Penanaman Padi Bersama Petani di Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, 6 April 2023
Keterangan Pers Presiden Joko Widodo usai Penanaman Padi Bersama Petani di Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia, 6 April 2023
Ya, hari ini kita mulai menanam seperti di daerah-daerah yang lain. Setelah panen tidak diberi jeda karena masih ada air banyak, segera ditanam. Dan, yang saya senang di sini memakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia, sudah tiga tahun. Berapa hektare total?
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (Henry Saragih)
Seribu hektare.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kurang lebih 1.000 hektare. Semuanya organik dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektare bisa sampai Rp5-6 juta per hektare, di sini hanya antara Rp100 ribu-500 ribu per hektare. Ini yang saya kira kalau bisa dikembangkan di daerah yang lain seperti yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia, ini akan banyak mengurangi cost yang harus dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk-pupuk kimia, tergantung pada industri pupuk kimia, tergantung pada impor bahan baku dari pupuk-pupuk kimia yang sekarang ini terjadi.
Sehingga, jangan sampai ada keluhan, “Wah, Pak, pupuknya sulit.” Ya memang sulit, semua negara urusan pupuk memang sulit, tetapi ada pilihan-pilihan dan ini sudah dimulai oleh Serikat Petani Indonesia. Saya kira bagus sekali. Dan, hasilnya juga di awal memang agak turun sedikit, tetapi setelah itu meningkat malahan. Ini yang bagus.
Yang kedua, juga memperbaiki lingkungan, ekosistem yang ada di sini menjadi tumbuh kembali. Cacing-cacing mulai banyak, belut mulai banyak, katak mulai banyak, ini kan mulai lagi ekologinya akan terperbaiki kembali.
Wartawan
Dorongan Kementan terkait pupuk organik seperti apa?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, ini saya tadi saya sudah memerintahkan ke Mentan untuk dikembangkan di provinsi lain, bukan hanya di Jawa Timur tapi di provinsi lain, di kabupaten yang lain. Tetapi, problemnya memang petani harus memiliki paling tidak satu keluarga itu dua ekor sapi. Nah, di sini sudah, di daerah yang lain ini nanti tugasnya Kementan untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membikin pupuk organik ya.
Dan, yang saya senang juga harga gabah di petani dibanding tahun yang lalu jauh lebih baik pada hari ini, sehingga petani mestinya senang. Pak Henry betul?
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (Henry Saragih)
Iya, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekarang berapa?
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (Henry Saragih)
Di sini Rp5.700, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gabah petani Rp5.700, tinggi sekali. Tahun yang lalu kurang lebih Rp4.000-4.200 ya.
Wartawan
Pak, terkait penolakan World Beach di Bali untuk Tim Israel gimana?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya belum dapat laporan ya, saya belum mendapat laporan.
Wartawan
Rencana beras impor dua juta ton itu progresnya seperti apa?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu untuk cadangan Bulog, karena kemungkinan akan ada yang namanya El Niño, kering panjang. Sehingga Bulog, Badan Pangan [Nasional], mempersiapkan diri dengan memperkuat cadangan berasnya. Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras ke Thailand, ke Vietnam, ke India, ke Pakistan, barangnya enggak ada. Ini yang kita hindari. Karena El Niño ini tidak hanya di Indonesia saja, di negara-negara itu juga terjadi. Sehingga itu mengantisipasi dan itu tidak mengganggu harga gabah petani. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Henry Saragih, dan datangnya juga bertahap ya.
Wartawan
LMDH yang petani jagung yang saat ini kesulitan pupuk?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi di depan kan sudah saya sampaikan bahwa pupuk itu kurang di semua negara. Semua negara itu berebutan bahan baku pupuk dari Rusia, dari Ukraina, dan dari negara-negara lain, dan juga produksinya memang kita ini masih kurang. Sehingga di tingkat petani, baik petani beras atau holtikultura maupun yang lain, atau perkebunan, rebutan yang namanya barang yang namanya pupuk. Ya, cukup.