Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023, di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, 23 Februari 2023
Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023, 23 Februari 2023
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuluh, alladzi la nabiya ba’da, amma ba’du.
Yang saya hormati Presiden ke-5 Republik Indonesia Ibu Profesor Doktor Hajah Megawati Soekarnoputri;
Yang saya hormati Ketua Umum PP Muhamadiyyah Bapak Profesor Doktor Haedar Nashir beserta seluruh jajaran pengurus PP Muhammadiyah;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang tidak bisa saya sebut satu per satu, Panglima TNI, Kapolri, beserta seluruh Kepala Staf yang hadir;
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Kalimantan Timur beserta Wakil Gubernur dan Wali Kota Balikpapan, serta juga hadir Gubernur Jawa Tengah;
Yang saya hormati Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Bapak Sunanto, Cak Nanto. Saya baru tahu Cak Nanto ternyata ada baunya Madura tapi ada baunya Solo juga. Tapi jangan-jangan pas di depan saya saja ngaku-ngaku seperti itu. Karena banyak orang kalau pas ketemu saya, ‘Pak, saya ini juga orang Solo, Pak’. Nanti coba akan saya cek ke beliau dari silsilah yang mana, dari trah yang mana;
Yang saya hormati seluruh Ketua PP Muhammadiyah se-indonesia yang hadir;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.
Saya betul-betul menaruh harapan besar pada Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah ini untuk menghasilkan agenda besar dan langkah-langkah besar. Mengapa? Yang pertama karena Muhammadiyah adalah nama besar, brand besar, organisasi pelopor pembaharuan Islam di Indonesia. Yang kedua, jumlah pemuda sekarang ini sangat besar.
Struktur demografi Indonesia sekarang ini didominasi oleh generasi muda. Tahun 2023, jumlah penduduk kita sudah 280 juta. Pemudanya, untuk usia 15 sampai 30, sudah di angka 66,3 juta. Oleh sebab itu, ke depan yang namanya pemuda ini sangat-sangat penting sekali bagi negara kita. Karena bonus demografi yang kita dapatkan jangan sampai menjadi beban, tetapi mestinya menjadi modal kita untuk melompat maju menjadi negara yang adil, makmur, dan berkemajuan, Indonesia maju. Kalau bonus demografi ini betul-betul tidak kta garap secara baik, ini akan menjadi beban kita semua. Oleh sebab itu, pembangunan SDM menjadi sesuatu yang sangat penting.
Dan, kalau saya melihat, kenapa Korea Selatan, Taiwan, Jepang bisa meloncat, melompat maju dan ada negara lain di Amerika Latin, banyak negara di Amerika Latin, dari tahun 50-an, tahun 60-an sudah menjadi negara berkembang, tetapi sampai sekarang juga tetap menjadi negara berkembang. Saya lihat secara detail apa sebabnya. Ternyata mereka memiliki barang, memiliki produk yang dihasilkan oleh SDM-SDM mereka yang menyebabkan negara lain itu tergantung pada dia. Jadi dengan sumber daya alam yang banyak, negara-negara di Amerika Latin tetap terus menjadi negara berkembang. Kita tidak mau seperti itu. Kita sekarang negara berkembang tapi keinginan untuk menjadi negara maju itu harus. Dengan cara apapun, harus.
Kembali ke Taiwan dan Korea Selatan, kenapa mereka bisa melompat menjadi negara maju? Karena memiliki produk yang sangat dibutuhkan oleh negara lain, oleh perusahaan-perusahaan besar di negara lain, baik Amerika maupun Eropa. Korea Selatan itu memiliki yang namanya digital komponen yang semua negara, semua perusahaan membutuhkan itu. Taiwan itu memproduksi yang namanya chip yang semua negara, semua perusahaan besar itu membutuhkan dan tergantung pada mereka.
Oleh sebab itu, kita juga harus memiliki produk barang yang negara lain tergantung pada kita. Dan bahan-bahan mentahnya ada di Indonesia semuanya. Yaitu, yang sering saya sampaikan EV battery, baterai mobil listrik yang nantinya ekosistem ini akan menjadi ekosistem besar, jadi produsen mobil listrik karena kita nikel punya. Nikel kita memiliki, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, bauksit kita memiliki. Semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik ada semuanya di Indonesia.
