Penerbangan Internasional Dibuka, Presiden Jokowi Pastikan Kesiapan Seluruh Aspek di Bali

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Oktober 2021
Kategori: Berita
Dibaca: 987 Kali

Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda se-Provinsi Bali, di Kantor Gubernur Bali, Kota Denpasar, Jumat (08/10/2021) siang. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Pemerintah telah memutuskan akan membuka penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada 14 Oktober mendatang. Pembukaan penerbangan internasional ini merupakan bagian dari upaya membuka kembali aktivitas ekonomi Bali.

Pembukaan aktivitas ekonomi Bali ini sangatlah penting mengingat sumber utama penghasilan masyarakat berasal dari sektor pariwisata. Oleh karenanya, menjelang pembukaan tersebut, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mempersiapkannya dengan baik.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Bali, di Kantor Gubernur Bali, Kota Denpasar, Jumat (08/10/2021) siang.

“Kita harus siapkan secara detail infrastruktur, sehingga wisatawan datang, tetapi COVID-nya tetap terkendali,” ujar Presiden.

Presiden juga minta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menunjukkan kesiapannya. “Kita tunjukkan bahwa kita mampu mengelola, mampu mengendalikan dengan manajemen yang ada di lapangan,” imbuhnya.

Pada masa pandemi ini, wisatawan yang datang ke Bali sangat menurun jumlahnya. Tercatat, jumlah wisatawan asing menurun hingga 97 persen, jumlah wisatawan nusantara menurun 27 persen, dan tingkat hunian kamar hotel di bawah 20 persen.

Selain itu, Presiden meminta agar pengalaman-pengalaman negara lain dalam menghadapi COVID-19 turut dipelajari, termasuk pentingnya disiplin menjalankan protokol kesehatan. “Disiplin protokol kesehatan itu sangat menekan angka penyebaran COVID,” kata Presiden.

Dari pengalaman beberapa negara, vaksinasi merupakan hal penting yang harus dijalankan. Di beberapa negara, saat kasus aktifnya sudah mulai menurun dan aktivitas ekonomi dibuka tapi tidak diimbangi dengan kecepatan vaksinasi, telah mengakibatkan kasus melonjak yang diiringi kenaikan angka kematian.

Tapi sebaliknya, di negara yang tingkat vaksinasinya tinggi, ketika aktivitas ekonomi dibuka, angka kasus kematiannya masih tetap rendah. “Jadi artinya apa? Vaksinasi itu sangat menentukan,” ucap Presiden.

Per tanggal 8 Oktober 2021, vaksinasi di Provinsi Bali sendiri telah mencapai 98 persen untuk dosis pertama dan lebih dari 80 persen untuk dosis kedua. Meski demikian, Kepala Negara meminta Pangdam dan Kapolda setempat untuk terus mendorong angka vaksinasi di beberapa wilayah meningkat sebelum tanggal 14 Oktober.

“Kita harapkan nantinya setelah tanggal 14 [Oktober] itu dibuka yang paling penting itu testing dan tracing-nya betul-betul dikerjakan secara maksimal. Terutama yang merah-merah itu agar diperbaiki, misalnya testing rerata mingguan di Bangli 57 persen, di Karangasem 34 persen, dinaikkan. Tracing-nya juga sama, yang masih merah merah agar dinaikkan. Ini menurut saya hanya sentuhan kecil-kecil, tapi memang perlu dilakukan kalau kita sudah buka,” ujarnya.

Melihat situasi tersebut, Presiden optimistis dan berani untuk memutuskan pembukaan penerbangan internasional ke Bali.

“Nanti secara teknis akan disampaikan oleh Pak Gubernur dan dari Pak Menko. Tapi intinya, kita harus menyiapkan infrastrukturnya, infrastruktur kesehatannya, dan tanggal 14 [Oktober] itu betul-betul dibuka itu siap betul. Kalau dari sisi vaksinasi sudah enggak ada masalah,” tandasnya. (BPMI SETPRES/UN)

Berita Terbaru