu untuk menambah modal kerja yang Bapak-Ibu miliki. Bapak tadi apa? Usahanya di mana? Keliling? Keliling apa, yang dikelilingkan apa?
Pedagang Sayuran Keliling Penerima BMK
Sayuran.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hmm?
Pedagang Sayuran Keliling Penerima BMK
Sayuran.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, sayuran.
Pedagang Sayuran Keliling Penerima BMK
Nggih.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sehari dapat berapa kalau biasanya, normal dulu berapa?
Pedagang Sayuran Keliling Penerima BMK
Ya…, paling Rp600 (ribu), Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp600 (ribu), oh, bukan paling Rp600 (ribu) banyak, alhamdulillah Rp600 (ribu). Sekarang?
Pedagang Sayuran Keliling Penerima BMK
Ya…, enggak menentu sih, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, berapa?
Pedagang Sayuran Keliling Penerima BMK
Paling Rp300 (ribu).
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, ya sudah, berarti turunnya enggak begitu tajam. Ada (pedagang) yang turunnya sampai hanya (tinggal) Rp100 (ribu), Rp150 (ribu), berarti enggak tajam, berarti bagus. Berarti masih banyak ibu-ibu yang masak-masak. Nggih, ya, terima kasih.
Bapak? He’eh, apa?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Pedagang es.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pedagang es?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
(Berdagang) keliling atau menetap?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Menetap di kios.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Menetap di kios, iya, bagus. Omzet berapa, jualan es? Sebelumnya, yang normal?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Sebelumnya mencapai Rp900 (ribu) hingga Rp1 juta.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, sehari?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp900 (ribu) sampai Rp1 juta sehari. Sekarang?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Sekarang Rp300 (ribu).
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sepertiga, ya. Ya, itu hampir semuanya mirip-mirip seperti itu. Esnya, es apa sih?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Kehausan, itu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Es apa?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Es apa….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Esnya Kehausan? Namanya Kehausan?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Iya, namanya Kehausan.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh…, bagus banget, namanya bagus. Iya, sehari bisa Rp1 juta, iya benar. Esnya dibawa ke sini, ndak?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Enggak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, enggak. Saya pikir dibawa, saya mau ngambil satu.
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Iya, ntar dikirim, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gimana?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Ntar dikirim.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kirim bayar, ndak?
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Gratis.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak boleh. Kalau ngirim saya, pasti saya harus mbayar.
Pedagang Es Kaki Lima Penerima BMK
Aamiiin…aamiiin….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu namanya orang usaha itu, gitu. Jangan kebanyakan gratisan, nggih. Baik, terima kasih.
Ibu-ibu? Apa…tadi?
Pedagang Sembako Rumahan Penerima BMK
Saya (pedagang) sembako, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sembako, apa itu sembako itu?
Pedagang Sembako Rumahan Penerima BMK
Saya jualan kopi, gula, terigu….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, kopi, gula, terigu. Omzet berapa sehari?
Pedagang Sembako Rumahan Penerima BMK
Sebelum pandemi (COVID-19) ini, (omzet) bisa Rp500-Rp700 (ribu).
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp500-Rp700 (ribu), sekarang?
Pedagang Sembako Rumahan Penerima BMK
Rp100 (ribu) paling.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar?
Pedagang Sembako Rumahan Penerima BMK
Rp100-Rp150 (ribu) paling.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp100-Rp150 (ribu) ya…, alhamdulillah. Ingat lo, ya…, di negara-negara lain itu, sampai yang namanya berjualan itu enggak laku…sama sekali. Ya karena ada lockdown, ada…, ya yang namanya lockdown kan ditutup, orang enggak boleh keluar rumah, orang enggak boleh bepergian, hanya di rumah, negara-negara di Eropa di sana. Lockdown semua, coba, kita bisa bayangin.
Oleh sebab itu, sekali lagi, kita ini masih patut bersyukur, masih…, omzetnya masih Rp300 (ribu), masih tadi, masih Rp200 (ribu), omzetnya masih Rp150 (ribu), disyukuri. Kita memang harus bersyukur pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena memang ya keadaan ini sulit. Ini cobaan yang harus kita hadapi dengan bekerja lebih keras lagi, berusaha lebih keras lagi, jangan ada yang namanya kata-kata menyerah.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, terima kasih atas kehadiran Bapak-Ibu semuanya. Ini dari Kota Bogor semuanya? Kota (Bogor)? Yang Kabupaten (Bogor) enggak ada? Oh, Kabupaten (Bogor) ada juga, Kabupaten Bogor? Oke, baik. Kabupaten Bogor, Kota Bogor, sama saja, nggih.
Terima kasih.
Saya tutup pertemuan pada sore hari ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
SESI KEDUA
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Menteri Sekretaris Negara, Pak Kasetpres, Bapak-Ibu sekalian para pedagang yang pada sore hari ini hadir. Kita tahu semuanya, suasana dan situasi serta keadaan sekarang bukan situasi yang gampang. Situasi yang sulit karena adanya pandemi (Virus) Korona yang berimbas kepada ekonomi. Ini dialami semuanya, tidak hanya oleh yang (usaha) mikro, yang kecil, yang menengah, yang gede, semuanya merasakan hal yang sama, dalam hal ekonomi. Dan ini juga tidak hanya dirasakan oleh negara kita tapi seluruh dunia merasakan. 215 negara keadaannya sama, mirip-mirip, dan bahkan lebih parah dari kita banyak.
