Pemerintah Kutuk Serangan di Kantor Media Perancis Yang Tewaskan 12 Orang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 115.695 Kali

CharliePemerintah Indonesia mengutuk serangan oleh sekelompok orang bersenjata terhadap bangunan dan karyawan mingguan Charlie Hebdo di Perancis, yang mengakibatkan tewasnya 12 orang.

Situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Rabu (7/1) malam memberitakan, Pemerintah Indonesia mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dan rakyat Perancis, khususnya terhadap keluarga para korban.

“Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa tindak kekerasan apapun tidak dapat dibenarkan,” bunyi sikap Pemerintah RI sebagaimana dikutip situs tersebut.

Menurut Kemlu, Pemerintah Indonesia mendukung upaya Pemerintah Perancis menangkap dan mengadili para pelaku.

Dalam situs itu juga diberitakan, bahwa dari hasil koordinasi dengan KBRI Paris, tidak ada korban warga negara Indonesia dalam tragedi tersebut.

“Namun demikian Pemerintah Indonesia menghimbau kepada segenap warga negara Indonesia yang berada di Perancis untuk dapat menghindari tempat-tempat keramaian, dan menghubungi perwakilan Indonesia (KBRI Paris dan KJRI Marseille) yang berada di wilayah masing-masing sekiranya membutuhkan bantuan,” pinta Pemerintah RI melalui Kemlu.

Kecaman Pemimpin Muslim

Serangan terhadap kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, Perancis itu, menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi majalah itu.

Terkait serangan itu, pihak kepolisian Perancis menduga keterlibatan lelaki, yaitu Said Kouachi dan Cherif Kouachi dan Hamyd Mourad sebagai pelaku aksi tersebut.

Serangan barbar itu mendapat kecaman dari para pemimpin Muslim Perancis. Dewan Muslim Perancis (CFCM) dalam siaran persnya mengatakan, aksi penyerangan yang menewaskan 12 orang itu merupakan serangan terhadap demokrasi dan kebebasan pers.

Presiden CFCM Dalil Boubakeur, yang juga adalah pemimpin Masjid Paris, berencana mengunjungi lokasi penyerangan. CFCM juga menyerukan agar warga tidak panik dan mendesak umat Muslim agar mewaspadai manipulasi ekstremis.

“Dalam situasi internasional yang tegang karena dipicu kelompok-kelompok teroris yang secara serampangan mengatasnamakan Islam, kami menyerukan kepada semua yang menyepakati nilai-nilai republik dan demokrasi agar menghindari provokasi,” ujar Boubakeur.

“Komunitas warga Muslim harus mempraktikkan kegigihan melawan kemungkinan manipulasi yang dilakukan kelompok-kelompok ekstremis,” tambah Boubakeur. (Humas Kemlu/ES)

 

Berita Terbaru