Hanya yang dibutuhkan adalah mengintegrasikan bagaimana nikel yang ada di Sulawesi, tembaga yang ada di Sumbawa dan ada di Papua, timah yang ada di Bangka Belitung, Bauksit yang ada di Kalimantan Barat dan di Kepulauan Riau semuanya bisa diintegrasikan menjadi barang yang namanya EV battery dan ekosistem yang lebih besar lagi menjadi mobil listrik yang ke depan itu semua negara akan membutuhkan. Dan apa, nilai tambah yang kita akan dapat itu bisa berlipat-lipat. Jangan sampai kita sudah berpuluh tahun, bahkan beratus tahun sejak VOC, yang kita ekspor itu selalu bahan mentah, selalu raw material sehingga nilai tambahnya itu kita tidak punya.
Saya berikan contoh satu saja, nikel, yang sudah kita setop tahun 2020, setop. Sebelumnya kita ekspor nikel itu setahun hanya berniali Rp17 triliun, Rp17 triliun. Begitu kita buat yang namanya komponen-komponen untuk cathode, untuk prekursor, untuk besi baja, 2022 ekspor kita sudah Rp450 triliun. Dari Rp17 triliun menjadi Rp450 triliun.
Tapi ada yang menyampaikan kepada saya. ‘Pak, tapi kan yang dapat perusahaan-perusahaan besar dan yang dapat juga ada yang dari perusahaan-perusahaan asing’. Ingat ya, negara ini tidak bisa memproduksi, dalam artian ikut bergerak untuk mengurusi itu secara langsung, meskipun kita memiliki BUMN, ya. Tetapi swasta pun itu juga menjadi aset kita. Kalau mereka memproduksi itu, artinya apa? Dari Rp17 triliun menjadi Rp450 triliun itu, negara akan mendapatkan berlipat-lipat dari pajak perusahaan, dari pajak karyawan, dari royati, dari penerimaan-penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dari bea ekspor, dari royati kalau kita juga ikut memiliki saham sebagai contoh di Freeport. Kita akan dapat, dapat, dapat, dapat ini. Dari sinilah negara mendapatkan penerimaan, mendapatkan pendapatan, dan ditransfer lagi ke daerah, ditransfer untuk dana desa, ditransfer untuk bantuan sosial, dapatnya dari situ. Sehingga kalau ekosistem besar ini kita dapatkan dan sudah bertelur mereka, telurnya tinggal kita minta, kita ambil. Inilah konsep besarnya seperti itu. Jangan sampai ada yang berpendapat, ‘Pak, yang dapat kan perusahaan besar?’. Bukan, kita pun negara pun juga mendapatkan itu dari tadi yang saya sampaikan; pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan dari bea ekspor.
Saya berikan contoh bauksit. Sebelumnya, bauksit itu adalah, Indonesia adalah eksportir nomor tiga bauksit ore. Bahan mentahnya bauksit itu kita nomor tiga, eksportir nomor tiga. Yang kita ekspor apa? Kayak tanah dan campuran batuan, udah, kirim, nomor tiga di dunia. Kita nomor 31 eksportir panel surya, padahal bahannya ada di sini semuanya tapi kita eksportir nomor 31. RRT/China itu eksportir nomor 18 bauksit ore, nomor 18. Tapi dia eksportir nomor satu panel surya. Artinya barang kita ini banyak, 90 persen bauksit itu kita ekspor ke RRT dan dia sekarang menjadi eksportir nomor satu di dunia. Mau kita terus-teruskan? Mau kita terus-teruskan?
Oleh sebab itu setelah nikel kita setop tahun 2020, bauksit kita setop nanti pertengahan tahun ini, setop. Tapi kita masih ada persoalan besar satu, kita nyetop nikel itu digugat di WTO, digugat oleh Uni Eropa. Jawabannya itu. Kalau kita digugat, kemudian kita mundur, kita belok kanan, enggak jadi, sampai kapanpun jangan berharap negara ini menjadi negara maju. Digugat, kita sewa lawyer yang baik, tetapi kalah. Tahun kemarin kita kalah, digugat oleh Uni Eropa, kita kalah. Tapi saya sampaikan kepada menteri, jangan juga berhenti, lawan. Sehingga kita banding, kita banding. Enggak tahu nanti kalau banding kita kalah lagi. Tapi kalau kita belok, sekali lagi, jangan harap negara ini menjadi negara maju.
