Pencanangan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi Tuberkulosis Tahun 2030, 29 Januari 2020, di Cimahi Techno Park, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Januari 2020
Kategori: Sambutan
Dibaca: 803 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera buat kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Yang saya hormati Gubernur Jawa Barat, Pak Wali Kota Cimahi, para Bupati yang hadir,
Yang saya hormati Ketua Dewan Pembina Organisasi Stop TB Partnership Indonesia, Bapak Arifin Panigoro, sekaligus beliau adalah Dewan Pertimbangan Presiden yang hampir tiap hari dengan saya,
Yang saya hormati para pegiat Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC Tahun 2030,
Bapak-Ibu hadirin undangan yang berbahagia.

TOSS!
TOSS TBC!

Apa tadi? Temukan, Obati, Sampai Sembuh. Diulang! TOSS TBC! Temukan, Obati, Sampai Sembuh.

Saya baru tahu waktu duduk tadi, ternyata ada TOSS TBC, TOSS TBC, TOSS TBC. Apa TOSS itu apa? Saya lihat-lihat, untung di sini ada tadi, sehingga saya catat: Temukan, Obati, Sampai Sembuh. Ini harus diulang-ulang terus biar semuanya nangkep apa yang ingin kita kerjakan.

Saya datang ke sini, bisa datang ke sini karena saya sehat. Bapak-Ibu juga bisa hadir di sini juga karena Bapak-Ibu semuanya sehat. Dan kita harapkan juga seluruh masyarakat kita, masyarakat Indonesia dalam rangka pembangunan SDM (sumber daya manusia) yang baik ke depan, SDM unggul sebagai prioritas utama kita dalam 5 tahun ke depan, itu juga harus sehat semuanya.

Sebab itu, saya ingin mendukung, mendukung keras kegiatan ini, kegiatan ‘Bersama Menuju Eliminasi TBC di 2030’. Karena percuma kalau masyarakat kita enggak sehat, merembetnya bisa ke mana-mana. Bisa ke pendidikan, bisa keberlanjutan dia dalam nanti bekerja, ke mana-mana. Oleh sebab itu, saya sangat menghargai, baik puskesmas, baik yayasan, baik kader-kader yang bergerak di dalam pengurangan, dalam eliminasi TBC ke tahun 2030.  Dan fokusnya bukan hanya pengobatan, saya setuju ini. Fokusnya memang bukan pengobatan tapi pencegahan penyakit, ini lebih diperlukan sekali. Sehingga yang namanya pengembangan perkotaan, pedesaan, membangun rumah-rumah yang sehat itu menjadi kunci.

Infrastruktur fisik harus menjamin, harus mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, baik itu drainase yang lancar, drainase yang tidak mampet, drainase yang bersih dan lancar menjadi juga hal yang penting. Pengelolaan sampah itu juga menjadi hal yang sangat penting. Penyediaan air bersih itu juga menjadi hal yang sangat penting. Pembangunan rumah yang sinarnya masuk, udaranya di rumah baik, itu juga sangat penting.

Tadi Pak Menteri PU ikut kita tapi ternyata tidak ikut masuk ke ruangan ini. Sebetulnya mau saya perintah, rumah-rumah yang masih belum sehat agar segera dikerjakan, terutama di Provinsi Jawa Barat. Tadi Pak Gubernur sudah meminta juga mengenai itu. Oleh sebab itu, menjamin kesehatan masyarakat itu bukan hanya urusan dokter, bukan hanya urusannya Menteri Kesehatan, bukan hanya urusannya Kepala Dinas Kesehatan tapi juga urusannya tadi, Menteri PUPR, Menteri PU, Dinas PU, itu harus melihat hal-hal yang kita kerjakan di lapangan, bukan hanya ngurusi jalan, bukan. Bukan hanya ngurusi jalan tol, bukan. Hal-hal yang tadi yang saya sampaikan, drainase, sampah, rumah yang sehat itu sangat penting.

Ini kader penggerak pengurangan TBC ada di sini? Mana? Ada? Kader-kader semuanya? Coba angkat (tangan) yang tinggi. Termasuk Bu Arifin juga ikut gini (mengacungkan tangan) tadi. Coba lagi. Ya, maju, Bu!  Tadi, tadi semangat gini-gini kok. Nah, iya maju! Kan semangat tadi. Tadi semangat banget kok, “saya, saya,” gini-gini.

Oh TOSS, TOSS dulu. TOSS!  TOSS apa Bu tadi? TOSS, Temukan, Obati, Sampai Sembuh. Oke, sudah TOSS. TOSS lagi Bu, ke sana aja (ke arah audiens). Iya, iya. Sebentar, kok sudah. Kok sepeda? Ini belum, belum-belum sudah sepeda. Sebentar, urusannya ini TBC dulu. Tuberkulosis dulu. Iya, dikenalkan Ibu namanya.

