Pembukaan Healthy Summit 2018, 4 November 2018, di Kantor Wali Kota Tangerang, Banten
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja, Gubernur Banten, Wali Kota Tangerang, beserta Wawali yang hadir,
Yang saya hormati para bupati dan wali kota yang hadir pagi hari ini,}
Saya melihat Pak Bupati Tangerang, Pak Wali Kota Makassar,
Serta Bapak-Ibu sekalian seluruh kepala dinas dan kader kesehatan yang pagi hari ini hadir.
Perlu saya informasikan, ini posisi pengeluaran BPJS Kesehatan. Yang pertama untuk (sakit) jantung, Rp9,5 triliun uang kita harus keluar, budget kita harus keluar. Jantung, Rp9,5 triliun. Kanker, kurang lebih Rp3 triliun lebih sedikit. Ginjal, Rp2,2 triliun kurang lebih. Katarak, Rp2,6 triliun, dan angka-angka yang lainnya. Angka yang tidak sedikit: Rp9 triliun, Rp3 triliun, Rp2 triliun, itu angka yang besar.
Oleh sebab itu, saya menyambut baik pertemuan kabupaten dan kota untuk kota dan kabupaten yang sehat. Ada penyelesaian-penyelesaian yang harus kita kerjakan, baik infrastruktur menuju kepada sebuah lingkungan yang sehat, sanitasi, yang berkaitan dengan selokan yang rapi dan sehat. Ini kota-kota kita masih banyak sekali yang selokannya mampet, tidak mengalir dengan baik, munculnya adalah penyakit-penyakit. Industri yang belum ramah lingkungan, membuang limbahnya langsung ke selokan, langsung ke sungai, ini juga problem.
Yang kedua, yang berkaitan dengan pola hidup sehat kita. Kita tahu, apalagi sekarang orang senangnya main gadget, main smartphone. Kalau sudah masuk kamar atau duduk, pegang, tak-tuk tak-tuk, termasuk saya, lupa kadang-kadang. Tapi mohon maaf, kalau olahraga saya masih rutin, entah sepeda, entah panahan, entah jogging, entah tinju. Memang untuk kesehatan. Bukan untuk main tinju, tidak. Ingin jadi petinju, tidak. Karena saya tanya ke atlet, olahraga apa yang paling banyak dan cepat mengeluarkan keringat, tinju, Pak. Ya sudah saya ambil tinju. Dan benar memang, saya setengah jam begitu saja sudah basah kuyup semuanya. Jadi kalau tadi Bu Menteri (Kesehatan) menyinggung Pak Wali Kota, coba saja bandingkan dengan saya, sehat mana? Saya lihat sehat Pak Wali Kota.
Tadi malam, Pak Gubernur tadi cerita, tadi malam sampai di hotel jam berapa. Sudah lebih dari jam sepuluh. Pagi tadi subuh saya sudah disuruh ke pasar di sini, dijemput Pak Bupati Tangerang, Pak Wali Kota Tangerang, diajak ke pasar. Karena katanya, Pak ini, pasar ini jam tujuh sudah tidak ada orang, ramainya jam dua belas malam sampai subuh. Ya sudah, datang pagi, habis subuh tadi langsung datang, benar memang ramai sekali pasarnya.
Oleh sebab itu, gerakan hidup sehat ini betul-betul harus kita dorong terus, agar angka-angka pengeluaran BPJS itu betul-betul langsung turun. Kelihatan di situ saja kalau saya pegangannya. Jantung keluar berapa, ginjal keluar berapa, pola hidup sehat ada di situ kelihatan sekali. Pola makan kita seperti apa. Pola makan kita ini juga… aduh… mau bilang apa, kita makannya makanan enak-enak semuanya. Kita ajari anak-anak kita makan enak, bukan makan sehat tapi makan enak.
Padahal kita berlimpah ruah dianugerahi Allah SWT makanan-makanan yang sehat, entah sayur, entah buah, murah di manapun ada, ikan di manapun ada. Tapi sering yang kita makan adalah yang makanan-makanan sampah. Kalau di negara lain sudah dinamakan makanan sampah, tapi di sini menjadi kegemaran kita. Makanan impor semuanya pada senang semuanya.
Kita harus tahu, berikan informasi kepada masyarakat, anak-anak kita, kepada ibu-ibu, kepada bapak-bapak, cara hidup yang tidak sehat itu seperti apa, cara hidup yang sehat itu seperti apa. Baik urusan olahraga, baik urusan makan, baik urusan istirahat.
Bu Menteri, istirahat itu juga perlu ya? Itu saya yang kurang di situ. Yang kurang saya di situ. Gaya hidup saya yang tidak baik ada di situ, karena yang mengatur mungkin yang enggak benar. Dipikir saya itu diatur sana sini, dari pagi subuh sampai tengah malam, tiap hari, enggak sabtu, enggak minggu, enggak pernah ada berhenti. Dipikir saya mesin? Saya juga manusia biasa, sama seperti Bapak-Ibu semuanya yang punya rasa. Tapi jadwalnya seperti itu bagaimana? Ya sudah saya jalani saja, jalani tanpa beban.
Jadi sekarang, ini memang olahraganya anak-anak kita, kita sendiri juga banyak olahraga lewat media sosial. Yang olahraganya hanya ini, jari-jari saja sudah. Ini yang harus mulai kita ingatkan pada anak-anak kita, jangan sampai nanti menjadi sebuah budaya. Di mana-mana pegangannya hanya itu (handphone). Saya rasa perlu kita ingatkan kepada masyarakat bahwa lebih baik memiliki pola hidup yang sehat daripada sudah kena penyakit baru bingung cari dokter dan mencari rumah sakit. Karena sekarang kalau sudah sakit itu betul-betul… Kita sadar kalau pas kita menengok teman kita atau saudara kita yang sakit di rumah sakit, baru sadar. Tapi keluar rumah sakit lupa lagi.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada pagi hari ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmi membuka Healthy Summit 2018. Semoga negara kita, rakyat kita semakin sehat dan Indonesia semakin maju, rakyatnya hidup lebih sejahtera.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.