Ini bauksit, bauksit nanti bulan Juni kita setop, setop bauksit. Nanti digugat lagi, kita pasti ada yang gugat lagi, ya kita lawan lagi. Kalah, ya tetap maju terus. Jangan kalah, kita belok. Percaya saya. Karena dari sinilah industri inilah yang akan menciptakan lapangan kerja yang sangat besar sekali. Sangat besar sekali. Setelah nikel setop, bauksit setop, nanti tembaga setop, timah setop, mau tidak mau perusahaan-perusahaan besar, negara-negara besar nanti akan investasi di sini.
Saya sampaikan waktu bertemu dengan Uni Eropa, Indonesia ini tidak menutup diri. Kita itu terbuka. Tapi jangan paksa kita untuk mengekspor bahan mentah, ndak, sudah enggak mau kita. Kalau kamu ingin memproduksi cathode, prekursor, panel surya silakan datang ke Indonesia, kita terbuka. Kurang apa kita? Kamu boleh bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia, kamu boleh bekerja sama dengan BUMN Indonesia, kamu juga boleh mendirikan sendiri di Indonesia juga tidak apa-apa, tetapi industrimu, pabrikmu itu ada di Indonesia, bukan ada di Eropa. Karena dari situlah kita akan mendapatkan sebuah manfaat yang sangat besar. Kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat kita. Larinya ke sana.
Sekarang ini, contoh peluang industri kalau kita melakukan hilirisasi. Nikel, menjadi EV battery itu bisa 67 kali nilai tambahnya. Bauksit menjadi panel surya itu bisa 194 kali. Bayangkan, masa kita mau ekspor hanya dapat sekali aja. Ini bisa 194 kali hasilnya.
Tembaga menjadi elektro motor, itu bisa 77 kali. Timah menjadi komponen elektro PBC itu bisa 69 kali. Gas alam jadikan pupuk, jangan diekspor hanya dalam bentuk gas alam, bisa empat kali. Belum yang kelautan, belum yang perkebunan. Mau kita terus-teruskan kita ekspor bahan mentah? Ndak, setop. Setop. Ini nanti yang akan rakyat mendapatkan kesempatan kerja.
Yang kedua yang berkaitan dengan IKN Nusantara. Saya cerita sedikit. Indonesia ini negara besar. Negara besar. Jadi kalau Amerika memiliki New York dan Washington DC, Australia memiliki Melbourne dan Sidney, kenapa Indonesia tidak memiliki Jakarta dan memiliki Nusantara.
Tetapi, alasan pokoknya adalah pemerataan. Bapak-Ibu bisa bayangkan negara kita ini memiliki 17.000 pulau, tetapi satu pulau yang namanya Pulau Jawa itu memiliki PDB ekonomi 58 persen, ada di Jawa. Terus yang 16.999 pulau itu, di beri bagian berapa persen?, semuanya ada di Jawa 58 persen. Dan 56 persen penduduk Indonesia itu ada di Jawa. Betapa sangat padatnya Pulau Jawa. Sehingga memerlukan yang namanya pemerataan pembangunan, tidak Jawa-sentris tapi Indonesia-sentris.
Dan, yang perlu saya ingatkan bahwa kita pindah ke Ibu Kota Nusantara ini juga ini bukan bukan gagasan saya, ndak. Ini sudah sejak Bung Karno tahun ’60. Bung Karno sudah akan memindahkan Ibu Kota Jakarta itu ke Kalimantan, yaitu di Palangkaraya. Sehingga waktu FS itu juga semuanya kita lihat lagi di titik mana yang paling baik untuk perpindahan ibu kota itu.
Dan yang paling penting kita ini juga bukan hanya sekadar pindah gedung kementerian, bukan itu. Bukan fisiknya yang ingin kita pindah. Kita ingin memindahkan budaya kerja baru, ingin memindahkan pola pikir yang baru di ibu kota ini. Karena sistem-sistemnya sejak awal kita bangun, SDM-nya sejak awal kita siapkan. Sehingga kita harapkan nanti ibu kota baru ini betul-betul sebuah ibu kota yang negara lain tidak memiliki, negara lain tidak memiliki.
Memang ini bukan pekerjaan yang hanya setahun dua tahun. Ini mungkin akan selesai insyaallah mungkin 15 tahun sampai 20 tahun. Tapi kita harus berani memulainya. Jakarta sendiri sudah sangat padat, sangat macet. Tetapi, Jakarta tetap akan terus kita perbaiki dan menjadi kota bisnis, kota pariwisata, kota ekonomi dan Nusantara menjadi kota pemerintahan.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya buka Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.