Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), 16 April 2018, di Kantor Presiden, Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, Rapat Terbatas sore hari ini akan kita evaluasi bersama pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) kita.
Sidang Kabinet Paripurna di 12 Februari yang lalu, saya memberikan arahan kepada Menko Perekonomian untuk melakukan evaluasi, melihat satu persatu pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sampai dengan awal 2018 ini, mana yang betul-betul bisa dieksekusi, mana yang memang tidak mungkin dilaksanakan. Dan proyek-proyek strategis nasional yang belum rampung di tahun 2017 saya minta juga agar segera diselesaikan/dituntaskan pengerjaannya untuk tahun ini.
Begitu pula dengan program dan proyek strategis nasional yang direncanakan untuk mulai dikerjakan 2018, harus betul-betul dipastikan eksekusinya di lapangan. Saya minta diperhatikan dampak dari setiap proyek strategis nasional pada peningkatan nilai tambah perekonomian daerah serta dampak pada upaya (penurunan) kemiskinan dan menekan ketimpangan. Untuk itu, PSN betul-betul harus terintegrasi dalam rangka pengembangan sektor unggulan yang sedang dikembangkan oleh daerah. Misalnya tol laut, harus dipastikan bahwa program ini benar-benar bisa menurunkan biaya logistik, berdampak pada turunnya harga-harga bahan-bahan pokok yang diperlukan rakyat terutama di daerah-daerah kepulauan.
Selain itu, saya juga ingin menekankan agar komunikasi ke publik terus ditingkatkan agar rakyat tahu apa yang tengah dikerjakan, apa manfaat bagi rakyat, bagi masyarakat. Sehingga muncul dan tumbuh rasa ikut memiliki, kemudian ikut mengawasi/memantau langsung pelaksanaan proyek-proyek yang ada. Serta tidak kalah pentingnya, yaitu ikut menjaga dan memelihara setelah proyek tersebut selesai.
Kemudian yang terakhir, saya ingin tekankan lagi mengenai pembiayaan proyek strategis nasional yang tidak mungkin hanya mengandalkan APBN saja. Untuk itu perlu dilakukan model-model pembiayaan alternatif, pembiayaan yang kreatif yang menarik minat investor untuk ikut membiayai PSN. Dan dalam pelaksanaannya saya juga minta jangan semuanya dilakukan oleh BUMN, jangan juga dikerjakan oleh anak-anak BUMN. Libatkan sektor swasta, terutama swasta- swasta yang berada di daerah dimana proyek itu dikerjakan.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.