Oleh sebab itu, kita tetap harus bekerja keras, berusaha keras agar pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa berada di posisi normal kembali. Oleh sebab itu, saya titip juga kepada Bapak-Ibu sekalian untuk kepada lingkungannya diajak untuk pakai masker, untuk cuci tangan setelah kegiatan, untuk menjaga jarak. Ya kayak gini ini, namanya menjaga jarak. Bapak-Ibu juga menjaga jarak, menghindari kerumunan, menghindari pertemuan-pertemuan banyak orang karena memang pandemi ini belum berakhir.
Saya tahu, Bapak-Ibu semuanya yang pada keadaan normal mungkin omzetnya Rp600 (ribu) sekarang jadi Rp200 (ribu), omzetnya (pada keadaan normal) mungkin Rp800 (ribu) sekarang jadi Rp300 (ribu), saya tahu semuanya. Karena yang saya undang ini, ini mungkin Bapak-Ibu sudah yang ke-10 atau ke-11, karena saya ngundang di Jakarta, saya ngundang di sini. Dan saya tahu, memang bukan situasi yang gampang berusaha pada saat-saat pandemi seperti ini. Saya tahu, yang hadir di sini, ada yang pedagang rumahan, ada? Mana? Oh, banyak. Yang pedagang kaki lima ada? Ada, ada? Ada. Pedagang keliling ada? Yang (pedagang) asongan ada? Enggak ada? (Pedagang) asongan enggak ada, oke.
Ibu? Jualannya apa? Jualan di rumah? Di rumah atau…?
Pedagang Seblak Rumahan Penerima BMK
Di rumah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di rumah?
Pedagang Seblak Rumahan Penerima BMK
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Biasanya sehari bisa jualan berapa? Bisa dapat berapa?
Pedagang Seblak Rumahan Penerima BMK
Icalan seblak kieu-nya teu aya etana sakedik, paling ge tilu puluh rebu sahari, meunang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekarang? Kalau yang dulu, normal?
Pedagang Seblak Rumahan Penerima BMK
Rp50 (ribu) kitu, atuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, oke, nggih, kita syukuri, keadaan memang tidak mudah.
Bapak? He’eh.
Terima kasih, Bu.
Pedagang Bakso Keliling Penerima BMK
Saya jualan keliling, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jualan keliling?
Pedagang Bakso Keliling Penerima BMK
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa itu yang dijual?
Pedagang Bakso Keliling Penerima BMK
Bakso.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bakso. Dulunya (keadaan) normal berapa, omzet?
Pedagang Bakso Keliling Penerima BMK
Kalau normal, Rp600-500 (ribu) bisa nyampe.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekarang?
Pedagang Bakso Keliling Penerima BMK:
Sekarang Rp100 ribuan lah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp100 ribu, ya, turun semua, nggih.
Bapak?
Pedagang Sosis Telur Keliling Penerima BMK
Baik, terima kasih Pak, Pak Presiden.
Saya pedagang sosis telur, Pak. Pada saat pandemi, awal-awal sebelum masa ini, betul-betul sangat sulit sekali. Semua kegiatan ekonomi seakan-akan berhenti.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, he’eh.
Pedagang Sosis Telur Keliling Penerima BMK
Nah, itu yang sangat riskan sekali Pak, buat kami. Nah, setelah masa PSBB ini, agak se….
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sedikit naik, ya?
Pedagang Sosis Telur Keliling Penerima BMK
Naik, alhamdulillah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tapi belum normal.
Pedagang Sosis Telur Keliling Penerima BMK
Belum normal. Pada situasi normal ini, kita memang belum normal, Pak. Tapi kita harus berjuang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya.
Pedagang Sosis Telur Keliling Penerima BMK
Bersama-sama menuntaskan ini.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Omzet berapa, waktu normal, sekarang berapa?
Pedagang Sosis Telur Keliling Penerima BMK
Normal (omzet) biasanya Rp300 (ribu), sekarang…pada saat COVID-19, kita…, pada saat maksudnya sebelum PSBB ini, Pak. Hampir Rp50 (ribu) tapi sekarang sudah keadaan normal, kita (omzet) bisa sampai Rp100 (ribu) sih, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, nggih, ya kita syukuri. Apa pun keadaan, kita syukuri. Karena semuanya memang tidak mudah, sulit semuanya. Oleh sebab itu, pada sore hari ini, kita memberi Bantuan Modal Kerja ini. Tadi sudah diberikan semuanya?
Para Pedagang Penerima BMK
Sudah, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah diberi tahu di sana tadi, isinya berapa?
Para Pedagang Penerima BMK
Belum.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum?
Para Pedagang Penerima BMK
Belum, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, jadi isinya ini Rp2.400.000. Rp2.400.000, nanti bisa dipakai Bapak dan Ibu semuanya untuk tambahan modal kerja. Tapi saya ikuti lo, ya. Ini jangan sampai ini dibelikan HP, ndak boleh lo, ya. Untuk tambahan modal kerja, ya, jelas ini, Bantuan Modal Kerja itu ya dipakai untuk modal kerja. Jangan dipakai untuk beli HP, jangan dipakai untuk beli pulsa, enggak. Karena ini membantu Bapak-Ibu untuk menambah modal kerja.
Sekali lagi, saya mengajak Bapak-Ibu semuanya untuk tetap kerja keras, berusaha keras, agar usaha nanti pada saat normal sudah kembali pada keadaan yang baik, nggih. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya menyampaikan terima kasih atas kehadirannya di sore hari ini.
Selamat bekerja dan berusaha, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kepada kita, omzet yang baik, barokah-nya, sehingga nanti keadaan normal kita kembali, nggih.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.