Pemerintah Siapkan Program Sembako, Kartu Prakerja, dan Relaksasi UMKM
Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk penerima Kartu sembilan bahan pokok (Sembako), kartu Prakerja, serta relaksasi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan arahan kepada Gubernur melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (24/3).
“Selama 6 bulan mendatang akan kita tambah Rp50.000 sehingga (akan) diterima Rp200.000 per keluarga penerima manfaat. Anggaran yang telah kita siapkan Rp4,5 triliun,” tutur Presiden.
Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan akan segera dimulai Kartu Prakerja yang implementasinya dipakai untuk antisipasi para pekerja yang terkena PHK, pekerja harian yang kehilangan penghasilan, dan para pengusaha mikro yang kehilangan pasar atau kehilangan omset.
“Alokasi anggaran yang telah kita siapkan adalah Rp10 triliun. Jadi agar provinsi-provinsi bisa ikut mendukung ini, siapa yang harus diberi mulai didata dengan baik,” imbuh Presiden.
Soal keluhan dari usaha mikro dan usaha kecil, Presiden menyampaikan bahwa kemarin juga telah berbicara dengan OJK yang akan memberikan kelonggaran, relaksasi kredit bagi usaha mikro dan usaha kecil untuk nilai kredit di bawah Rp10 miliar. Ia menambahkan baik ini yang dikredit atau diberikan oleh perbankan maupun industri keuangan non bank akan diberikan penundaan cicilan sampai 1 tahun dan penurunan bunga.
“Keluhan saya dengar juga dari tukang ojek, supir taksi yang sedang memiliki kredit motor atau kredit mobil ataupun nelayan yang sedang memiliki kredit perahu. Saya kira ini juga perlu disampaikan kepada mereka untuk tidak perlu khawatir karena pembayaran bunga dan angsuran diberikan kelonggaran atau relaksasi selama 1 tahun,” imbuhnya.
Beberapa skenario yang telah dihitung, Presiden kalkulasi mengenai prediksi dari Covid-19 di Indonesia bulan April, Mei seperti apa, skenario buruk seperti apa, dan skenario sedang seperti apa, serta skenario ringan seperti apa.
“Saya kira kita ingin kita berada pada skenario yang ringan. Dan kalau memang betul-betul sulit dibendung, ya kita paling tidak masuk ke skenario sedang, jangan sampai masuk ke skenario yang paling buruk,”
Pemerintah, menurut Presdien, juga telah menghitung penurunan di beberapa provinsi mengenai daya tahan, mengenai penurunan pendapatan dari setiap provinsi yang ada.
Kepala Negara memberikan contoh skenario sedang saja, misalnya, profesi buruh kalau skenarionya sedang yang terparah nanti akan berada di Nusa Tenggara Barat, akan ada penurunan pendapatan kurang lebih 25%, karena hitungan yang ada mampu bertahan di Juni sampai September.
“Kemudian untuk petani dan nelayan, ini tolong juga harus hati-hati, kalau skenario sedang ini terparah nanti di Kalimantan Barat. Akan ada penurunan pendapatan sampai 34%, dengan daya tahan Oktober sampai November,” sambung Presiden.
Kemudian pedagang mikro, pedagang kecil, menurut Presiden, kalau skenarionya sedang yang berat adalah di Kalimantan Utara dengan penurunan pendapatan sampai 36% dan kemampuan bertahan di Agustus sampai Oktober.
“Kemudian untuk sopir, angkot, dan ojek yang paling berat di Sumatra Utara, ini turunnya sampai 44%,” imbuhnya.
Angka-angka seperti ini, Presiden mohon juga dikalkulasi secara detail di daerah sehingga persiapan-persiapan bantuan sosial oleh provinsi, oleh kabupaten, dan kota betul-betul bisa disiapkan lewat tadi yang sudah di depan saya sampaikan (yaitu) refocussing dan realokasi anggaran yang ada.
Kalau bekerja secara detail, di lapangan juga diikuti, Presiden meyakini sekarang ini masyarakat sudah mulai bergerak dan provinsi-provinsi juga telah melakukan dan bekerja secara baik.
“Baik dalam melakukan semprotan disinfektan, kemudian mensosialisasikan menjaga jarak yang aman, saya meyakini skenario yang paling ringan itulah yang akan muncul,” pungkas Presiden. (TGH/FID/EN)