Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Balai Latihan Kerja (BLK) Tahap I Tahun 2019, 20 Februari 2019, di Puri Agung, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu wassalamu ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ala alihi wa sahbihi ajmain amma badu.
Yang saya hormati yang mulia para ulama, para kiai yang hadir pada siang hari ini,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Pak Menko Perekonomian, Pak Menaker, Pak Menteri Sekretaris Negara, dan Pak Menaker Erman Suparno, Pak Menaker Pak Muhaimin Iskandar,
Yang saya hormati Pak Kepala Bekraf, Pak Ketua KADIN, Pak Ketua APINDO, Ketua PHRI,
Serta yang saya hormati Bapak-Ibu sekalian seluruh pimpinan pondok, para santri yang siang hari ini hadir,
Hadiri dan tamu undangan yang berbahagia.
Mohon maaf saya agak salah kostum karena tidak sempat tadi ganti baju. Tadi setengah sepuluh melantik Gubernur Riau, setelah pelantikan saya lihat waktunya sudah enggak nutup, langsung loncat ke mobil, ngebut ke sini. Jadi nanti jangan ada yang berpikir, wah Pak Jokowi ini biasanya pakai baju putih, pakai sarung, ini kok pakai jas, agak ngganteng sedikit. Sedikit, sedikit.
Baiklah, yang pertama, mengenai BLK Komunitas. Kita ini telah mencoba untuk memulai dengan jumlah yang sangat sedikit, hanya 50 di 2017. Hanya sedikit, 50 BLK dulu. Kita evaluasi, mau kita gedein, nanti dulu. 2018, oke tambah lagi menjadi 75. Coba evaluasi lagi, oh sudah baik, baik, baik, baik, ada koreksi, koreksi, koreksi, kemudian tahun ini kita akan bangun insyaallah 1.000 BLK Komunitas.
Saya tadi sudah sampaikan ke Pak Menteri, 1.000 itu jumlah yang masih sedikit, tahun depan minimal 3.000 harus terbangun. Karena jumlah pondok pesantren kita ini 29.000 di seluruh tanah air, kalau hanya 1.000-1.000, 29 tahun nanti baru rampung. Saya sampaikan 3.000, nanti naik dua kali lagi, naik dua kali lagi, biar cepat selesai.
Kenapa ini kita bangun? Supaya kita tahu semuanya, kita nanti di 2025-2030 ini memiliki yang namanya bonus demografi. Ini bisa merupakan keuntungan besar kita dalam bersaing dengan negara-negara lain, tapi kalau kita tidak bisa mengelola, ini juga bisa menjadi masalah besar bagi kita.
Oleh sebab itu, mulai sekarang harus siap-siap kita menyongsong bonus demografi itu. Karena akan banyak angkatan kerja yang muncul, anak-anak muda yang produktif. Tapi jangan sampai yang produktif ini tidak memiliki keterampilan yang memiliki kualifikasi yang baik. Jadi tujuan dari BLK Komunitas itu ke sana.
Kita sudah punya BLK, tapi satu BLK itu hanya mengeluarkan berapa sih? Setahun berapa dapat BLK Pak Menteri? Paling 1.000 sampai 2.000. Padahal angkatan kerja kita jutaan. Sehingga ini dibagi di pondok-pondok pesantren. Saya melihat ini lebih efektif dan memberikan sebuah dongkrakan angkatan kerja yang terampil dan berkualitas akan lebih cepat dan lebih baik. Dan langsung di dalam pondok pesantren. Ini akan lebih, menurut saya, kualitasnya akan lebih baik karena kalau yang di BLK itu kan datang pergi, datang pergi. Ini di dalam. Bisa dilakukan habis subuh bisa, bisa dilakukan habis zuhur bisa, bisa dilakukan malam hari habis isya bisa, bisa karena memang santrinya ada di situ. Gitu lho. Ini efektif sekali ini, efektif, efektif.
Jadi setelah dibangun, dibangun ini target bangunan tiga sampai empat bulan selesai, setelah itu pelatihan instruktur, baru masuk kepada pelatihan-pelatihan.
Dan pada kesempatan yang baik ini, saya minta agar ada link and match dengan industri yang ada di sekitar pondok pesantren. Karena di sini memilih, dari pondok boleh memilih, mau pelatihan untuk IT silakan, untuk garmen silakan, untuk industri kreatif silakan, untuk pengolahan pertanian silakan, banyak sekali alternatif yang diberikan. Dan pondok pesantren memilih, Kemnaker tidak memaksa harus ini, harus ini, ndak, memilih. Kerja sama silakan, saya rasa Kadin membuka lebar-lebar untuk kerja sama. Artinya setelah dilatih ini ada yang menerima nantinya. Misalnya IT, bisa nanti diterima di perbankan-perbankan yang kita miliki, kenapa tidak. Santri jadi banker kan boleh, jadi manajer bank syariah kan bisa, jadi direktur utama bank syariah kenapa tidak. Ya itu pelatihannya di sini ini, di sini, di sini.
Oleh sebab itu, nanti setelah ini mulai, saya akan mulai masuk melihat langsung seperti apa, seperti apa, seperti apa. Sudah benar, betul bermanfaat, baru kita bicara nanti jumlah. Tapi minimal 3.000 tadi tolong dicatat Pak Menteri. Kalau nanti benar memang ini manfaatnya betul-betul bisa maksimal, mungkin tidak 3.000 gitu lho, 3.000 tadi minimal, 3.000 itu. Bagian menentukan anggaran itu saya, Pak Menteri boleh usul, tapi saya yang memutuskan begitu. Saya tahu.
Saya kira semuanya jelas sekali, tadi sudah disampaikan gamblang jelas sekali oleh Pak Menteri Tenaga Kerja, jadi saya tidak ingin memperpanjang sambutan saya. Sekali lagi, nanti saya ingin ke lapangan melihat hasil-hasil yang telah di bangun. Dan kita semuanya bisa memanfaatkan BLK Komunitas itu betul-betul mendongkrak kualitas sumber daya manusia sehingga kita betul-betul berani dan bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.