Bintarti Soewondo
Nama saya Bintarti Soewondo.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panggilannya Bu?

Bintarti Soewondo
Panggilannya Ibu Ati dari…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Ati, dari?

Bintarti Soewondo
Dari PPTI Pusat, Jakarta.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
PPTI Pusat, Jakarta.

Bintarti Soewondo
Perkumpulan Pemberantasan TBC Indonesia.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, Perkumpulan Pemberantasan?

Bintarti Soewondo
TBC…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
TBC…

Bintarti Soewondo
Indonesia.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Indonesia. Ya, oke. Ini mumpung ada Pak Gubernur, tadi saya lihat-lihat juga ada Pak Gubernur banyak banget ini. Ini tolong betul-betul saya titip nanti di daerah juga sama. Percuma pertumbuhan ekonominya baik tapi di provinsi Bapak TBC-nya juga tinggi, enggak ada artinya, karena apa pun SDM adalah nomor satu.

Bu Ati…

Bintarti Soewondo
Iya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa yang sudah dilakukan oleh PPTI yang konkret di lapangan?

Bintarti Soewondo
Pada awalnya memang kami bekerja sama dengan pemerintah Pak, untuk membantu pemberantasan TBC.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pemerintah itu pusat atau daerah?

Bintarti Soewondo
Pusat dan daerah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pusat dan daerah, oke. Apa yang dilakukan?

Bintarti Soewondo
Pertama, mengadakan pengenalan kepada kader mengenai apakah itu TBC.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang dikumpulin kader dulu?

Bintarti Soewondo
Betul, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Kader dikumpulin, diberi tahu apa?

Bintarti Soewondo
Mengenai apa itu tentang TBC, supaya mereka lebih tahu TBC itu bukan hanya sekedar batuk tetapi itu adalah penyakit yang sebetulnya mematikan tetapi bisa disembuhkan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Penyakit yang mematikan tetapi bisa disembuhkan. Oke, iya. Saya juga baru ternyata pahlawan besar kita Jenderal Soedirman itu beliau meninggal karena TBC. Saya kaget tadi baru saja di bawah saya diberi tahu. Benar Bu ya tahu, Bu Ati?

Bintarti Soewondo
Betul, Pak. Betul.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, terus?

Bintarti Soewondo
Dan kemudian kami mengadakan kerja sama dengan Departemen Kesehatan juga Pak, untuk bekerja sama dengan puskesmas untuk mencari para penderita dan kemudian akan dilaporkan bahwa kita memberitahukan bahwa TBC itu obatnya gratis.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, TBC itu obatnya gratis tapi bagaimana menemukan?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dengan pantauan dari para kader, Pak. Mereka mengadakan kerja sama dengan dasawisma itu yang satu orang itu mencari minimal 10 orang yang batuk dulu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Orang yang batuk?

Bintarti Soewondo
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Menemukan orang yang batuk dulu.

Bintarti Soewondo
Batuk selama satu bulan tidak bisa disembuhkan dengan obat batuk biasa.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, batuk kok terus dan enggak berhenti-berhenti gitu ya?

Bintarti Soewondo
Ya, selama satu bulan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Selama satu bulan, oke. Sebentar, ini yang di lapangan ada ndak? Kader yang di lapangan? Ayo, maju! Lapangan, lapangan, yang di lapangan. Ya, oke. Gabungan, ini memang ini urusan bersama, bukan urusan PPTI Pusat tapi yang di daerah, yang di desa, yang di kampung itu juga memegang peranan penting. Sebentar, iya teruskan Bu, gimana tadi?

Bintarti Soewondo
Oh iya, setelah kami mendapat laporan dari para kader yang sudah bekerja sama itu Pak, mereka melaporkan kepada puskesmas untuk dilaporkan. Setelah itu mereka akan dicatat dan akan dipantau mengenai pengobatannya agar… itu harus didampingi dengan keluarga agar kan selama pengobatan itu cukup lama Pak, 6 bulan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enam bulan harus diobati terus?

Bintarti Soewondo
Iya, harus.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tapi kalau konsisten selama 6 bulan diobati terus itu akan sembuh?

Bintarti Soewondo
Betul, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Insyaallah sembuh ya, kalau 6 bulan terus (diobati) gitu ya?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Betul Pak, kecuali kalau dia mangkir, nanti dia akan menjadi penderita yang lebih berat lagi obatnya. Tidak bisa dengan obat lagi, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, oke, oke, oke, oke. Ini sudah, nangkep. Sekarang yang… perkenalkan Bu yang langsung terjun di lapangan. Nama?

Kartini
Nama Kartini dari Cibabat.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu Kartini dari?

Kartini
Cibabat, Kota Cimahi

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Cibabat?

Kartini
Cimahi Utara.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jauh ndak dari sini Cibabat itu?

Kartini
Lumayan, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berapa kilo(meter), berapa menit?

Kartini
Kalau setiap pertemuan ke sini ada kalau itu kalau enggak macet setengah jam sampai.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Setengah jam dari sini, oke. Apa yang dilakukan Bu Kartini ke bawah untuk menemukan siapa sih yang menderita TBC?

Kartini
Saya sebagai kader Pak, melakukan pelacakan penjaringan untuk menemukan indeks kasus, di mana dari indeks kasus tersebut kami melebarkan lagi untuk investigasi kontak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Caranya gimana, menemukan itu caranya gimana?

Kartini
Kami membuat screening, Pak. Ada screening, di situ ada screening apa…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu pergi ke RT atau RW atau ke kampung…

Kartini
Saya ke wilayah-wilayah itu masuk di pertemuan-pertemuan, Pak. Karena di situ banyak masyarakat yang ada di pertemuan. Kami juga ber…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Masuk ke pertemuan.

Kartini
Pertemuan.

Presiden
Republik Indonesia (Joko Widodo)
Misalnya masuk ke pertemuan seperti ini, terus gimana diceknya, nyarinya gimana ini?

Kartini
Masuk di pertemuan posyandu memberikan penyuluhan Pak, awalnya memberikan penyuluhan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, penyuluhan.

Kartini
Sesudah itu kami karena mitra dengan puskesmas juga, ada indeks kasus kami jemput bola. Nah di situ juga saya pengalaman Pak, sesudah ada pasien ternyata di sampingnya itu…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebentar, sebentar, tadi kan belum menemukan. Ini ada pertemuan kayak gini, iya kan, menemukannya gimana? Mana ini yang TBC, gimana, gimana cara menemukannya gimana?

Kartini
Di pertemuan saya menemukannya Pak, karena dilihat ada yang batuk-batuk Pak…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ada yang batuk?

Kartini
Ada yang batuk, terus di situ kami ada wawancara juga, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kalau ndak ada yang batuk kayak gini?

Kartini
Ada wawancara juga Pak di situ, ada sesak nafas, mungkin ada penyakit-penyakit lain di situ ada masuk screening.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak, ini ya cara melihat…

Kartini
Kami dirujuk, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya belum bisa membayangkan gimana cara mencarinya gitu lo, gimana cara mencarinya? Ini enggak ada… misalnya kayak sekarang enggak ada yang batuk gimana gitu mencarinya?

Kartini
Kami di situ untuk merujuk Pak ke Puskesmas yang masuk di screening yang saya tadi sebutkan Pak untuk pemeriksaan dahak, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, pemeriksaan dahak. Langsung pemeriksaan dahak? Enggak, karena saya ingin membuktikan ‘T’ yang pertama itu lo, ‘Temukan’.

Kartini
Ditemukan dulu, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gimana cara menemukannya gimana? ‘Temukan’, ini belum masuk ke yang ‘O’ lo ya, baru ‘T’-nya, Temukan. Gimana cara menemukan?

Kartini
Kami cara menemukannya Pak ya yang tadi saya sebutkan Pak. Masuk… karena di situ kan dilihat dari ini ada… kalau tidak ada yang batuk di situ Pak, masuk screening juga Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke.

Kartini
Kami ke lapangan membawa alat-alat juga Pak, untuk membuktikan apakah dia masuk ke sebagai pantaskah dirujuk untuk ke puskesmas untuk selanjutnya untuk bisa medis yang menentukan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terkena TBC atau tidak.

Kartini
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi ditemukan, misalnya ketemu satu, ketemu.

Kartini
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus dirujuk, dibawa ke puskesmas gitu?

Kartini
Iya, iya. Kalau sudah ketemu, saya beri penyuluhan terus saya rujuk, malah saya mendampingi langsung ke puskesmas, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dampingi ke puskesmas.

Kartini
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus di puskesmas dicek, “oh, benar terkena TBC,” terus kalau sudah pasti terkena?

Kartini
Diobati.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Siapa yang mengobati?

Kartini
Puskesmas, medis.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Puskesmas?

Kartini
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dokter di puskesmas.

Kartini
Iya betul.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke.

Kartini
Dokter yang menangani masalah itu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Setelah diobati terus?

Kartini
Setelah diobati, kami ada kunjungan Pak ke rumah memantau terus ketika dia tidak rutin meminum obatnya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dia… memastikan bahwa pasien rutin meminum obatnya? Selama berapa hari?

Kartini
Itu selama setiap hari Pak, pengobatan di 6 bulan itu setiap hari dalam…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ngecekin setiap hari selama 6 bulan?

Kartini
Iya, iya. Tiga bulan setiap hari, untuk 3 bulan ke depannya itu seminggu 3 kali.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Selama yang 3 bulan pertama setiap hari, 3 bulan yang kedua seminggu?

Kartini
Tiga kali.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berarti setiap 2 hari. Oke, ketemu. Terus memastikan dia sembuh gimana?

Kartini
Untuk memastikannya, jadi misalkan pasien tersebut ada berobat 6 bulan, memastikannya kita diperiksa lagi rontgen sama orang medis.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, dirontgen

Kartini
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke.

Kartini
Kalau dia sudah pasti, kalau (hasil tes) BTA (bakteri tahan asam) positif sudah pasti dia sembuh, dia dikatakan sembuh. Tapi kalau BTA negatif…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi sembuh itu setelah dirontgen?

Kartini
Dirontgen. Dicek lagi kembali.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, iya sudah. Bu Ati gimana, benar ini?

Bintarti Soewondo
Betul, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Kartini betul, gitu?

Bintarti Soewondo
Betul, betul.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Betul?

Bintarti Soewondo
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sesuai dengan PPTI tadi? Betul?

Bintarti Soewondo
Sesuai, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke.

Bintarti Soewondo
Kan kita sudah memberi pengarahan sebelumnya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar? Kok ada, saya dengar ada yang salah itu apa? Benar ya?

Bintarti Soewondo
Kan saya diajari juga Pak sama pimpinan saya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, jadi rontgen sama periksa darah?

Bintarti Soewondo
Periksa dahak, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh periksa dahak, saya dengarnya darah gitu. Periksa dahak, ya oke, nggih. Benar Bu ya? Rontgen, periksa dahak ya? Benar ya? Ya, biar semuanya kita punya bahasa yang sama. Ini kita memerangi TBC ini bukan sesuatu yang gampang tetapi kalau semuanya bergerak bersama-sama dan kita sadar ini menjadi urusan bersama-sama, saya kira penyelesaiannya akan lebih mudah.

Bintarti Soewondo
Insyaallah Pak, amin, amin, amin.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Ya, terima kasih Bu. TOSS dulu.
TOSS TBC! Temukan, Obati, Sampai Sembuh.

Oke, terima kasih. Sebentar, sebentar, sebentar Bu, ini ada… nah yang maju saya beri foto. Ini kerja cepat, tadi 5 menit di sini fotonya sudah jadi. Ini yang mahal bukan fotonya, fotonya juga mahal tapi yang mahal ini ini lo, ‘Istana Presiden Republik Indonesia’, ini yang… Kalau album biasa di toko banyak tapi yang ini enggak ada.

Bintarti Soewondo & Kartini
Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, sama-sama. Oh ada sepeda itu, ya sepedanya sekalian diambil. Bu, nanti kalau muter ke kampung enggak usah pakai mobil atau pakai sepeda motor, pakai sepeda ini lebih sehat.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Sekali lagi, bahwa melakukan pencegahan merupakan suatu hal yang sangat penting, melalui lingkungan yang baik, melalui kesadaran masyarakat yang tinggi. Dan perlu saya tegaskan bahwa kita semuanya memang harus mengutamakan pencegahan. Puskesmas itu pusat kesehatan masyarakat, bukan pusat pengobatan masyarakat, ini banyak yang sering keliru. Jadi puskesmas itu menyehatkan masyarakat, pusat kesehatan masyarakat, bukan pusat pengobatan masyarakat. Artinya, puskesmas itu memang dirancang untuk mencegah penyakit.

Jangan ada puskesmas yang bangga karena incomenya banyak, keliru itu. “Pak, saya bisa nyetor PAD (Pendapatan Asli Daerah) sekian,” lo keliru lo, ini keliru. Pendapat seperti ini jangan dibenarkan lo, ini keliru. Puskesmas itu dirancang untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Sekali lagi, mencegah lebih baik daripada mengobati. Lebih baik kita gunakan waktu, tenaga, pikiran, dan anggaran ini untuk mencegah, sudah. Kita harus memercayai ini, dengan tetap siaga dan waspada sebelum masuk ke pengobatan. Tapi kalau sudah terkena ya tadi urusannya adalah TOSS.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim ‘Gerakan Bersama Menuju Eliminasi Tuberkulosis’ pada hari ini saya nyatakan dimulai.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sambutan Terbaru